Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Salah Satu Destinasi

6 Februari 2024   12:55 Diperbarui: 6 Februari 2024   13:56 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jam Gadang yang merupakan icon kota Bukittinggi (dokpri)

Akibatnya Rumah Gadang menjadi salah satu daya tarik wisata di Sumatera Barat dan sering menjadi latar belakang untuk berbagai festival, upacara adat, dan acara budaya. Beberapa di antaranya juga telah dijadikan museum untuk memperkenalkan budaya dan kehidupan tradisional suku Minangkabau kepada wisatawan.

Dapat dikatakan Rumah Gadang merupakan simbol kekayaan budaya dan tradisi suku Minangkabau, dan memegang peranan penting dalam melestarikan warisan budaya Indonesia.

Terlepas dari segala keindahan alam dan keunikan budaya yang dimiliki suku Minang-Kabau, masih banyak yang perlu dibenahi agar bisa menjadi destinasi wisata sekualitas Bali.

Misalnya pengalaman pribadi Penulis yang beberapa saat yang lalu mengunjungi Sumatera Barat, mengalami hal yang kurang menyenangkan sebagai wisatawan.

Penulis ketika mendarat di bandara International Minang-Kabau dan akan menuju ke kota Padang menggunakan transportasi on line dengan pertimbangan praktis dan tidak terganggu dengan calo-calo di depan Terminal. 

Setelah berada dalam kendaraan pengemudinya berusaha berbasa-basi dengan membuat percakapan. Hal demikian normal dan pada saat-saat tertentu akan  sangat menyenangkan, tapi pada saat itu Penulis sedang ada pekerjaan yang harus konsentrasi menggunakan ponsel dan tidak ingin meladeni percakapan tersebut.

Tiba-tiba Pengemudi membuka percakapan dengan temannya melalui ponsel dengan  temannya dengan membuka speaker. Mereka asyik bercerita tentang kehidupan mereka sehari-hari, dari masalah cari penumpang sampai beli ban bekas untuk mobilnya dan menganggap seolah-olah Penulis tidak ada dalam mobil sebagai penumpang. Tentu saja kejadian yang tidak beretika tersebut membuat Penulis sebagai wisatawan tidak nyaman sama sekali.

Hal-hal kecil demikian harus merupakan perhatian bagi stake holder pariwisata Sumatera Barat agar bisa menjadi destinasi wisata unggulan dengan kelas dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun