Mohon tunggu...
hands sbastiand
hands sbastiand Mohon Tunggu... -

mencintai kebebasan namun membenci kenyataan pahit....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Minyak..... Lagi-lagi Minyak....

28 Maret 2012   13:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:21 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

saya sulit mengatakan apakah ini pragmatis atau pesimistis atau malah idealis.... maaf,

BBM

sulit saya mengambil sikap dalam hal ini,
pertama saya masih mendalami berbagai diskusi yang telah beberapa saya ikuti
kedua sungguh masalah pelik ini susah sekali untuk menerawang kebijakan subsidi ini, karena saya cenderung berpihak bahwasanya "subsidi bbm" itu seperti candu
ketiga, penikmat subsidi ini memang adanya dinikmati oleh mereka yang mampu
keempat, tetapi saya setuju dengan pak Kwik bahwasanya negara ini selalu di dekte oleh barat
kelima, harga minyak global ini lah yang harusnya di perhatikan

penjelasanya
1. Subsidi BBM seperti candu, memang adanya demikian. Pembelian kendaraan bermotor di indonesia sungguh sangat memprihatinkan. Ini salah satu sebab mengapa pembelian ini bisa sangat tidak terkendali karena BBM kita ini murah sekali. Bayangkan kalau kita semua pengguna pertamax yang bukan BBM subsidi, bisa saja membuat mereka yang mau membeli kendaraan menjadi berpikir ulang karena baiknya menggunakan trasportasi umum. Nah.. dalam hal ini subsidi BBM di alihkan saja ke pembangunan infrastruktur dan subsidi transportasi umum. Dengan catatan sarana transportasi umum kita dibenahi ke level yang memang benar layak dinikmati oleh semua golongan masyarakat. Candu tadi bukan hanya berdampak pada pembelian kendaraan bermotor, tetapi juga membuat rakyat malas karena selalu di suapi dengan pengennya selalu murah sampai barang asli pun akan selalu di lihat murah (pembajakan). Belum lagi efek candu yang selalu dilakukan parah lintah darat yang ingin mengambil keuntungan penjualan bbm bersubsidi di atas harga pasar nasional. Para negara tetangga yang selalu menyelundupkan BBM kita. Banyak lagi efek candu yang bisa penulis jelaskan.
2. Namun, penulis juga agak sedikit pesimis dengan pemerintah kita yang sepertinya selalu di bawah kendali barat. Dalam hal sikap politik luar negeri yang diam dan cenderung ragu untuk berpihak kepada iran atau barat. Juga, Ladang minyak kita ini (bisa saya katakan) dikuasai oleh perusahaan asing, solusi ekstreamnya Nasionalisasi perusahaan minyak asing (maaf sekali saya tidak bisa memberikan bagaimana caranya) tetapi bisa kita pelajari dari bagaimana Venezuela dan Kuba pernah melakukan ini. Solusi menengahnya, kita bisa memperbaharui perjanjian atau kesepakatan kepada perusahaan asing ini terhadap bagi hasil setiap kesepakatan yang memberatkan kita sekarang. Solusi singkat, bagi penulis lakukan transparansi saja. sebenarnya minyak kita ini bagaimana, dan minyak yang dikuasai asing bagaimana. Lagi-lagi pemerintah ini seperti nya terlihat bawahan dari barat (AS). Susah juga kalau seperti ini.
3. Minyak dunia ini seperti pasar modal, sangat rentan terhadap berbagai gejolak dunia. Sudah sepantasnya persiapan dan perencanaan APBN kita selalu bisa memprediksi gejolak minyak dunia.
4. ini yang selalu dikhawatirkan, kenaikan ini selalu bernuansa politik oleh si beye ini....
saya bukan berarti pendukung pemerintah dan juga membenci pendemo
jutru saya selalu mendukung mereka yang mendemo karena itu adalah bukti bahwa demokrasi kita berjalan dengan semestinya. Tetapi, anarkis Dan penurunan paksa presiden dan wakil presiden selalu berharap saya hindarkan. Karena anarkis bukan hati nurani dari rakyat indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh para mahasiswa, juga penurunan paksa adalah hal yang sangat terlarang karena presiden itu simbol negara kita juga sudah 2 kali melakukan ini dan efek dari revolusi dan reformasi yang pernah terjadi adalah sungguh memberatkan negara kita sendiri. (kita akan disuntik oleh dana IMF dan Bank dunia yang layaknya para rentenir kampung).
Sungguh penulis selalu berharap pemerintah ini bisa selalu memegang amanat dari konstitusi kita.

Solusinya,
Kita sudah sepantasnya memprhatikan isu ini dan berharap keputusan DPR adalah keputusan yang terbaik untuk rakyat.
Semoga tuhan selalu memberkati negara tercinta ini. Amien.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun