Mohon tunggu...
handrini
handrini Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional

world are wide, but there's only small spot to make a mistake, Be wise, get grow, so can mature at the same time. be wise it's not easy eithout make wisely as a habit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Mendampingi Anak Memilih Perguruan Tinggi Negeri

18 Mei 2022   23:44 Diperbarui: 18 Mei 2022   23:45 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK) 2022 di Indonesia dimulai Selasa, 17 Mei sampai Jumat, 3 Juni 2022 ini. Sebagai orang tua tentunya ingin seoptimal mungkin mendampingi anak dalam memilih perguruan tinggi yang tepat. Bagi mereka yang berkecukupan tentu akan sedikit masalah. Sebab di Indonesia mengenal setidaknya tiga jalur masuk perguruan tinggi negeri, yaitu: Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Ujian Mandiri. (SNMPTN) adalah salah satu jalur masuk perguruan tinggi melalui nilai rapor dan prestasi akademik.

Sebenarnya proses mendampingi dimulai dari awal masuk sekolah. Sebab jalur SNMPTN dimulai dari rapor semester pertama hingga lima semester berikut prestasi non-akademik siswa selama sekolah. Setiap PTN menetapkan kuota masing-masing. Kemudian setiap siswa mendaftarkan di portal, selanjutnya dilakukan pemeringkatan oleh sekolah dan kemudian siswa yang terpilih mendaftar lewat jalur SNMPTN di PTN yang dituju. Pada tahapan SNMPTN dan SBMPTN sebenarnya pertimbangannya sama, yaitu minat siswa, kuota atau daya tampung serta perkiraan pendaftar berdasarkan jumlah pendaftar tahun lalu.

Lantas bagaimana sebaiknya orang tua dalam mendampingi anak saat menentukan pilihan PTN? Dalam hal ini ada dua pilihan, yaitu pertama, apakah kita akan memilih menjadi orang tua yang mempercayakan dan mendidik anak untuk mandiri dalam mencari informasi dan melatih anak untuk belajar mengambil keputusan setidaknya untuk menentukan sejumlah alternatif pilihan untuk didiskusikan bersama orang tua. Ataukah kedua, membantu secara penuh anak untuk mencari informasi perihal Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan untuk jalur mandiri ada tambahan Iuran Pengembangan Institusi (IPI).

Sebagai orang tua, saya sendiri waktu itu memilih menjadi orang tua yang percaya ke anak. Waktu itu kurang lebih hanya menyampaikan ke anak perihal batas kemampuan sebagai orang tua untuk membayar uang kuliah berikut uang kost dan makan sehari-hari serta transportasi.

"Kakak paham kemampuan keuangan mama. Kakak bisa browsing di web tentang berapa uang kuliah di setiap jurusan dan universitas yang kakak inginkan. Kakak lebih tahu kakak nyaman dan suka dimana, seperti apa, jadi sebaiknya kakak yang cari tahu dan susun alternative-alternatif pilihan. Yang penting sih kejar nilai UTBK dulu jadi lebih fleksibel mau pilih mana," kurang lebih itu yang saya sampaikan.

Berdasarkan pengalaman, di What'sapp Group siswa mereka juga saling berbagi informasi dan pertimbangan. Ada alumni dan para pengajar sekolah juga yang memberikan informasi tentang apa saja program yang ada di setiap jurusan di masing-masing universitas yang menjadi pertimbangan mereka. Misal ada jurusan yang sama di dua PTN yang berbeda, yang satu memiliki brand lebih tinggi, namun berdasarkan informasi yang mereka terima, ternyata di PTN satunya memiliki program kerjasama dengan PTN negara lain. Pertimbangan semacam itu kerap kali luput dari pengetahuan kita sebagai orang tua. Jadi, pertimbangan tidak hanya sekedar terkait besaran UKT dan IPI tapi juga bagaimana kualitas pengajaran dan daya terserap di lapangan pekerjaan.

Hal terpenting adalah kesesuaian dengan minat anak. Banyak kasus yang dijumpai, Pendidikan yang ditempuh di PTN tidak berguna untuk anak dalam bekerja karena saat memutuskan kuliah dominasi orang tua terlalu besar sehingga anak hanya sekedar kuliah dan lulus untuk menyenangkan orang tua. Sementara pada saat bekerja, pada akhirnya anak akan lebih bergantung pada minat mereka.

Namun pada akhirnya bagaimana pola pendampingan kita sebagai orang tua untuk anak saat menentukan dilihan PTN akan sangat bergantung pada karakter dan tipikal anak juga serta situasi dan kondisi. Tidak pernah ada konsep pendampingan yang ideal 100% dan sama sekalipun untuk anak berbeda dari keluarga yang sama. Karena itu sebagai orang tua mau tidak mau benar-benar harus bijak dan mempertimbangkan alternatif terbaik sesuai dengan minat dan bakat dari anak kita. Arahkan pilihan sesuai dengan minat dan bakat serta kemampuan finansial orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun