Awalnya karena kewajiban dan keterpaksaan sebagai single fighter, saya kerap melakukan solo traveling. Namun, akhirnya saya bisa juga enjoy melakukan solo traveling dalam artian melakukan wisata seorang diri. Saya mencoba menghitung dengan jari berapa kali saya melakukan wisata solo, mulai dari diving ke Wakatobi, Batam, Samalona, Pematang Siantar, hingga Ternate dan berbagai tempat lainnya. Untuk perjalanan ke luar negeri seorang diri, hanya umroh. Tapi itu bukan traveling solo menurut saya karena saat umroh saya ikut dalam group Darul Quran dan semua dalam grup tersebut saling membantu.
Banyak suka-duka saat melakukan solo traveling bagi wanita. Salah satunya adalah harus benar-benar mampu menjaga diri. Seperti saat traveling di Ternate, mendadak pintu kamar saya di gedor-gedor. Secara spontan, mungkin kita akan langsung tanpa sadar membuka pintu karena terkejut. Tapi untunglah, saya masih mampu mengendalikan spontanitas saya dan menahan diri untuk tidak mengacuhkan gedoran pintu dan tidak merespons gedoran pintu tersebut. Saya hanya memasang telinga baik-baik. Tidak ada teriakan kebakaran atau keributan lain. Jadi, saya putuskan mendiamkan gedoran pintu tersebut. Paginya baru saya sampaikan kepada petugas hotel tentang kejadian yang saya alami sekaligus melancarkan “protes” secara halus mengingat hotel tempat saya menginap tergolong memiliki citra bagus.
Untuk biaya, tentu jatuhnya jauh lebih mahal ketika kita melakukan solo traveling. Untuk sewa kapal misalnya, ke Samalona dari Makasar Rp.400.000,- tentunya akan jauh lebih murah ketika kita traveling berombongan. Demikian pula penginapan di Patuno Resort Wakatobi misalnya satu malam Rp.750.000,- akan sangat terasa jika kita melakukan solo traveling. Duka yang tak terduga, seperti yang saya alami saat tiba di Pematang Siantar pukul 21.00 WIB lewat dalam keadaan gelap gulita. Ternyata mati lampu total.
Meski banyak dukanya, melakukan solo traveling juga memiliki berbagai keuntungan. Kita mampu benar-benar mendekat kepada Sang Pencipta dan alam. Manfaat lainnya kita tidak akan bergantung kepada orang dan melatih kemandirian kita. Manfaat lainnya kita akan bebas mengeksplorasi berbagai lokasi yang kita inginkan. Kita juga bebas mengeksplorasi berbagai hal yang ingin kita dalami dan resapi. Misalnya bagi saya, pasar-pasar tradisional menjadi destinasi wajib untuk merasakan kehidupan setempat. Jika bepergian berombongan, tentu hobi wajib saya akan “terhalangi” atau bahkan tidak bakalan kesampaian mengeksplorasi sudut-sudut “sumpek” pasar tradisional yang kumuh, kotor, jeblok seperti pasar Angso Duo di era tahun 2012 dulu misalnya (catatan: siapa tahu tahun 2016 sudah bagus).
Berikut tips melakukan solo traveling untuk wanita:
- Siapkan mental. Hal yang terbaik diingat adalah saat melakukan perjalanan sendiri, kita sebenarnya tidak sepenuhnya sendiri. Ada Sang Pencipta yang selalu mendampingi.
- Pastikan memberikan informasi tentang detail rencana bepergiannya kepada seseorang yang bisa diandalkan seperti alamat hotel menginap dan tempat tujuan.
- Rajin bertanya dan pastikan mencari informasi yang jelas terlebih ketika kita melakukan solo traveling ke tempat yang belum pernah kita datangi. Saya melakukan solo traveling ke tempat yang belum pernah saya datangi semuanya seperti ke Ternate, Pematang Siantar, dan semuanya dengan jalur umum, artinya saya tidak menyewa transportasi secara pribadi. Karenanya saya rajin bertanya misalnya di Terminal Medan, berulang kali bertanya tentang bis yang ke Pematang Siantar.
- Jangan mudah panik. Tetap tenang saat terjadi kondisi tidak terduga. Cari tempat yang memungkinkan untuk bertanya dan mencari informasi serta terang. Seperti yang saya alami saat melakukan solo traveling ke Pematang Siantar. Saya ke Pematang Siantar naik bis umum. Saya belum pernah ke Pematang Siantar. Kondisi kota gelap gulita sempat membuat panik. Panik semakin bertambah ketika kernet menginformasikan sudah sampai di tempat pemberhentian terakhir. Saya pun langsung turun dan menjelajah. Ada rumah makan padang. Saya pun mengisi perut dulu dan barulah bertanya-tanya tentang hotel yang memadai.
- Jangan lupa jaga kesehatan dan jangan sampai telat makan. Meski terkesan klise tapi sungguh tidak enak ketika kita sakit saat sedang melakukan solo traveling. Disiplin makan adalah salah satu tipsnya.
- Berpakaian yang aman. Aman di sini adalah aman pula dari incaran mata iseng. Usahakan nyaman dan tertutup serta tidak mencolok.
- Bersikap santai dan menyatu dengan masyarakat setempat.
- Jangan terlalu rempong bawaannya. Saya biasanya hanya menggembol satu tas ransel saat melakukan solo traveling.
- Sediakan satu perangkat P3K dan obat-obatan. Saya biasa membawa satu dompet isi lengkap mulai dari plester, penghenti darah hingga obat diare dan masuk angin serta minyak kayu putih.
- Ketika melakukan aktivitas yang berbahaya saat solo traveling, pastikan sebelumnya memberikan informasi kepada orang lain sekalipun orang tersebut tidak berada di tempat yang sama dengan kita. Saat mau diving di salah satu spot di Wakatobi misalnya, saya kirim SMS lebih dulu kepada keluarga di Jakarta dan setelah usai diving saya juga menginformasikan.
- Jaga diri dan jangan membuka peluang untuk terjadinya pelecehan. Wanita bagaimanapun adalah makhluk yang berbeda dengan pria. Karenanya usahakan sebelum larut malam sudah aman di kamar hotel. Maksimal pukul 22.00 WIB harus sudah berada di kamar jika di daerah-daerah yang sepi. Usahakan untuk makan malam jika terlambat, kita sudah membelinya sore hari misalnya. Sehingga terhindarkan memberikan peluang terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Saat sampai di bandara, kerap kali pengemudi taksi bandara ada juga yang nakal menawarkan berbagai jasa yang tak layak. Usahakan memberikan kesan bahwa kita tidak bepergian sendiri.
- Jangan lupa beribadah dan memohon perlindungan Sang Pencipta. Itu adalah satu keniscayaan. Ada satu kejadian saat saya pergi ke Ternate, mendadak meletus konflik di salah satu lokasi yang dekat dengan tempat saya berada. Padahal beberapa saat yang lalu saya berada di situ. Demikian pula saat di Sorong, sempat terjadi huru-hara karena kasus pemerkosaan yang berujung ricuh waktu itu. Untungnya saat kejadian huru-hara tepat setelah saya meninggalkan tempat tersebut.
- Bersikap tenang dan biasa saat ada yang mengajak kita bercakap-cakap. Entah itu saat sarapan di hotel ataupun saat mengendarai kendaraan umum maupun saat berada di lokasi.
- Jika memungkinkan, aktifkan jaring media sosial untuk memiliki teman-teman baru sekaligus kopi darat dengan mereka saat melakukan solo traveling. Beberapa teman “hasil kopdar” saya bertambah kuat silaturahminya layaknya saudara ketika sudah bertemu. Jangan lupa bawakan buah tangan layaknya sunnah Rasulullah ketika kita bertamu. Saling memberi adalah upaya menunjukkan penghargaan sebagaimana disunahkan Rasulullah.
Dapat "emak dan keponakan baru" gara-gara solo traveling di Sumatera Utara
Namun, sekali lagi solo traveling bagi seorang wanita layaknya dihindari. Karena bagaimanapun tak sepantasnya seorang wanita bepergian sendiri tanpa didampingi keluarga. Jika memang terpaksa melakukan solo traveling, kita harus senantiasa siap untuk mampu menjaga diri sendiri sebaik mungkin.