Mohon tunggu...
handrini
handrini Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional

world are wide, but there's only small spot to make a mistake, Be wise, get grow, so can mature at the same time. be wise it's not easy eithout make wisely as a habit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tragedi Mina, Meluruskan pemahaman tentang melempar Jumroh

25 September 2015   09:57 Diperbarui: 25 September 2015   17:13 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah bermalam di Mina, esok harinya tanggal 11 dzulhijah jamaah wajib melontar jumrah. Kali ini jamaah wajib melontar 3 tugu jumrah, yaitu jumrah ula’, jumrah wustha, dan jumrah aqobah masing-masing dengan tujuh kali lontaran. Setelah itu kembali jamaah wajib bermalam di Mina.

Melontar jumrah hari ketiga (12 dzulhijah).

Pada tanggal 12 dzulhijah yang merupakan hari ketiga jamaah haji berada di Mina. Jamaah kembali wajib melontar tiga jumrah. Jumrah ula’, wustha dan aqobah masing-masing tujuh lontaran. Setelah melontar pada tanggal 12 dzulhijah ini jamaah sudah boleh meninggalkan Mina. Kemudian jamaah melaksakan towaf Ifadhoh. Maka selesailah perjalanan haji seseorang.

Bagi saya yang belum kesempatan untuk berhaji, mempersiapkan secara dini dengan mengetahui detail tentang setiap prosesi haji dan berbagai hal yang harus diperhatikan terutama berkaitan dengan keselamatan diri. Berbekal sedikit pengetahuan tentang berbagai kondisi  yang dialami saat ibadah haji, terutama pengalaman saat berupaya mencium hajar aswad pada waktu umroh – menganalisa secara cepat dan tepat berbagai kondisi untuk keselamatan diri menjadi sangat penting dalam ibadah haji.

Hal yang harus digarisbawahi dalam lempar jumroh adalah mengikuti dengan seksama petunjuk dari panitia haji. Mereka tentu sudah sangat paham kondisi lapangan. Kedua, selalu ada kejadian tak terduga, terpisah dari rombongan misalnya. Maka ketenangan dan pengetahuan awal sangat diperlukan sebelum beribadah haji semisal pengetahuan tentang lempar jumroh bahwa melontar jumrah dilantai dasar bisa cepat selesai tapi bisa sangat lama dan beresiko tergantung situasi. Afdolnya melontar jumrah hari ketiga yaitu setelah mata hari tergelincir, namun cepat dan cermat membaca situasi sangat diperlukan. Jika mendadak  areal jumrah lantai dasar sudah menjadi lautan manusia maka segera urungkan melontar di lantai dasar, kami beralih akan melontar di lantai atas.

Menyadari resiko begitu besar dalam lempar jumroh, Pemerintah Saudi untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan ibadah haji adalah dengan dibangunnya Jembatan Jumrah lima lantai lengkap pengaturan melontar jumrah yang sistimatis ditambah dengan dipasangnya kamera pemantau.

Patut diingat sedikitnya 3 hari selama prosesi melontar dan bermalam (mabit) di Mina semua kegiatan lebih banyak dilakukan dengan berjalan kaki, jadi memang betul-betul memerlukan kesiapan fisik dan mental yang prima.

Satu hal lagi bagi jamaah yang akan melaksanakan melontar jumrah nanti, jangan lupa berbekal air minum sedikitnya sebotol aqua kecil seorang. Jamaah juga sebaiknya tidak membawa barang/tas yang berat dan merepotkan. Disiplin mengikuti arahan ketua rombongan.

Bagaimana jika tidak terduga kita terjebak dalam dua aruh saat lempar jumroh?  Jauh dari lubuk hati, meski  mati syahid adalah hadiah terindah, namun tetap ikhtiar dini untuk menyelamatkan diri adalah kewajiban. Terdesak – terjatuh – melihat lautan manusia diatas kita sementara kita rubuh tak berdaya – perasaan itu pernah saya rasakan saat terdesak dan terdorong hingga jatuh usai mencium hajar aswad saat umroh. Nafas saya mulai terasa sesak karena terhimpit. Ditambah rasa ketakutan dan panik.  "Allah akan selalu menolong hambaNYA yang berserahdiri kepadaNYA"   saya menarik nafas panjang dan mulai beristigfar. Astaghfirulloh hal adzim aladzila illa ha'ila huwal hayyul Qoyyum wa'atubu illaih.. Astaghfirulloh hal adzim aladzila illa ha'ila huwal hayyul Qoyyum wa'atubu illaih.. Astaghfirulloh hal adzim aladzila illa ha'ila huwal hayyul Qoyyum wa'atubu illaih.. aku memohon ampun padaMU ya Allah.. ampuni semua dosa-dosa hamba Ya Allah.. tiada satu pun yang patut aku sembah selain hanya Engkau.. Ya Allah Yang Maha Mengatur segala urusan, hanya kepadaMu aku bertaubat dan memohon ampun atas segala dosa-dosaku.. Ampuni dosaku ya Allah.. tepat tiga kali saya lafadzkan kalimat saidul istigfar tersebut mendadak saya mendengar suara sayup-sayup.. “get up.. get up.. get up..” sebuah jemari lentik mendadak telah mengengam tanganku lembut. Entah darimana asalnya kekuatan itu.. akhirnya saya bangun dan dengan mudahnya wanita remaja berkulit hitam legam namun sangat cantik jelita dengan tubuh tak jauh beda dengan saya namun tinggi dengan mengenakan jubah emas itu mengengem jemari saya lembut dan dengan mudahnya menerobos kerumuman orang yang begitu banyak.  Tanpa mendesak dan begitu mudahnya.. Hingga tiba-tiba saja kami berdua berada di tepian kerumunan.

                Ingatan akan kejadian di depan hajar aswad tersebut mengajarkan satu hal - jika kita dalam kondisi membutuhkan pertolongan – pintalah kepada Allah. Allah memiliki cara yang tak mampu kita pahami untuk menolong.

                Namun kesulitan dan rintangan saat lempar jumroh tak seharusnya membuat kita takut beribadah haji. Ibadah haji sejatinya adalah berjihad dengan harta dan diri kita maka surga adalah balasannya sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa’ta’ala:  “Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung. Allah telah menyediakan bagimereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (QS At Taubah [9]:88-89)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun