Mohon tunggu...
handrini
handrini Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional

world are wide, but there's only small spot to make a mistake, Be wise, get grow, so can mature at the same time. be wise it's not easy eithout make wisely as a habit

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengagas Industri Pertahanan Kita (Jilid 1)

3 Maret 2012   15:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:33 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan pemberitahuan kalau untuk penelitian kelompok tahun 2012 ini saya masuk dalam Tim Penelitian tentang IndustriPertahanan dan Keamanan. Hebat banget? Hihi sebenarnya tidak juga. Di Pusat Pengkajian dimana saya berada hal itu adalah hal yang biasa. Karena salah satu tugas utama kami adalah melakukan penelitian-penelitian sesuai dengan permintaan alat kelengkapan dewan, salah satunya penelitian yang diminta oleh Komisi I yang saat ini sedang melakukan pembahasan RUU tentang Industri Pertahanan dan Keamanan.

Agak unik sebenarnya posisi kami sebagai peneliti di Pusat Pengkajian yang bernaung di salah satu secretariat lembaga legislative ini. Satu sisiseperti yang kerap dikeluhkan Ketua DPR RI saat ini seolah-olah kami lebih “menginduk” pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) karena keharusan bagi kami jika ingin naik golongan maka harus melakukan kegiatan penulis kajian yang berasal dari penelitian khususnya. Sebenarnya keluhan itu tidak sepenuhnya benar sebab dalam melakukan upaya meniti jenjang karir yang lebih tinggi kami selalu mengutamakan meneliti permasalahan yang menjadi perhatian atau setidaknya menurut kami seharusnya diperhatian oleh dewan.

Kembali ke penelitian tentang industri pertahanan dan keamanan, bagi saya yang “awam” tentang seluk beluk industri pertahanan tentu harus langsung berlari dalam mengisi pemahaman tentang permasalahan itu. Kedua, sebagai peneliti saya tentunya tak bisa “berpura-pura” ahli dalam suatu permasalahan yang bukan merupakan keahlian saya. Ketiga, sebagai peneliti originalitas ide dalam sebuah penelitian adalah sebuah keutamaan. Keempat, penelitian tersebut tentunya diharapkan memiliki kegunaan dalam memberikan masukan terhadap penyusunan RUU tentang Industri Pertahanan dan Keamanan karenanya saya berusaha melihat sisi yang mungkin terlewatkan untuk mendapat perhatian dalam RUU tersebut.

Kendala pertama langsung saya temui. Terus terang sebagai “orang komunikasi murni” saya agak tergagap dengan bahasa “megah” draft RUU dan naskah akademis sebuah RUU telah ada sebelumnya.Untuk penugasan membuat naskah akademis dan draft RUU saya tetap lebih meyukai bahasa sederhana, tidak memiliki makna ganda dan memiliki arti yang jelas sehingga tidak mudah disalah tafsirkan. Kendala lainnya pemikiran saya yang lagi-lagi sebagai “orang komunikasi murni” lebih menyukai pemikiran yang mengunakan metode ilmiah yang sesungguhnya alias to the point dan objektif, tanpa prasangka. Hehe seperti jurnalistik . Meski harus diakui ternyata polemic permasalahan dalam industri pertahanan keamanan tidaklah bisa “disederhanakan” begitu saja. Tapi akhirnya sebagai seorang peneliti, saya harus mengambil satu sisi permasalahan yang merupakan “bidang keahlian’ saya yaitu komunikasi yaitu komunikasi pemasaran.

Mengapa mengagas sebuah pemikiran tentang industri pertahanan dan keamanan dari sisi komunikasi pemasaran ? Ide di benak saya sederhana saja. Saya berpikir buat apa kita membuat suatu industri jika kita tidak memasarkannya dengan bagus ? Bukankah pemasaran merupakan salah satu ujung tombak dari berkembangnya suatu industri ? Alasan lainnya adalah saya tidak ingin kenangan buruk pesawat yang ditukar beli dengan tepung terjadi lagi. Terlepas dari kondisi dan berbagai alasan yang mendasari keputusan pada waktu itu, saya memandang strategi komunikasi pemasaran yang tepat harus sedari diri diterapkan dalam upaya membangun industri pertahanan dan keamanan kita. Bagaimana upaya membangun strategikomunikasi pemasaran yang tepat ? Itu adalah salah satu pertanyaan besar yang mengelayuti salah satu cabang pikiran saya beberapa hari ini.

Salah satu upaya untuk mengugah ide saya berusaha mencermati persaingan dua raksasa di industri penerbangan yaitu BOEING dan AIRBUS. Mengapa persaingan dua raksasa industri penerbangan itu menjadi titik perhatian saya? Karena pada hakekatnya industri pertahanan dan keamanan sama halnya seperti industri penerbangan, melibatkan tehnologi yang super canggih, membutuhkan dukungan anggaran dana yang gila-gilaan serta strategi komunikasi pemasaran yang tidak biasa sebab pangsa pasarnya pun tidak biasa. Dalam benak saya dalam tataran industri pertahanan dan keamanan tentunya hal yang menarik adalah persaingan antara Sukhoi dengan F-16 dan rangkaian produksiturunannya. Kelanjutannya ? Bismillah saja dulu ya…..sebab malam ini saya tengah berusaha merumuskan secara tertulis hal-hal yang terkait dengan penelitian industri pertahanan dan keamanan dari perspektif komunikasi pemasaran tersebut. Ciayo….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun