Assalamualaikum kekasih hati..
Assalamualaikum pendamping diri..
Tak pernah ku bayangkan,
kau tawarkan genggaman mengobati luka di jiwa.
Assalamualaikum cinta sejati..
Assalamualaikum penghias mimpi..
Dari negeri yang jauh, menelusuri waktu.
Kau datang penuhi takdirku.
Kasih tak pernah menyerah..
Walau ujian datang menyapa.
Cinta.. yang dulu timbulkan luka.
Kini purna berganti cahaya.
Kasih tak pernah menyerah..
Walau ujian datang menyapa..
Cinta yang dulu timbulkan luka,
kini purna berganti cahaya..
Assalamualaikum cinta sejati..
Assalamualaikum penghias mimpi..
Dari negeri yang jauh, menelusuri waktu.
Kau datang penuhi takdirku.
Kasih tak pernah menyerah..
Walau ujian datang menyapa.
Cinta.. yang dulu timbulkan luka..
Kini purna berganti cahaya.
Kasih tak pernah menyerah..
Walau ujian datang menyapa..
Cinta yang dulu timbulkan luka,
kini purna berganti cahaya..
Assalamualaikum beijing..
Ketika lagu itu berkumandang, spontan air mata mengalir deras.. tanpa terasa jemari tanganku membalas mengengam erat jemari hangat yang mengengam jermari tanganku selama film diputar.
“Apa yang bisa kau harapkan dari perempuan seperti aku?” seolah dejavu ketika tanya yang disampaikan Asma yang diperankan Revalina S Temat itu disampaikan kepada Zhong Wen yang diperankan dengan apik oleh Morgan Oey. Kalimat itu pernah juga saya sampaikan ketika pria pemilik jemari hangat yang mengengam tangan saya. Ya, saat menonton film "Assalamu'alaikum Beijing " berdua dengan suami mendadak saya menyadari di balik takdirNYA yang dulu terasa begitu getir sebenarnya DIA telah menyiapkan takdir lain yang jauh lebih indah dari yang kita mampu bayangkan.
Tentang pemilik tangan hangat yang mengengam jemari saya selama film "Assalamu'alaikum Beijing" memiliki salah satu karakter yang serupa dengan Zhong Wen yaitu pantang menyerah. Tapi tentu kisah kami jauh berbeda dari kisah romantis pasangan Zhong Wen dan Asma, kami tak lagi berdua ketika ikatan itu disatukan.. Tak sekedar menerima cacat fisik seperti kebutaan yang dialami Asma yang harus diterima oleh sosok pengengam jemari tangan saya saat kami menonton berdua film “Assalamu’alaikum Beijing” melainkan “luka hati" yang tak semudah menghadapi cacat fisik dalam menghadapinya.
“luka hati” tak tampak oleh mata bahkan kerap kali tak terasa jika yang tiada berusaha menyelaminya jauh lebih menyulitkan dalam menghadapinya. “Cacat hati” yang kerap mendorong para penyandangnya mudah berburuk sangka kepada pasangannya.
Tak hanya itu, saat “berbulan madu”pun kami tak bisa seromantis Zhong Wen dan Asma.. melainkan langsung berlima.. bermain arung jeram , nonton film Naruto .Jika kami bisa berdua, maka kami pun berusaha menganti waktu yang seolah “kami curi” dari ketiga anak-anak yang kami tinggalkan di rumah ^_^
Kasih tak pernah menyerah..
Walau ujian datang menyapa...
Ya, bait lagu Assalamu’alaikum Beijing itu memang sungguh membuat air mata saya menitik deras. Karena kegigihan pemilik tangan hangat yang mengengam jemari tangan saya untuk meyakinkan saya melangkah kembali ke mahligai pernikahan.
“Apa yang bisa kau harapkan dari perempuan seperti aku?”
Kalimat itu tak lagi terlontar dari sosok cantik Revalina S Temat, melainkan dari wanita paruh baya yang nyaris 15 tahun lebih tua darinya dan beranak 3 tapi juga yang tengah menyandang karunia “sakit” karena riwayat kehamilan dan keguguran dari pernikahan sebelumnya yang tentunya tak sekedar menjadi ujian baginya tapi juga bagi pasangan berikutnya.
Kasih tak pernah menyerah..
Hanya senyum simpul terulas.. kisah cinta pemilik tangan hangat yang mengengam erat jemari tangan saya selama film “Assalamu’alaikum Beijing” diputar itu memang tak seromantis kisah cinta Zhong Wen yang bisa berbulan madu dengan istrinya ke dataran tinggi Tiongkok melainkan harus melewatkan hari “mengejar-ngejar” tiga bocah untuk sholat berjamaah, mengerjakan berbagai pekerjaan rumah 3 bocah ^_^
“Apa yang bisa kau harapkan dari perempuan seperti aku?”
Terkadang tanya itu hanya mampu terjawab dengan sebait doa untuk suami yang dengan sabar mendampingi..barakallah..
Untuk Mbak Asma Nadia, meski ada detail adegan yang saya kurang mengena seperti ketika minum teh ditiup sementara sunah Rasul mengajarkan tidak boleh meniup makanan atau minuman panas, tapi sejauh penilaian saya film Assalamu'alaikum Beijing bukanlah donggeng khayali namun nyata dan banyak mengajarkan nilai-nilai kebaikan di dalamnya. Sekali lagi terima kasih ya Mbak Asma Nadia karena telah menuliskan novel Assalamu'alaikum Beijing dan mengangkatnya dalam film serta untuk lirik lagunya yang begitu mengena.
Untuk wanita-wanita yang pernah mengalami kekecewaan yang sama dengan Asma, jangan sampai ya rasa kecewa kita membuat kita berburuk sangka kepadaNYA. Mengutip salah satu dialog dalam film Assalamu'alaikum Beijing: "Jika tak kau temukan cintamu, biarkan cinta yang menemukanmu." ^_^ Ada yang menarik yang mungkin terlewatkan tapi sekali lagi mengena bagi saya,ketika Asma diketahui menderita Anisphospholipid Syndrome (APS) yang salah satu dampaknya akan mengalami kecenderungan keguguran ketika hamil - yang artinya bagi calon suami harus siap ketika menikah nanti sangat kecil kemungkinan punya anak dan akhirnya di penutup cerita diketahui Asma hamil ^_^ seolah mengajarkan kita untuk selalu berbaik sangka bahwa tidak semua pria langsung mundur ketika wanita yang hendak dinikahinya akan kecil kemungkinan memberikan keturunan. Hal tersebut saya alami juga meski dengan kasus penyakit yang berbeda dan sama halnya seperti yang dialami Asma, diluar dugaan saya hamil meski pada akhirnya keguguran namun seolah film Assalamu'alaikum Beijing mengajarkan pemahaman bahwa menikah bukanlah semata-mata untuk memperoleh keturunan ^_^ mau tidak mau mengingatkan saya pada keyakinan dari pria yang mengengam hangat jemari tangan saya selama film Assalamu'alaikum Beijing diputar, bahwa tentang anak merupakan hak prerogatif Allah. Sekalipun dokter menyatakan tidak mungkin hamil, jika Allah berkehendak maka tetap akan terjadi kehamilan tersebut. Saya yakin diluar sana masih banyak pria-pria hebat seperti Zhong Wen yang mampu menerima takdirnya dengan senang hati.
Oya satu lagi, tentang kalimat yang disampaikan Zhong Wen saat melamar Asma, " Tidak perlu fisik yang sempurna untuk cinta yang sempurna" meski terasa sulit dibayangkan namun nyata adanya. Kerap kali saya sendiri juga tidak percaya bahwa ada pria yang mampu memilih wanita yang memiliki fisik yang jauh dari sempurna bila dibanding pilihan lainnya yang dapat ia pilihnya namun setidaknya sosok pria seperti Zhong Wen nyata adanya. Sedikit banyak akhirnya saya mampu sedikit menambah pemahaman saya akan pola pikir suami saya ketika memutuskan memilih saya - wanita yang sudah pernah hamil 5 kali dan melahirkan dan membesarkan 3 anak sebagai pendampingnya (bisa dibayangkan bukan fisiknya ^_^) bila dibandingkan wanita-wanita lain seusia suami saya yang tentu akan jauh lebih menarik karena selisih waktu 15 tahun bukan rentang waktu yang sederhana yang juga berdampak pada sisi fisik seorang wanita. Sekali lagi terima kasih ya Mbak Asma Nadia..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H