Mohon tunggu...
Handy Fernandy
Handy Fernandy Mohon Tunggu... Dosen - Pelaku Industri Kreatif

Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdatul Ulama Indonesia (Unusia), Ketua LTN NU Kota Depok, dan Pengurus Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana (Graisena)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hamdan Hamedan, Bapak Atlet Diaspora Indonesia

21 Maret 2024   04:10 Diperbarui: 21 Maret 2024   04:24 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hamdan Hamedan (Sumber: Kompas.com)

Menpora Dito Ariotedjo bersama Hamdan Hamedan (suaramerdeka.com)
Menpora Dito Ariotedjo bersama Hamdan Hamedan (suaramerdeka.com)
Mimpi Indonesia Emas 2045 dengan Memaksimalkan Potensi Diaspora

Pada tahun 2045 mendatang, Indonesia sendiri akan genap berusia 100 tahun alias satu abad. Pada tahun tersebut, ditargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia.

Tentunya untuk menuju target tersebut, Indonesia perlu membangun SDM yang unggul di berbagai bidang. Diaspora Indonesia dapat dikatakan juga memiliki posisi yang strategis untuk menuju visi Indonesia Emas.

Hal tersebut disadari oleh Hamdan Hamedan. Pria yang lama menghabiskan waktu di luar negeri dan juga pernah menjabat Direktur Eksekutif Diaspora Indonesia itu melihat bahwa untuk mensukseskan program Indonesia Emas 2045, jutaan Diaspora Indonesia di luar negeri harus bisa dipetakan secara maksimal dan potensinya bisa bermanfaat tidak hanya di bidang olahraga tetapi juga bidang lainnya seperti iptek.

Ide Departemen Diaspora sebagai pusat data orang Indonesia atau yang berdarah Indonesia--yang sudah diinisiasi oleh Hamdan sejak dirinya masih di PSSI---harusnya bisa menjadi jawaban salah satu solusi untuk meningkatkan citra negara sebagai bangsa yang besar dan mampu bersaing dan menjadi branding yang bagus sebagai garda depan mengawal visi 2045: Indonesia Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur.

Apalagi banyak diaspora Indonesia yang berprestasi. Misalnya seperti sosok Carina Citra Dewi Joe yang menjadi salah satu tim penemu vaksin AstraZeneca yang merupakan seperti dilansir BBC merupakan vaksin yang paling luas jangkauannya, dengan lokasi produksi di lebih selusin laboratorium di lima benua. Vaksin ini digunakan di lebih 170 negara, termasuk Indonesia.

Secara tidak langsung peran Carina tidak hanya berperan atas hajat hidup orang banyak tetapi membanggakan Indonesia.

"Mimpi saya adalah membangun Departemen Diaspora. Departemen tersebut memungkinkan kita untuk mendata potensi diaspora dengan cermat, memanfaatkan kolam besar talenta Indonesia di luar negeri," tulis Hamdan di akun Instagram miliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun