Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mari Berwisata Belanja Murah ke Hat Yai Thailand

15 September 2023   14:23 Diperbarui: 16 September 2023   17:57 2264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung sleeping Budha diambil dari kejauhan (dokpri)

Sebetulnya bagi publik Indonesia, floating market bukanlah sesuatu yang aneh karena budaya dan konsep pasar terapung biasanya terdapat di masyarakat yang hidup di daerah laut dan sungai.


Indonesia sebagai negara kepulauan dikelilingi oleh laut dan dilintasi banyak sungai juga punya tradisi floating market. Di Indonesia, ada beberapa pasar terapung tradisional terkenal yang kebanyakan berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yaitu Pasar Terapung Lok Baintan, Pasar Terapung Siring, dan Pasar Terapung Muara Kuin. Pasar Terpung Muara Kuin pasti sangat familiar dalam ingatan generasi 90-an yang doyan menonton siaran televisi RCTI. Di lokasi inilah iklan RCTI dengan menampilkan seorang ibu memakai kerudung putih mengacungkan jempol RCTI OKE.


Di Pulau Jawa juga ada Pasar Terapung Rawapening di Semarang, Jawa Tengah. Terakhir yang sangat populer adalah Pasar Terapung Lembang di Bandung, Jawa Barat. Meskipun floating market Lembang artifisial (buatan) dan bukan merupakan floating market tradisional seperti pasar terapung di Kalimantan, atraksinya tetap sama, yaitu menawarkan pengalaman berbelanja yang unik di atas perahu-perahu kecil di danau.

Clock tower Hat Yai

Kota Hat Yai selain mempunyai destinasi belanja murah dan kuliner, juga mempunyai destinasi tugu berupa jam di tengah kota yang dinamakan Clock Tower.

Berpose di depan Clock tower Hat Yai Thailand (dokpri)
Berpose di depan Clock tower Hat Yai Thailand (dokpri)


Clock Tower Hat Yai memang tidak mempunyai nilai sejarah yang panjang dan ukurannya pun tidak sebesar Jam Gadang di Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia, namun memiliki arsitektur yang menarik dan unik. Tugu Clock Tower memiliki nuansa Eropa dalam desainnya, dengan warna-warna cerah dan ornamen yang indah. Hal ini menciptakan kontras yang menarik dengan lingkungan sekitarnya.

Katanya salah satu aspek menarik dari Clock Tower adalah pencahayaan malamnya yang indah. Di malam hari, menara ini diterangi dengan lampu-lampu yang menciptakan pemandangan yang menawan dan cocok untuk berfoto (penulis tidak sempat mengunjungi Clock Tower pada waktu malam hari). Setiap jam, Clock Tower ini mengeluarkan bunyi bel yang khas. Katanya bunyi bel Clock Tower bisa menjadi bunyi yang berkesan jika berada di sekitar menara ketika bel berbunyi (penulis berkunjung kebetulan tidak ketika bel berbunyi)

Banyak orang mengunjungi Clock Tower ini sebagai salah satu ikon Kota Hat Yai dan untuk menikmati atmosfer di sekitarnya, terutama saat malam hari ketika pencahayaan menciptakan suasana yang indah. Kebetulan ketika penulis berkunjung situasi tidak mendukung karena pada waktu itu turun hujan gerimis sehingga penulis tidak berlama-lama di Clock Tower Hat Yai.

Central Mosque of Songkhla

Sebelum meninggalkan Kota Hat Yai, rombongan wisata reuni penulis sempat shalat berjamaah sesama kami di Central Mosque of Songkhla. Bangunan masjid yang berdiri pada 2001 ini memiliki julukan Masjid Taj Mahal dari Thailand. Julukan tersebut datang karena bentuk bangunan masjid yang sama indahnya dengan Masjid Taj Mahal di India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun