Mohon tunggu...
Handy Fernandy
Handy Fernandy Mohon Tunggu... Dosen - Pelaku Industri Kreatif

Dosen Sistem Informasi Universitas Nahdatul Ulama Indonesia (Unusia) Pengurus Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana (Graisena)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Boxing Day Ala Nicolas Anelka Antara Rekor, Solidaritas dan Kecaman

1 Januari 2014   20:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Selebrasi Yang Di Kecam (image source by google.com)"][/caption]

Boxing day selalu menjadi hal yang istimewa, tak terkecuali rakyat Inggris yang merasakan serunya menyaksikan laga-laga penting satu hari setelah natal dimana hampir semua kompetisi di Eropa meliburkan diri merayakan Natal dan Tahun Baru, Premier League justru tetap menggelat pertandingan.

Tradisi Boxing Day dalam sejarah adalah sebuah perayaan ini untuk menghargai para pekerja (buruh)  yang tetap bekerja di hari Natal dan esok harinya para pekerja tersebut mendapat libur dan menerima berbagai macam hadiah dalam bentuk kotak (boxes) sehingga di kemudian hari orang-orang menyebutnya boxing day, dalam hal Sepak Bola laga di Boxing Day adalah memberikan hadiah bagi suporter tim mereka.

Nicolas Anelka mungkin saat ini adalah orang yang mendapatkan kado spesial di laga Boxing day, meski dirinya gagal membawa timnya meraih kemenangan saat bermain melawan West Ham United di Boleyn Ground kandang West Ham United dengan laga yang berakhir sama kuat 3-3.

Di Laga ini Nicolas Anelka berhasil mencetak gol pertamanya musim ini bersama klub barunya West Bromwich Albion, dengan dua gol yang disarangkan ini sekaligus mencetak rekor baru sebagai pemain kesembilan yang mencetak gol untuk enam klub berbeda di Liga Premier Inggris, dengan tambahan dua gol menggenapkan koleksi gol Anelka menjadi 125 gol di tanah inggris setelah gol terakhir yang dia cetak di tahun 2011 lalu.

Sebelumnya, Anelka juga pernah menyumbangkan gol untuk tim lainnya di kasta tertinggi sepakbola Inggris tersebut, yaitu saat dirinya berseragam Arsenal, Liverpool, Manchester City, Bolton Wanderers, Chelsea dan West Brom di musim 2013/14 ini.

Sebelum Anelka, pemain yang telah mencetak gol untuk enam klub berbeda di Liga Primer adalah Les Ferdinand, Marcus Bent, Darren Bent, Craig Bellamy, Robbie Keane, Nick Barmby, Andy Cole dan Petr Crouch.

Namun di tengah rekor gemilang Anelka tersebut terselip masalah yang membuat beberapa orang mengutuk Anelka, bukan karena rekor yang dia ciptakan, namun karena selebrasi gol yang di anggap melecehkan suatu agama tertentu.

Selebrasi Quenelle atau semacam salut anti kemapaman membuat Anelka dituduh melakukan selebrasi yang mengarah kepada tindakan anti-semitisme atau ungkapan kebencian terhadap kaum Yahudi saat dirinya mencetak gol pembuka untuk timnya.

Anelka mengaku tak bermaksud demikian, dirinya hanya melakukan selebrasinya tersebut untuk temannya seorang komedian asal Prancis Dieudonne (M'bala M'bala) ungkap dirinya di twitter beberapa saat setelah pertandingan usai.

Siapa Dieudonne ? Dieudonne merupakan teman Anelka. Dia menyebut gerakan itu sebagai simbol anti kemapanan. Gara-gara "kreativitasnya" membuat gerakan itu dalam aksi komedinya, dia harus berhadapan dengan pengadilan Prancis. Dukungan buat Dieudonne juga mengalir dari masyarakat, mereka bahkan sengaja secara bersama-sama melakukan gerakan yang biasa dilakukan Dieudonne pada saat di Pengadilan. Sedangkan bentuk dukungan Anelka pada Dieudonne adalah dengan membuat gerakan yang sama sebagai selebrasi usai mencetak gol.

[caption id="" align="aligncenter" width="615" caption=" Dukungan Untuk Sahabat (Image by twitter.com)"]

Dukungan Untuk Sahabat (Image by twitter.com)
Dukungan Untuk Sahabat (Image by twitter.com)
[/caption]

Baru-baru ini, gerakan itu juga mendapat tanggapan serius dari Menteri Dalam Negeri Prancis, Manuel Valls. Dia menyebut gerakan tersebut sebagai isyarat anti-Yahudi. Valls mengatakan dia akan melakukan apa pun untuk mencegah Dieudonne mengkampanyekan gerakan yang dinilai rasis karena termasuk anti-Semitis (anti Yahudi).

Setali tiga uang  Menteri Olahraga Prancis, Valerie Fourneyron pun merasa perlu ikut berkomentar. Malam hari setelah terjadinya selebrasi Anelka itu menilai selebrasi yang dilakukan Anelkan itu sebagai sebuah gerakan yang 'provokatif, mengejutkan, dan menjijikkan'. Dia menambahkan: 'Anti-Semitisme dan hasutan untuk kebencian tidak memiliki tempat di lapangan sepak bola," seperti dilansir Dailymail.

Berkat ulah Anelka tersebut pihak FA sebagai otoritas tertinggi Sepak Bola Inggris pun memberikan hukuman sanksi kepada Anelka yang menirukan gaya seorang pelawak, hal yang ganjil mengingat hal tersebut adalah sesungguhnya lelucon, ada indikasi bahwa orang Eropa, khususnya Prancis yang vokal menyuarakan " La Déclaration des droits de l'Homme et du citoyen" sepertinya amnesia dan terus mempersoalkan hal tersebut.

Lain hal di sebuah negara yang berada jauh dari Prancis yang kini tengah tergila-gila oleh acara yang menampilkan gerakan erotis bernama oplosan, dimana di acara tersebut menawarkan guyonan/lawakan kasar hingga menjurus ke hal pornografi namun tetap saja di diamkan oleh lembaga yang berwenang. Yak mungkin Anelka dapat mencoba selebrasi oplosan guna menghindari hukuman FA yang di kenal tegas menghukum pemain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun