Tapi anehnya beliau ini dihubungi saat tayangan program tersebut belum mengudara, alias diluar jadwal siar. Karena hati merasa beruntung dan senang dihubungi oleh artis papan atas, tanpa ambil fikir panjang dan cari kebenarannya beliau langsung menuju ATM dan mentransfer sejumlah uang.
Bagaikan menunggu lautan kering, yang dinanti tak kunjung masuk ke rekening. Usaha menghubungi gagal karena nomor diblokir. Mencoba bantuan kerabat, akhirnya tak membuahkan hasil. Update di medsos, jadi bahan cemoohan. Serba salah. Hanya pasrah dan tunggu rejeki dari lain pintu.
Serta masih tingginya tingkat kepercayaan pada sebuah image seseorang yang kerap muncul dihadapan publik menyebabkan mandeknya sumbu fikir serta daya talar.Â
Selain itu, faktor ekonomi mempengaruhi tingginya angka kriminalitas dengan modus penipuan seperti ini. Korbanpun tidak satu dua, banyak diluar sana yang lebih parah lagi.
Selain itu, hubungan antar individu yang terhubung pada lini masa media sosial jarang sekali yang membicarakan topik edukasi. Jika Anda pengguna facebook aktif pasti mengikuti beberapa grup komunitas.Â
Komunitas mobil, sepeda, foto hingga jual beli. Apa yang ramai dibicarakan ? Yang tak lain dan bukan adalah mutualisme atau kesamaan faham maupun pandangan.Â
Jika saya suka sepeda, makan di grup sepeda akan membahas roda apa yang saya pakai, bagaimana saya memasangnya, apa merknya tapi jarang sekali saya membicarakan bagaimana membeli roda yang baik.Â
Saya bisa mendapatkan roda dengan kualitas bagus. Atau membicarakan bagaimana supaya terhindar dari penipu roda.Â
Kalaupun Anda membuat sebuah thread( dibaca postingan panjang) edukasi, engagement tidak terlalu tinggi bahkan postingan Anda tenggelam oleh postingan gambar yang lebih berwarna-warni atau postingan gosip. Membuat sebuah video edukasi, untuk apa? Tidak ada untungnya jika dimonetisasi dalam lingkaran sosial terdekat.
Itu yang terjadi pada masyarakat kita. Melewatkan bahasan yang memang seharusnya dibicarakan. Ketika ada pertanyaan, lantas edukasi seperti apa yang harus dimunculkan untuk menghindari giveaway palsu, jawabannya adalah edukasi dalam membaca.Â