Mohon tunggu...
handrini
handrini Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional

world are wide, but there's only small spot to make a mistake, Be wise, get grow, so can mature at the same time. be wise it's not easy eithout make wisely as a habit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Kepemimpinan dari Captain Abdul Rozaq dan Captain Sully

16 Januari 2020   10:49 Diperbarui: 17 Juni 2021   08:23 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Kepemimpinan dari Captain Abdul Rozaq dan Captain Sully (unsplash/annie-spratt)

Namun tak berhasil dan pesawat terus turun dari 23.000 kaki hingga ke 8000 kaki. "Mayday...mayday!" Copilot Haryadi Gunawan berusaha menyampaikan pesan kondisi darurat. "Percuma karena semua peralatan mati. Radio juga mati" kata Captain Abdul Rozaq. Pesawat masih di tengah awan cumulo saat itu.

"Prepare emergency. Mesin dua-duanya mati. Tolong siapkan di belakang!" teriak captain Abdul Rozaq kembali berteriak lagi yang lebih keras sambil terus mengemudikan pesawat secara manual. 

"Prepare emergency, please for impact.," teriak Captain Abdul Rozaq lebih keras karena semua mesin mati membuat cockpit tidak dapat berkomunikasi mengunakan perangkat elektronik yang tersedia. Sedangkan first officer Haryadi Gunawan langsung menggedor pintu kabin. Dan akhirnya, dari belakang pun terdengar teriakan, "Ready."

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar...." berulang kali Captain Abdul Rozaq terus menerus melafalkan kalimatullah itu ditengah kondisi darurat itu tanpa henti. Pesawat tiba-tiba keluar dari awan sehingga kedua pilot dapat melihat kondisi di bawah. 

Co pilot Haryadi Gunawan mengusulkan mendarat di sawah. Namun Captain Abdul Rozaq berpendapat mendarat di sungai lebih kecil resikonya karena jika di sawah badan pesawat akan bergesekan lebih keras.

Baca juga : Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memanajemen Belajar Anak pada Masa Pandemi

Pesawat terus meluncur turun. Ternyata terlihat ada jembatan melintang. Pesawat dibelokkan lebih dulu agar dapat melewati jembatan. Berhasil melewati jembatan, pesawat terus meluncur dan tepat di depannya menghadang lagi jembatan beton kedua, yang siap melumat pesawat apabila menabraknya. 

Namun tanpa disangka, sebelum sampai jembatan, tiba-tiba pesawat itu menabrak batu hingga bagian belakangnya sobek, dan membuat pesawat mendadak berbelok ke kanan, ke tempat yang lebih dangkal, dan tidak menabrak jembatan. 

Pada saat itulah, salah seorang pramugari tersedot keluar dan meninggal akibat lubang oleh batu besar tadi Teriring doa untuk almarhumah Santi Anggraeni . 

Pesawat akhirnya berhenti dengan selamat di sisi kanan sungai pada tempat yang dangkal. Padahal, di sekitarnya kedalaman air sekitar 10 meter. Subhanallah..

di dekat sungai tempat mendarat daruratnya GA 421 tersebut terdapat sebuah rumah kosong dan sebuah mobil sehingga para penumpang bisa segera dievakuasi, Luar biasanya lagi diantara barang penumpang tidak ada satu pun yang hilang karena penduduk sekitar di desa Serenan dengan sigap mengevakuasi semua penumpang berikut barang bawaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun