Deg-degan Naik "Funicular" Mendaki Bukit Bendera Penang Malaysia
Oleh Handra Deddy Hasan.
Pulau Pinang cukup terkenal di Indonesia, salah satu yang membuat terkenal adalah kulinernya. Restoran Penang Bistro merupakan salah satu tempat favorit bagi masyarakat Indonesia atau Jakarta untuk mengisi perut ("kampung tengah").
Walaupun kuliner Pulau Pinang cukup terkenal di Indonesia, tapi tentunya merupakan pengalaman berbeda apabila mengunjungi Pulau Pinang untuk tidak sekedar menjajal kulinernya saja.
Sebab Pulau Pinang juga merupakan salah satu destinasi wisata yang menarik dari negara Malaysia.
Berbagai macam cara bisa mengakses destinasi wisata Pulau Pinang, bagi orang Indonesia.
Salah satunya bisa langsung terbang ke Pulau Pinang, karena dari kota-kota di Indonesia seperti Jakarta, Medan dan Surabaya ada penerbangan langsung.
Atau bisa juga melalui Kuala Lumpur terlebih dahulu.
Perjalanan darat dari Kuala Lumpur menuju Pulau Penang, Malaysia, akan melewati negara bagian Selangor dan Perak.
Pulau Penang terletak di sebelah Utara Kuala Lumpur, di pesisir Barat Semenanjung Malaysia.
Jarak antara Kuala Lumpur dan Pulau Pinang adalah sekitar 300-350 kilometer dan dapat diakses lewat darat melalui jalan tol.
Perjalanan lewat darat dari Kuala Lumpur ke Pulau Pinang agak membosankan dengan pemandangan kebun sawit dan biasanya memakan waktu sekitar 4-5 jam dalam kondisi normal.
Penulis dan rombongan Reuni teman-teman semasa kuliah memilih alternatif yang kedua untuk berwisata ke Pulau Pinang, dimana kami memilih tempat kumpul di Kuala Lumpur terlebih dahulu, kemudian bersama-sama naik bus lewat darat ke Pulau Pinang.
Perjalanan darat dari daratan Malaysia ke Pulau Pinang melalui jembatan utama bernama "Jambatan Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah." Jembatan ini juga dikenal sebagai "Jambatan Penang Second Link."
Di Asia Tenggara ada tiga juara dengan titel jembatan terpanjang. Juara pertama disabet oleh Malaysia dengan Jambatan Penang Second Link.Â
Kemudian disusul oleh Myanmar sebagai peringkat kedua dengan Jembatan Mawlamyaing kebanggaannya.
Indonesia menempati juara ketiga dengan Jembatan Suramadu yang menghubungkan kota Surabaya dan pulau Madura.
Jembatan Jambatan Penang Second Link memiliki panjang sekitar 24 kilometer dan menghubungkan daratan di daerah Seberang Perai, negara bagian Pulau Pinang, dengan Pulau Pinang itu sendiri.
Selain Jambatan Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah (Jambatan Penang Second Link), terdapat jembatan lain yang menghubungkan Pulau Pinang dengan daratan Malaysia. Jembatan tersebut adalah "Jambatan Pulau Pinang" atau lebih dikenal dengan nama "Jambatan Penang First Link."
Jambatan Pulau Pinang memiliki panjang sekitar 13.5 kilometer. Ini adalah jembatan yang lebih tua dan pertama kali dibangun sebelum Jambatan Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah.
Sayangnya kedua jembatan yang menghubungkan Pulau Pinang Malaysia, merupakan tempat favorit bagi penduduk lokal untuk bunuh diri.
Pemerintah dan pihak berwenang telah berusaha untuk meningkatkan keamanan di kedua jembatan ini dengan pemasangan pagar pengaman dan kamera pengawas serta peningkatan patroli untuk mencegah insiden-insiden tersebut.
Namun semua upaya tersebut tidak bisa menghilangkan sepenuhnya insiden praktik bunuh diri di kedua jembatan.
Â
Titik Kumpul di Kuala Lumpur.
Rombongan Reuni penulis memilih titik kumpul di Kuala Lumpur untuk berwisata bersama ke Pulau Pinang dengan pertimbangan bahwa setelah tamat kuliah, bekerja dan pensiun kami berserakan dibeberapa tempat di wilayah Indonesia.
Dengan adanya titik kumpul akan mudah memulai perjalanan reuni wisata ke Pulau Pinang bersama.
Hotel yang kami pilih untuk titik kumpul adalah Koptown EDC Hotel Kuala Lumpur yang merupakan Hotel bintang tiga terletak ditengah kota di Jln Raja Laut, Chow Kit, 50350 Kuala Lumpur, Â Malaysia.
Hotel ini termasuk hotel tua, sehingga kamar dan kamar mandinya terlihat kusam dan tua. Manajemennya-pun punya kesan tidak siap melayani tamu berombongan, karena pada waktu kami check in setelah kunci dibagikan ada beberapa peserta reuni ketika masuk kamar ternyata masuk kamar yang masih ada penghuninya.
Akibat insiden yang tidak menyenangkan masuk kamar yang telah berpenghuni tersebut, baik yang mau masuk kamar maupun tamu yang ada di kamar sama-sama kaget.
Kwalitas breakfastnya untuk kelas hotel bintang tiga juga terbilang buruk karena tidak ada menu telur sama sekali untuk mendampingi nasi goreng yang disuguhkan.
Padahal di hotel kelas melati saja di Indonesia dalam menu breakfast ada telur sebagai pelengkap nasi goreng, minimal telur dadar yang telah dipotong-potong.
Namun ada yang menarik di Hotel EDC Kuala Lumpur karena Restoran tempat breakfastnya bernama Sudirman.
Bagi kita orang Indonesia jangan geer (gede rasa) dulu, karena di Kuala Lumpur juga ada nama Jalan Sudirman.
Nama Restoran dan nama jalan Sudirman di Kuala Lumpur tidak ada kaitannya dengan Jenderal Sudirman, pahlawan yang dibanggakan di Indonesia.
Sudirman yang dimaksud dengan Restoran dan jalan di Kuala Lumpur berkaitan dengan penyanyi terkenal di Malaysia.
Sudirman Haji Arshad adalah seorang penyanyi terkenal dari Malaysia yang dikenal sebagai "Anak Malaysia" dan merupakan salah satu ikon dalam industri musik Malaysia.
Sudirman sangat terkenal pada tahun 1980-an dan 1990-an dan memiliki pengaruh yang besar dalam seni dan budaya Malaysia.
Restoran Sudirman di Hotel EDC Malaysia dindingnya dipenuhi dengan photo, poster memorable dari Sudirman.
Di dinding Restoran terpampang penuh dengan rentetan reputasi dan prestasi, seperti poster konser dulu ketika masa jaya Sudirman maupun konser mengenang beliau.
Bukit Bendera Atau Bukit Penang (Penang Hills) Merupakan Salah Satu Destinasi di Penang.
Bukit Bendera juga dikenal sebagai Bukit Penang (Penang Hills), adalah salah satu tujuan terkenal di Malaysia.
Asal-usul nama "Bukit Bendera" berasal dari zaman penjajahan Inggris, ketika bendera Inggris dikibarkan di puncak bukit untuk memberi tahu penduduk Pulau Pinang tentang kondisi cuaca.
Pengibaran bendera Inggris di Bukit Bendera di Penang, ketika wilayah ini dikuasai oleh Inggris pada masa kolonial, memiliki makna praktis sebagai cara untuk memberikan informasi tentang kondisi cuaca kepada kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan Penang.
Praktik ini umumnya dikenal sebagai "flag semaphore" atau "signaling semaphore," yang merupakan sistem komunikasi visual menggunakan bendera.
Sistem ini bekerja dengan mengibarkan bendera berwarna-warni dengan posisi tertentu yang mengkodekan pesan-pesan tertentu.
Di Bukit Bendera, pengibaran bendera tersebut digunakan untuk menginformasikan kapal-kapal yang berada di pelabuhan Penang tentang kondisi cuaca yang mungkin memengaruhi pelayaran mereka, seperti perubahan angin atau badai yang akan datang.
Ini adalah metode komunikasi yang efektif pada zaman itu sebelum adanya teknologi komunikasi modern.
Jadi, pengibaran bendera Inggris di Bukit Bendera Penang pada masa itu bukan hanya simbol kekuasaan kolonial Inggris, tetapi juga alat praktis untuk memberikan informasi penting tentang cuaca kepada kapal-kapal yang berlabuh di wilayah tersebut.
Sebagaimana biasanya terhadap suatu lokasi yang terkenal dikaitkan dengan cerita Legenda yang Melatar Belakangi lokasi tersebut.
Begitu juga dengan Bukit Bendera terkenal dengan Legenda Puteri Gunung Ledang.
Meskipun Bukit Bendera terletak di Pulau Pinang dan terpisah cukup jauh dari Gunung Ledang di Semenanjung Malaysia, ada legenda yang menghubungkan keduanya.
Pada zaman antah berantah zaman dulu, Puteri Gunung Ledang konon kabarnya dalam cerita Legenda membuang serpihan tanah ke laut, yang menjadi Bukit Bendera.
Selain itu Bukit Bendera memiliki sejarah penting sebagai tempat perlindungan selama Perang Dunia II dan telah menjadi lokasi peristirahatan populer selama bertahun-tahun.
Yang paling legendaris dari Bukit Bendera adalah pemandangan spektakuler yang dapat dinikmati dari puncaknya.
Pemandangan kota George Town, Selat Malaka, dan pemandangan laut yang luas menjadikannya tempat yang sangat dicari oleh wisatawan.
Kereta Kabel atau Funicular Di Bukit Bendera.
Bukit Bendera, yang juga dikenal sebagai Bukit Penang, memiliki ketinggian sekitar 830 meter (2.722 kaki) di atas permukaan laut.
Ini adalah salah satu puncak tertinggi di Pulau Pinang, Malaysia.
Untuk mencapai puncak bagi wisatawan dibutuhkan alat transportasi khusus.
Alat transportasi tersebut berupa kereta kabel, sehingga Bukit Bendera juga terkenal karena kereta kabelnya, yang memberikan pengalaman unik untuk mencapai puncak bukit.
Tempat ini juga memiliki taman alam yang indah dan jalur hiking bagi para penggemar alam.
Kereta kabel yang digunakan untuk naik ke puncak Bukit Bendera di Penang, Malaysia, dinamakan "funicular" karena merujuk pada jenis kereta kabel tertentu yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang secara vertikal atau curam.
Kata "funicular" berasal dari bahasa Latin "funiculus," yang berarti "tali kecil" atau "kabel."
Funiculars digunakan untuk mengatasi medan yang curam atau berbukit, dan mereka beroperasi dengan menggunakan dua kereta yang berlawanan arah yang ditarik oleh kabel yang berjalan di atas rel yang sejajar.
Kereta kabel atau funicular di Bukit Bendera digunakan untuk mengatasi medan yang curam dan mendaki puncak bukit dengan aman dan efisien.
Funicular menawarkan pengalaman perjalanan yang nyaman sambil memungkinkan penumpang menikmati pemandangan yang menakjubkan selama perjalanan.
Namun kalau di dalam kereta mendapatkan posisi duduk tidak akan melihat pemandangan apa-apa, kecuali pantat dan punggung wisatawan lain yang dalam posisi berdiri dalam kereta funicular.
Naik funicular walaupun sebetulnya aman masih terasa mengkawatirkan, karena ada saja perasaan membayangkan hal-hal yang buruk terjadi.
Bisa dibayangkan dengan kemiringan lebih dari 50 derajat nyaris terasa tegak lurus kereta naik dengan ditarik kabel akan bikin sesak nafas dan deg-degan apalagi ketika kereta berhenti ditengah jalan karena berpapasan dengan kereta berlawanan.
Rasa deg-degan tersebut berlangsung selama kurang lebih 15 menit karena waktu tempuh untuk sampai di bagian atas bukit selama waktu tersebut.
Pada waktu mau naik kereta funicular wisatawan wajib membeli kartu akses dengan harga RM 12 (Dua belas Ringgit Malaysia) bagi orang dewasa pada hari biasa (weekday), kecuali bagi wisatawan disable person (bahasa Malaysia ; orang kelainan upaya) gratis tanpa bayar.Â
Harga lebih murah untuk anak-anak, namun lebih mahal ketika hari libur (weekend).
Kartu akses ini jangan sampai hilang karena diperlukan untuk membuka pintu saat akan meninggalkan tempat wisata nantinya.
Salah satu rombongan Penulis ibu-ibu sempat cemas dan khawatir karena ketika turun tidak menemukan kartu akses yang dibutuhkan.
Untung setelah membongkar seluruh tas akhirnya ditemukan kartu akses tersebut terselip diantara barang-barang bawaannya.
Ada Apa Di Puncak Bukit Bendera
Setelah mencapai puncak dengan menggunakan funicular di Bukit Bendera Penang ada beberapa hal menarik yang dapat dinikmati, yang pasti adalah udara yang sejuk.
Hawa dan cuaca di Penang Hill ini berbeda dengan George Town ibukota Penang.
Jika George Town cenderung sangat panas (waktu penulis bersama rombongan pada awal bulan September panas mencapai 34 derjat Celsius) di Penang Hill kita akan menikmati udara yang sejuk. Karena itu, tempat ini sangat cocok untuk santai ketika berlibur.
Selain udara yang sejuk, kita juga dapat menikmati keindahan Penang dari Bukit Bendera ini.
Karena berada di ketinggian 833 meter diatas permukaan laut, maka jika berada di atas bukit ini, kita dapat melihat pemandangan kota yang indah dan Jembatan Penang dari ketinggian dan kejauhan.
Di area ini, wisatawan juga  dapat menemukan beberapa rumah ibadah yang dibangun berdekatan satu dengan lainnya yaitu adanya Kuil Thirumurugan (Thirumurugan Temple) yang merupakan tempat ibadah umat Hindu dan juga Masjid Bukit Bendera yang merupakan tempat ibadah umat Muslim.
Sampai saat ini kedua tempat ibadah ini masih aktif digunakan untuk kegiatan peribadatan.
Kuil Thirumurugan di puncak Bukit Bendera di Penang, Malaysia, adalah tempat ibadah Hindu yang didedikasikan untuk dewa Murugan, salah satu dewa utama dalam agama Hindu.
Kuil Thirumurugan adalah tempat ibadah penting bagi umat Hindu di Malaysia.
Kuil ini juga merupakan bagian dari keberagaman budaya Malaysia dan menggambarkan pentingnya pluralisme agama di negara ini.
Puncak bukit Bendera adalah salah satu tempat yang menunjukkan harmoni antara agama Islam dan Hindu yang dianut oleh masyarakat Malaysia.
Kuil Thirumurugan di puncak Bukit Bendera adalah contoh penting dari bagaimana berbagai agama dan budaya dapat berdampingan dalam suatu negara dan wilayah, serta bagaimana tempat ibadah dapat menjadi bagian integral dari lanskap budaya yang religius suatu daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H