Sehingga tentu memerlukan pengaturan dan manajemen yang luar biasa. Jangan sampai keluarga kita terlalu dikorbankan.Â
Karena kita juga memiliki tanggungjawab atas mereka. Bahkan dalam konteks yang terlihat "sederhana" seperti liburan.Â
Tugas dan kewajiban anak sekolah saat ini pun bisa membuat anak-anak mengalami tumpukan beban pikiran yang tidak sesederhana saat kita sekolah dulu sehingga anak-anak memerlukan release atau pelepasann beban dan bagi sebuah keluarga di tengah deraan laju kehidupan saat ini membutuhkan quality time sehingga perlu meluangkan waktu sejenak bersama meski hanya sehari dua hari.Â
Belum lagi mendadak harus mendampingi orang tua yang sakit bahkan hingga wafat atau kita sendiri yang harus mengalami ujian sakit. Sekedar berbagi, saat saya mengikuti pertemuan di Departemen tempat saya studi Ketua Program Studi Pasca Sarjana yang sangat bijak dan cerdas memberikan gambaran dengan sangat detail, nyata, dan dalam Bahasa yang clear,Â
"Kebanyakan kalau ga keluarga sakit, meninggal, kita yang sakit. Semua itu harus bisa dihadapi." kurang lebih beliau memberikan gambaran ke depan selama studi doktoral.Â
Lalu beliau menceritakan satu persatu kasus yang dihadapi mahasiswa/I di departemen yang saat itu beliau pimpin. Ternyata itulah yang memang terjadi pada diri saya. Diawal studi Ibu saya sakit lalu meninggal dunia.Â
Tentu saja segala macam rangkaiannya termasuk kewajiban mengadakan dan menghadiri selametan tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari berdampak pula. Â
Ujian kesehatan mendadak juga bisa terjadi. Hal itu saya alami.Â
Saya yang biasanya sehat-sehat saja (kecuali masalah bulanan karena ada ademiosis dan endometriosis) tiba-tiba merasakan keganjilan sehingga memutuskan periksa lebih lanjut dan akhirnya harus mondar-mandir dari puskesmas (antri tentunya) minta rujukan BPJS kemudian berlanjut dari satu RS ke RS lain, dari dokter ke dokter, dari terapi ke terapi hehe..Â
Ke semua itu adalah rangkaian yang berbeda bila pada saat kita melakukan studi S1 dan S2.
Kembali pada dampaknya terhadap bagaimana kita menimbang tugas belajar. Tugas belajar membuat kita dilepaskan dari kewajiban sehari-hari.Â