Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mari Berwisata Belanja Murah ke Hat Yai Thailand

15 September 2023   14:23 Diperbarui: 16 September 2023   17:57 2264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisatawan berpose di depan Khlong Hae Floating Market Di Hat Yai Thailand (dokpri)

Oleh Handra Deddy Hasan

Banyak orang Malaysia senang berwisata ke Hat Yai, Thailand, karena terkenal sebagai tempat belanja yang menarik. Kota Hat Yai terletak di bagian selatan Thailand dan merupakan bagian dari Provinsi Songkhla. Wisatawan Malaysia sering datang ke Hat Yai untuk membeli produk Thailand, seperti pakaian, tas, aksesoris, dan barang elektronik dengan harga yang terjangkau.

Kaysorn Souvenir Shop merupakan salah satu tempat berbelanja di Hat Yai Thailand (dokpri)
Kaysorn Souvenir Shop merupakan salah satu tempat berbelanja di Hat Yai Thailand (dokpri)


Selain itu, Hat Yai menawarkan berbagai makanan dan hidangan Thailand yang lezat. Banyak restoran dan warung makan yang menyajikan masakan Thailand autentik yang bisa dinikmati oleh para pengunjung. Hat Yai terkenal dengan berbagai hidangan lezat yang membuatnya menjadi tujuan kuliner yang populer. Salah satunya yang paling terkenal adalah Tom Yum Goong (Sup Tom Yum dengan Udang). Tom Yum adalah sup pedas yang terasa segar dan lezat, terkenal dengan rasa asamnya yang kuat dan biasanya berisi udang atau ayam.

Thailand sering dianggap sebagai tujuan wisata yang murah meriah bagi wisatawan Malaysia. Harga-harga di Hat Yai, termasuk akomodasi, makanan, dan belanja, sering dianggap lebih rendah daripada harga di Malaysia. Selain berbelanja dan kuliner, wisatawan Malaysia juga bisa merasakan budaya dan tradisi Thailand di Hat Yai, termasuk mengunjungi kuil-kuil dan tempat-tempat bersejarah.

Koneksi transportasi yang baik antara Malaysia dan Hat Yai membuatnya menjadi tujuan yang mudah diakses bagi wisatawan Malaysia, terutama bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan darat. Apabila ingin menyeberang ke Hat Yai dari Malaysia, merka akan melewati border (perbatasan imigrasi) di Bukit Kayu Hitam (wilayah Malaysia) dan Sadao (wilayah Thailand).

Belum begitu jauh berjalan meninggalkan perbatasan, di pinggir jalan raya sebelah kiri, wisatawan telah mendapatkan spot foto yang indah berupa kuil Snake White Temple di Songkhla Thailand.

Belum terlalu jauh dari perbatasan Malaysia ada Snake White Temple yang bagus untuk latar belakang berfoto bagi wisatawan (dokpri)
Belum terlalu jauh dari perbatasan Malaysia ada Snake White Temple yang bagus untuk latar belakang berfoto bagi wisatawan (dokpri)


Dengan situasi demikian, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Malaysia, khususnya Penang, biasanya juga tertarik sekalian mengambil paket berwisata ke Hat Yai. Penulis beserta rombongan wisata reuni juga mengambil paket mengunjungi Hat Yai setelah mengunjungi Penang. Mumpung sudah dekat dan sekalian juga ingin merasakan wisata dengan banyak negara (Malaysia dan Thailand) dengan bermacam budaya, bahasa, tulisan, dan kuliner berbeda.

Jarak antara George Town, Penang, Malaysia, dan Hat Yai adalah sekitar 200 kilometer dalam jalur lurus. Perjalanan darat antara kedua kota ini biasanya memakan waktu sekitar 3 hingga 4 jam dalam situasi normal.

Hat Yai sebagai Destinasi Wisata

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, Hat Yai terkenal sebagai tujuan wisata belanja murah meriah sehingga pada kesempatan pertama sesampainya di sana, kami langsung digiring oleh tour leader lokal untuk berbelanja di Kaysorn Souvenir Shop, Nora Plaza, dan toko tempat jual ikan asin kering.

Wisatawan berpose di depan salah satu destinasi wisata belanja di Hat Yai Thailand (dokpri)
Wisatawan berpose di depan salah satu destinasi wisata belanja di Hat Yai Thailand (dokpri)

Wisata belanja merupakan salah satu andalan pariwisata Hat Yai sehingga tempat berbelanja murah berupa tas, pakaian dan aksesoris tersebar di mana-mana, misalnya di Kim Yong Market. Selain itu, ada juga Pasar Malam Asean Night Bazaar, Santisuk Market, Odean Shopping Mall, Central Festival Hat Yai yang merupakan pusat perbelanjaan besar yang menawarkan berbagai merek internasional dan lokal.

Ketika berbelanja, sesuai saran teman penulis yang sudah sering ke Thailand, selain harus memastikan kualitas barang, juga jangan lupa menawar ketika berbelanja di pasar-pasar tradisional. Harga barang di pasar traditional Hat Yai belum mentok. jadi, kepintaran melakukan tawar-menawar adalah bagian dari pengalaman berbelanja di Thailand.

Thailand memang merupakan salah satu destinasi belanja favorit masyarakat Indonesia sehingga tren Jasa Titip (Jastip) ke Negara Thailand cenderung naik di media sosial. Belanja dengan cara Jastip adalah di mana seseorang meminta bantuan orang lain untuk melakukan pembelian atau pemesanan barang atau produk tertentu. Hal tersebut karena seseorang ingin membeli barang dari tempat atau toko yang tidak dapat diakses secara langsung atau mereka tidak memiliki akses ke sana. Contohnya orang Indonesia akan membeli barang di Thailand sehingga menggunakan Jastip.

Salah satu tempat belanja yang unik di Hat Yai Thailand adalah floating market.

Floating market di Hat Yai adalah salah satu obyek wisata yang menarik karena menawarkan pengalaman berbelanja dan kuliner yang unik di atas perairan dan sekaligus merasakan budaya dan tradisi lokal.

Wisatawan berpose di depan Khlong Hae Floating Market Di Hat Yai Thailand (dokpri)
Wisatawan berpose di depan Khlong Hae Floating Market Di Hat Yai Thailand (dokpri)


Di floating market rombongan wisata bersama menikmati berbagai hidangan Thailand yang lezat, seperti makanan jalanan, makanan laut segar, makanan penutup, dan minuman segar. Ada banyak pilihan makanan yang menggugah selera di sini. Namun, muslim sebaiknya berhati-hati karena tidak semua makanan berupa makanan halal.

Wisatawan sedang bertransaksi membeli minum air kelapa muda dengan wadah bambu di Khlong Hae Floating Market Di Hat Yai Thailand (dokpri)
Wisatawan sedang bertransaksi membeli minum air kelapa muda dengan wadah bambu di Khlong Hae Floating Market Di Hat Yai Thailand (dokpri)

Wisatawan dapat menikmati pemandangan yang menarik dengan perahu-perahu yang berjajar di atas air dengan penjualnya yang ramah. Sekaligus menjadi tempat yang bagus untuk fotografi dijadikan dokumen pribadi atau untuk dimuat di media sosial.

Wisatawan berpose dengan artis2 penari yang tampil di Khlong Hae Floating Market Di Hat Yai Thailand (dokpri)
Wisatawan berpose dengan artis2 penari yang tampil di Khlong Hae Floating Market Di Hat Yai Thailand (dokpri)
Untuk menarik wisatawan datang lebih banyak ke Khlong Hae Floating Market di Hat Yai, penyelenggara juga mengadakan penampilan seni pertunjukan tari lokal. Akibatnya, ketika penulis berkunjung ke sana pada waktu weekday saja, berpuluh-puluh bus besar parkir untuk membawa ratusan wisatawan dari penjuru dunia.

Sebetulnya bagi publik Indonesia, floating market bukanlah sesuatu yang aneh karena budaya dan konsep pasar terapung biasanya terdapat di masyarakat yang hidup di daerah laut dan sungai.


Indonesia sebagai negara kepulauan dikelilingi oleh laut dan dilintasi banyak sungai juga punya tradisi floating market. Di Indonesia, ada beberapa pasar terapung tradisional terkenal yang kebanyakan berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yaitu Pasar Terapung Lok Baintan, Pasar Terapung Siring, dan Pasar Terapung Muara Kuin. Pasar Terpung Muara Kuin pasti sangat familiar dalam ingatan generasi 90-an yang doyan menonton siaran televisi RCTI. Di lokasi inilah iklan RCTI dengan menampilkan seorang ibu memakai kerudung putih mengacungkan jempol RCTI OKE.


Di Pulau Jawa juga ada Pasar Terapung Rawapening di Semarang, Jawa Tengah. Terakhir yang sangat populer adalah Pasar Terapung Lembang di Bandung, Jawa Barat. Meskipun floating market Lembang artifisial (buatan) dan bukan merupakan floating market tradisional seperti pasar terapung di Kalimantan, atraksinya tetap sama, yaitu menawarkan pengalaman berbelanja yang unik di atas perahu-perahu kecil di danau.

Clock tower Hat Yai

Kota Hat Yai selain mempunyai destinasi belanja murah dan kuliner, juga mempunyai destinasi tugu berupa jam di tengah kota yang dinamakan Clock Tower.

Berpose di depan Clock tower Hat Yai Thailand (dokpri)
Berpose di depan Clock tower Hat Yai Thailand (dokpri)


Clock Tower Hat Yai memang tidak mempunyai nilai sejarah yang panjang dan ukurannya pun tidak sebesar Jam Gadang di Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia, namun memiliki arsitektur yang menarik dan unik. Tugu Clock Tower memiliki nuansa Eropa dalam desainnya, dengan warna-warna cerah dan ornamen yang indah. Hal ini menciptakan kontras yang menarik dengan lingkungan sekitarnya.

Katanya salah satu aspek menarik dari Clock Tower adalah pencahayaan malamnya yang indah. Di malam hari, menara ini diterangi dengan lampu-lampu yang menciptakan pemandangan yang menawan dan cocok untuk berfoto (penulis tidak sempat mengunjungi Clock Tower pada waktu malam hari). Setiap jam, Clock Tower ini mengeluarkan bunyi bel yang khas. Katanya bunyi bel Clock Tower bisa menjadi bunyi yang berkesan jika berada di sekitar menara ketika bel berbunyi (penulis berkunjung kebetulan tidak ketika bel berbunyi)

Banyak orang mengunjungi Clock Tower ini sebagai salah satu ikon Kota Hat Yai dan untuk menikmati atmosfer di sekitarnya, terutama saat malam hari ketika pencahayaan menciptakan suasana yang indah. Kebetulan ketika penulis berkunjung situasi tidak mendukung karena pada waktu itu turun hujan gerimis sehingga penulis tidak berlama-lama di Clock Tower Hat Yai.

Central Mosque of Songkhla

Sebelum meninggalkan Kota Hat Yai, rombongan wisata reuni penulis sempat shalat berjamaah sesama kami di Central Mosque of Songkhla. Bangunan masjid yang berdiri pada 2001 ini memiliki julukan Masjid Taj Mahal dari Thailand. Julukan tersebut datang karena bentuk bangunan masjid yang sama indahnya dengan Masjid Taj Mahal di India.

Central Mosque of Songkhla di Hat Yai (dokpri)
Central Mosque of Songkhla di Hat Yai (dokpri)


Bangunan masjid berbentuk persegi dengan pilar-pilar yang membentuk lengkungan mengelilingi sisi luar masjid. Lalu di bagian atas, kubah besar berwarna emas terlihat sangat menonjol. Kolam besar yang terletak di bagian depan menyempurnakan kecantikan masjid. Apalagi, kolam ini bisa memantulkan bangunan masjid dengan indahnya. 

Salah satu waktu yang tepat untuk berkunjung adalah sore hari seperti waktu berkunjung yang penulis lakukan, yaitu setelah adzan Ashar dan sebelum adzan Maghrib berkumandang. Di waktu inilah, pemandangan matahari terbenam yang sangat cantik akan terlihat dari atas bangunan masjid, berpadu dengan asrinya lingkungan masjid yang masih dikelilingi lapangan luas.

Sayangnya, penulis tidak bisa mengabadikan berupa foto keindahan tersebut dengan sempurna karena ketika penulis berkunjung, saat itu ada acara yang diselenggarakan di Masjid, sehingga pelatarannya penuh dengan tenda yang menutupi sebagian kolam besar di depan Masjid. Akibatnya, foto yang penulis bisa abadikan tidak ada kolam besar yang ada di pelataran depan Masjid.

Berpose di tangga masuk Central Mosque of Songkhla (dokpri)
Berpose di tangga masuk Central Mosque of Songkhla (dokpri)

Menjelajahi Wisata Alam dan Budaya di Songkhla Thailand.

Setelah puas wisata belanja dan berkeliling di Kota Hat Yai, sudah saatnya untuk mengeksplorasi lebih jauh wisata alam dan budaya di Provinsi Songkhla. Tujuan pertama yang kami putuskan adalah destinasi budaya Laem Pho Temple, berupa patung Sleeping Buddha (Buddha Tidur).

Patung Sleeping Buddha dengan ukurannya yang superbesar (dokpri)
Patung Sleeping Buddha dengan ukurannya yang superbesar (dokpri)

Patung Sleeping Buddha di Songkhla adalah obyek wisata yang menarik dengan ukurannya yang superbesar. Patung Sleeping Buddha di Songkhla memiliki ukuran yang mengesankan. Dengan panjang sekitar 15 meter, patung ini adalah salah satu patung tidur Buddha terbesar di Thailand sehingga menciptakan kesan yang sangat kuat.

Selain itu, Patung Sleeping Buddha sangat detail pembuatannya dibarengi dengan keindahan seni yang menakjubkan. Dengan berjalan mendekat dan mengitarinya, kita dapat mengamati rincian wajah, tangan, dan kaki patung dengan cermat.

Lokasi tempat patung Sleeping Buddha juga berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha yang datang untuk bersembahyang dan memberikan persembahan kepada patung Buddha tidur. Patung Buddha tidur adalah contoh seni dan arsitektur yang menjadi bagian penting dari warisan budaya Songkhla dan Thailand.

Patung sleeping Budha diambil dari kejauhan (dokpri)
Patung sleeping Budha diambil dari kejauhan (dokpri)


Patung Sleeping Buddha adalah lambang agama Buddha yang mendalam sekaligus sejarah agama ini di wilayah tersebut berkaitan dengan periode sejarah tertentu di mana Buddhisme berkembang di daerah Songkhla.

Pantai Samila 

Wisatawan berpose dengan latar belakang Pantai Samila (dokpri)
Wisatawan berpose dengan latar belakang Pantai Samila (dokpri)


Selanjutnya rombongan wisata bersama dengan dipandu tour guide melanjutkan perjalanan ke Pantai Samila. Pantai Samila di Songkhla, Thailand, terkenal karena memiliki Patung Mermaid (ikan duyung) yang menjadi salah satu ikon kawasan tersebut.

Patung Mermaid di Pantai Samila (dokpri)
Patung Mermaid di Pantai Samila (dokpri)


Meskipun tidak ada cerita legenda khusus yang terkait Patung Mermaid di Pantai Samila, keberadaannya menjadi daya tarik wisata yang populer karena merupakan karya seni yang menarik. Patung Mermaid di Pantai Samila adalah karya seni yang indah dan cukup mengesankan.

Patung ini terletak di atas batu besar dengan latar belakang laut yang menciptakan pemandangan yang cantik bagi pengunjung. Kehadiran Patung Mermaid menciptakan atmosfer yang romantis di sekitar pantai.

Pasangan wisatawan mengabadikan kehadirannya di kursi Pantai Samila (dokpri)
Pasangan wisatawan mengabadikan kehadirannya di kursi Pantai Samila (dokpri)


Banyak pasangan datang ke Pantai Samila (disediakan beberapa tempat duduk) untuk berfoto mengabadikan kenangan manis dan romantis. Namun tidak fair (tidak adil) membandingkan keindahan Pantai Samila  dengan Pantai Ancol Jakarta. Pantai Ancol sudah banyak melibatkan campur tangan manusia dan teknologi sehingga menjadi jauh lebih cantik dan lebih memukau keindahannya.

Salah satu spot photo di Pantai Ancol Jakarta Indonesia (dokpri)
Salah satu spot photo di Pantai Ancol Jakarta Indonesia (dokpri)

Khob khun ka.
Khob khun khrap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun