Mohon tunggu...
Handry TM
Handry TM Mohon Tunggu... -

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Emirates dan "Tabung Masa Depan"

25 Desember 2016   10:36 Diperbarui: 25 Desember 2016   10:52 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sejak pertama kali pesawat terbang dibuat, manusia telah menaikinya dengan penuh ketakutan. Tapi mengapa ketika berada di kabin burung besi itu ia seolah mendapatkan masa depan?

MUNGKIN benar yang dilakukan Soichiro Honda saat berusia delapan tahun. Ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil agar bisa menyaksikan sebuah pesawat terbang di ketinggian. Ia sangat terobsesi terhadap burung besi yang volumenya lebih berat dari udara, namun bisa melayang di ruang kosong.

Semua itu jasa dua bersaudara,  Orville Wright (19 Agustus 1871 - 30 Januari 1948) dan Wilbur Wright (16 April 1867 - 30 Mei 1912) sang penemu pertama pesawat udara. Di sebuah pagi bercuaca dingin pada 17 Desember 1903, keduanya berhasil menerbangkan rancangan pesawatnya di Kitty Hawk, Carolina Utara. Kedunya berjingkat kegirangan ketika burung besi sederhana buatannya mampu mengudara selama 12 detik menempuh ketinggian hingga 37 meter dari permukaan tanah.

Para penggagas pesawat terbang ini boleh dibilang seorang seniman tanpa tanding. Ia mencipta mimpi bagaimana manusia kelak bisa terbang, mencapai harapan tercepatnya dengan pesawat bermesin. Pesawat mengubah perilaku manusia menjadi makhluk supersonic, yang mampu menempuh jarak terjauh dengan kecepatan di atas 700 km perjam.

Para pahlawan pengembang pesawat terbang tidak hanya Wright bersaudara. Rupanya di belahan benua lain lahir Samuel F Cody yang melakukan aksinya di lapangan Fanborough, Inggris tahun 1910. Dan yang tak kalah mengejutkan adalah Anthony Herman Gerard Fokker, penemu pesawat terbang jenis Fokker yang lahir di Blitar, Jawa Timur pada 6 April 1890.  Insinyur keturunan  Belanda ini meninggal di New York City pada usia 49 tahun, ia tidak sempat menyaksikan keberhasilan pabrik pesawat terbang yang dilanjutkan para ahli warisnya.

Pesawat terbang menampilkan romantisme spesifik di akal pikir manusia. Bagaimana mungkin sebuah tabung besi yang berat itu memiliki kekuatan sendiri menerbangan ratusan manusia. Hingga zaman berganti, generasi berubah menjelma masyarakat tak berbentuk, penerbangan antarbenua kian menjadi tumpuan. Penerbangan dengan pesawat terbang ditulis di dalam novel, puisi dan karya jurnalistik secara indah. Anak-anak memiliki bayangan puncak, bahwa cita-cita tertinggi kelak adalah naik pesawat terbang.

Jarak dan perjalanan sudah bukan lagi persoalan. Manusia bisa berganti benua hanya dalam hitungan hari. Makan siang lintas negara cuma memangkas hitungan jam. Di dalam pesawat, manusia membayangkan dirinya adalah makhluk yang bisa terbang. Ia sedang hidup di tabung masa depan yang tidak semua orang mampu memperoleh kesempatan. Maka, berbagai maskapai penerbangan masa kini tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Memberi yang terbaik terhadap passenger, berupa kenyamanan, makan enak dan segala keperluan yang memanjakan. Bagaimana membuat seseorang tidak takut dan membayangkan situasi terburuk saat terbang. Inilah yang disebut sebagai pengalihan suasana, sementara dunia industri menangkapnya.

           

Emirates

Pesawat terbang menyumbang perkembangan industri transportasi dunia dengan sangat signifikan. Sepuluh maskapai penerbangan terbaik dunia, tahun ini diraih oleh Emirates,  Qatar Airways, Singapore Airlines, Cathay Pacific, ANA All Nippon Airways, Etihad Airways, Turkish Airlines, EVA Air, Qantas Airways dan  Lufthansa . Dari sepuluh yang terbaik itu, Emirates menduduki posisi pertama berdasarkan rekomendasi Skytrax World Airline Awards.

Mengapa Emirates bisa terbaik di antara para jagoan maskapai dunia? Salah satu jawabannya adalah, karena perusahaan ini dibangun dengan kultur global. Banyak yang tidak menyangka kalau Emirates sebenarnya perusahaan milik negara. Pada tahun 1985 pemerintah Dubai, Uni Emirat Arab, mendirikan Emirates dengan rute penerbangan hanya ke Bombay, New Delhi dan Karachi. Baru dua tahun berikutnya mengembagkan diri ke rute beberapa negara di Eropa.

Kini nama Emirates tidak hanya identik dengan maskapai penerbangan yang telah membukukan lebih dari 500 penghargaan. Generasi pecinta bola bahkan terpateri benaknya dengan sebuah klub liga sepakbola Inggris sangat terkenal, Arsenal. Base camp Arsenal yang bernama Emirates Stadium itu tidak lepas dari campur tangan maskapai terbaik dunia itu.

Emirates menyambung kontrak dukungan terhadap Arsenal selama limabelas tahun sejak 2006 atas stadion terbesar kedua di Liga Iggris setelah Old Trafford (Manchester United). Berkapasitas hampir 70.000 penonton, yang pembangunannya memakan biaya sebesar 430 juta poundsterling.

Pesawat terbang tidak hanya menyumbang industri transportasi kelas tinggi, namun juga berkontribusi besar terhadap klub-klub olahraga elite di Inggris. Terutama sepakbola, ada nama Etihad di Manchester City, Air Asia di QPR dan banyak lagi. Brand yang dijajakan adalah sukses pengelolaan dan sukses pelayanan. Tidak heran kalau sejumlah maskapai penerbangan memiliki tagline yang is smiling dan mengundang optimisme masa depan. Emirates ber - tagline Hello Tomorrow, Etihad bangga dengan slogannya From Abu Dhabi To The World, dan Lufthansa memasang kata-kata There's No Better Way to Fly.

Di manakah posisi kepribadian seorang penumpang saat terbang di atas ketinggian? Ia membayangkan sedang menjadi manusia setengah dewa yang letaknya hampir dekat dengan surga. Ia manusia terpilih yang diberi kesempatan Tuhan lebih dari yang lain. Adalah sebuah kemudahan besar bisa berada di tabung masa depan bersama yang lain.

Pesawat memudahkan cara pandang para penumpangnya untuk memahami, bahwa ada fase eksklusif yang secara radikal sedang ia jalani. Yakni mengkonstruksi dirinya dengan tugas yang lebih berat dibanding manusia yang masih “menginjak bumi.” Apa yang disebut sebagai “sukses besar” di dalam tabung masa depan bernama pesawat terbang itu sebenarnya konstruksi imajinasi. Jika Anda tidak mampu mengemban tugas besar, akan merasa bersalah dan sia-sia.

Mari kita bayangkan bersama, bagaimana mungkin orang bepergian dari Sydney ke London hanya untuk sebuah pertemuan makan siang biasa dengan teman yang tidak istimewa? Fragmen tersebut mungkin akan dikecam oleh sikap kearifan yang selama ini mendamba kesederhanaan.

Penulis adalah pengelola Ezzpro Medi

Quotes  

Emirates memiliki tagline Hello Tomorrow, Etihad bangga dengan slogannya From Abu Dhabi to The World, dan Lufthansa memasang kata-kata There's No Better Way to Fly.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun