sebatang pohon mangga, merasa tua dan hendak menemui ajalnya. tapi di
belakang rumah ibu, anak-anak dengan riang mengerat kulit kayu. – “jika
ku perih, anak - anak pasti bermimpi seakan sedih.” merasa hampir
tiada, pohon itu pun menangis lirih. mengharap sungai hutan
menghanyutinya hingga ke ujung malam.
tiba-tiba badai, angin dan hujan menderai –
pohon tua pun tumbang ke tanah, luka kulitnya memerah
tapi tuhan bernyanyi, malam pun sunyi. entah angin atau siapa menidurkannya.
merasa
tua dan hendak menemui ajalnya, “jemput aku, tuhan, tak kuingin
malaikat, jangan bikin upacara terlalu cepat,” kata si pohon tua.
akankah kau terka, bahwa tuhan mengabulkannya?
Semarang, 1 Feb 2011, tengah malam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H