Pengibaran bendera Inggris di Bukit Bendera di Penang, ketika wilayah ini dikuasai oleh Inggris pada masa kolonial, memiliki makna praktis sebagai cara untuk memberikan informasi tentang kondisi cuaca kepada kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan Penang.
Praktik ini umumnya dikenal sebagai "flag semaphore" atau "signaling semaphore," yang merupakan sistem komunikasi visual menggunakan bendera.
Sistem ini bekerja dengan mengibarkan bendera berwarna-warni dengan posisi tertentu yang mengkodekan pesan-pesan tertentu.
Di Bukit Bendera, pengibaran bendera tersebut digunakan untuk menginformasikan kapal-kapal yang berada di pelabuhan Penang tentang kondisi cuaca yang mungkin memengaruhi pelayaran mereka, seperti perubahan angin atau badai yang akan datang.
Ini adalah metode komunikasi yang efektif pada zaman itu sebelum adanya teknologi komunikasi modern.
Jadi, pengibaran bendera Inggris di Bukit Bendera Penang pada masa itu bukan hanya simbol kekuasaan kolonial Inggris, tetapi juga alat praktis untuk memberikan informasi penting tentang cuaca kepada kapal-kapal yang berlabuh di wilayah tersebut.
Sebagaimana biasanya terhadap suatu lokasi yang terkenal dikaitkan dengan cerita Legenda yang Melatar Belakangi lokasi tersebut.
Begitu juga dengan Bukit Bendera terkenal dengan Legenda Puteri Gunung Ledang.
Meskipun Bukit Bendera terletak di Pulau Pinang dan terpisah cukup jauh dari Gunung Ledang di Semenanjung Malaysia, ada legenda yang menghubungkan keduanya.
Pada zaman antah berantah zaman dulu, Puteri Gunung Ledang konon kabarnya dalam cerita Legenda membuang serpihan tanah ke laut, yang menjadi Bukit Bendera.
Selain itu Bukit Bendera memiliki sejarah penting sebagai tempat perlindungan selama Perang Dunia II dan telah menjadi lokasi peristirahatan populer selama bertahun-tahun.