Tips dan Trik Konsisten Menulis di Kompasiana.
Oleh Handra Deddy Hasan
Ada teman bertanya, apakah sulit bisa konsisten menulis secara regular di Kompasiana?
Terus terang penulis sukar menjawab secara gamblang, karena kalau dibilang mudah. Memang ada kalanya sangat mudah karena ide tulisan mengalir banyak begitu saja tanpa usaha.
Bahkan kadang-kadang belum selesai satu tulisan, tiba-tiba muncul ide menulis topik yang lain.
Ide itu muncul dalam segala situasi, maaf bukan bermaksud jorok, kadang-kadang ide menulis suatu tulisan muncul ketika buang hajat di toilet.
Malah bisa saja ide tulisan muncul pada waktu yang tidak tepat sehingga membuat penulis kesal.
Tiba-tiba ide menulis artikel muncul ketika yang seharusnya kita harus konsentrasi dengan ibadah.
Padahal jelas ide tulisan muncul ketika ibadah adalah merupakan hal yang tidak tepat dan dilarang karena pasti akan mengganggu konsentrasi mengingat Yang Maha Kuasa.
Pada saat lain ketika kering akan ide, kegiatan menulis artikel menjadi hal yang sangat susah diwujudkan.
Apapun upaya yang dilakukan, dari merenung, berfikir, cari bahan bacaan atau melakukan aktifitas yang merangsang ide, namun bahan tulisan tetap tidak mau keluar dari kepala.
Dengan kondisi yang penulis sampaikan dalam narasi di atas merupakan alasan bagi penulis menjawab pertanyaan, apakah menulis di Kompasiana secara konsisten, sulit?
Pengalaman Pribadi Dapat Ide Bahan Tulisan.
Sebetulnya sub judul yang penulis sampaikan dalam artikel agak menyesatkan. Penulis sebetulnya tidak mempunyai tips atau trik yang bisa disharing untuk disampaikan dalam tulisan ini.
Penulis hanya ingin membagikan pengalaman pribadi dengan menyampaikan apa yang penulis lakukan sehari-hari.
Biasanya setiap hari kalau tidak ada janji atau kepentingan sehubungan dengan klien (penulis Advokat, Pengacara), maka setelah shalat subuh langsung rutin sarapan dengan minum kopi pagi.
Pada waktu sarapan pagi, penulis selalu ditemani dengan koran Kompas (masih orang jadul). Biasanya pada waktu membaca berita di Kompas, khususnya masalah hukum, ada saja ide untuk membuat tulisan yang akan dimasukkan ke Kompasiana.Â
Pada dasarnya penulis membatasi diri sendiri untuk menulis hanya masalah yang berkaitan dengan Hukum. Walaupun sesekali penulis juga melanggar ketentuan ini ketika menulis pengalaman pribadi melalui perjalanan ke suatu tempat yang menurut penulis menarik.
Pada waktu awal belajar menuangkan pikiran untuk menulis, untuk memulainya terasa sangat sukar, Â walaupun ada ide tentang topik yang akan ditulis. Namun dengan berjalannya waktu, makin sering menulis seperti akhir-akhir ini kegiatan menulis menjadi lancar tanpa ada halangan.
Malah ketika penulis sudah mulai rutin menulis, ide tidak saja datang dari hasil membaca koran atau melihat tayangan televisi. Teman-teman yang sudah paham dan pernah membaca tulisan penulis di Kompasiana sering memberikan ide tulisan.
Pada kejadian tertentu, beberapa kali penulis juga dihubungi beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang perlu sokongan untuk perjuangan mereka, meminta penulis untuk membuat tulisan dari perspektif pribadi penulis.
Namun demikian bukan berarti bahwa bahan dan ide penulisan selalu berlimpah dan penulis tidak pernah kekurangan ide.
Pernah suatu ketika Penulis vakum tidak menulis beberapa bulan. Rasanya otak buntu untuk diajak menulis serta kehilangan mood sama sekali untuk menulis.
Sampai saat ini penulis tidak bisa mendeteksi dan mengerti kenapa hal ini bisa terjadi. Ketika hal itu terjadi selain tidak punya ide sama sekali untuk bisa dijadikan topik tulisan, juga terasa malas dan tidak semangat untuk menulis.
Pada waktu penulis menceritakan kepada teman-teman penulis lain apa sarannya ketika hal malas dan kehabisan ide untuk menulis, apa yang harus dilakukan.
Jawaban mereka beragam, ada yang menyarankan untuk bersilaturahmi dan berdiskusi dengan sesama penulis dengan cara ikut bergabung dalam kelompok penulis.
Ada juga yang menyarankan, jangan panik, ambil jarak, pergi berlibur. Nanti sepulang nya berlibur pasti ide dan semangat menulisnya akan timbul kembali.
Jadi kesimpulan akhirnya memang sulit untuk bisa konsisten menulis.
Daftar Penulis Kompasiana Yang Konsisten Menurut Pengamatan Pribadi Penulis.
Sehubungan dengan betapa sulitnya bisa konsisten menulis, penulis sangat berharap ada yang memberikan pencerahan agar ada yang berani menulis tips dan triknya.
Makanya penulis salut kepada beberapa Kompasianer yang bisa konsisten secara periodik membuat tulisan di Kompasiana.
Pada kesempatan ini Penulis akan membuat daftar Kompasianer yang menurut penulis pribadi bisa konsisten menulis di Kompasiana.
Selain itu nama-nama yang tercantum dalam daftar yang penulis buat malang melintang setiap hari mengisi peringkat predikat yang ada di Kompasiana.
Dari peringkat yang terpopuler, peringkat Nilai Tertinggi dan juga Artikel Utama.
Sedangkan penulis sendiri, hasil tulisannya tidak pernah masuk katagori Nilai Tertinggi sampai saat ini.
Daftar ini tentunya tidak sempurna dan tidak punya makna apa-apa karena hanya berdasarkan pengamatan pribadi penulis yang sangat terbatas.
Selain itu sebetulnya penulis bukan pihak yang berkompeten untuk memberikan penilaian tentang konsistensi Kompasianer.
Jadi apabila ada Kompasianer tidak terdapat di daftar yang penulis buat, jangan berkecil hati, karena ini hanya sekedar pengamatan pribadi penulis dan bukan merupakan daftar resmi.
Dalam daftar yang akan penulis uraikan berurutan berdasarkan abjad terdiri dari 45 nomor, sekedar untuk  mengingatkan bahwa Indonesia merdeka pada tahun 1945 (dalam rangka hari Kemerdekaan Republik Indonesia).
1. Agustian Deny Ardiansyah, Â
Pak Guru yang kadang-kadang juga menulis tentang pengajaran.
2. Agustina Purwantini,
Wartawati yang menulis tentang apa saja yang menarik hatinya.
3. Airani Listia,
Selain jadi emak-emak juga rajin menulis di Kompasiana dengan topik keluarga.
4. Akbar Pitopang,
Penulis buku yang aktif menulis berbagai topik, namun lebih fokus menulis tentang pendidikan.
5. Anton 99,
Penulis khusus masalah pendidikan.
6. Ari Budiyanti,
Penulis sangat produktif sehingga dapat gelar penulis fiksiana terbanyak.
7. Arif Rahman Saleh,
Penulis yang bisa membuat tulisan tentang budaya lebih gampang dicerna.
8. Bambang,
Penulis pusi berseri yang kreatif.
9. D. Wibhyanto,
Penulis novel yang serba bisa.
10. Efwe,
Penulis kreatif tentang kebijakan, politik dan hukum.
11. El Lazuardi,
Penulis yang kompeten mengulas kompetisi dan pertandingan sepak bola.
12. Fatmi Sunarya,
Penulis yang sudah banyak memperoleh award dan sangat produktif menulis puisi.
13. Faisol,
Penulis masalah politik yang up to date.
14. Ganesha AfnanAdipradana,
Mahasiswa UGM yang menulis apa saja yang menarik perhatiannya.
15. Hadi Saksono,
Penulis masalah sosial yang handal.
16. Prof. Hendry I. Elim,
Penulis kreatif tentang archipelago.
17. Hennie Triana Oberst,
Penulis Indonesia yang bermukim di Jerman. Tulisannya bercerita tentang keadaan sosial di Jerman yang tidak kita temukan di Indonesia.
18. Dr. Herrie Purwanto,
Penulis yang mengkhususkan diri menulis masalah sosial.
19. Irwan Rinaldi Sikumbang,
Penulis yang mengaku menulis untuk menikmati kehidupan, sehingga lahirlah tulisan berupa masalah masyarakat sehari-hari.
20. Isti Yogiswandani,
Penulis novel dan cerpen yang rajin menulis kuliner nusantara di Kompasiana.
21. Itha Abimanyu,
Penulis yang ahli bikin kita meleleh dengan puisi sendu, sedih dan melankolisnya.
22. Y. Edward Horas. S,
Telah banyak mendapat penghargaan sebagai penulis. Sekarang aktif merangsang Kompasianer ikut lomba penulisan.
23. Khoirul Taqwim,
Peneliti yang suka menulis puisi yang inspiratif.
24. Ludiro Madu,
Dosen ilmu hubungan International yang suka menulis tentang ASEAN.
25. Maheng,
Penulis serba bisa.
26. Martha Weda,
Telah menerima beberapa award di bidang penulisan. Topik yang disukainya masalah sosial sehari-hari.
27. Muhammad Andi Firmansyah,
Mahasiswa ilmu Politik yang menulis berbagai masalah sosial.
28. Okto Klan,
Menulis tentang topik yang sedang tren.
29. Patter,
Penulis spesialis hospitality khususnya hotel.
30. Parlin Pakpahan,
Penulis Bidang Politik yang logis.
31. Rasha,
Penulis serius tentang tanaman.
32. Reinhard Hutabarat,
Penulis kritis yang mempunyai pengetahuan luas.
33/34. Roselina Tjiptadinata dan Tjiptadinata Effendi.
Kedua pasangan senior yang jadi inspirasi bagi semua Kompasianer penulis gabung dalam dua nomor sekaligus. Soal reputasi kedua orang yang kita kagumi ini semua Kompasianer sudah paham, jadi tidak perlu lagi ditulis disini.
35. Rokhman,
Sering membuat tulisan tentang ulasan olahraga sepak bola.
36. Suprihati,
Suka menulis tentang alam.
37. Sucahyo,
Aktif menulis puisi,
38. Stevan Manihuruk,
Penulis kreatif masalah sosial.
39. Sirpa,
Orang Makassar yang bermukim di USA, suka menulis tentang teknologi dan penemuan baru.
40. Tati AjengSaidah,
Guru SMP yang suka menulis tentang pendidikan, kadang-kadang juga menulis puisi.
41. Taufik Hidayat, Â
Namanya sama dengan pemain bulutangkis legendaries Indonesia, suka menulis tentang bulutangkis.
42. Totok Siswantara,
Penulis serius yang prosentase predikat Artikel Utamanya tinggi.
43. Wiwin Zein
Penulis Politik aktual.
44. Wijaya Kusumah,
Sosok yang menamakan dirinya Om Jay, suka menulis tentang pendidikan.
45. Yustia Kristiana,
Penulis Kuliner dan wisata alam.
Sebelum penulis menutup tulisan ini, penulis memohon maaf kepada Kompasianer yang ada dalam daftar di atas, seandainya ada kesalahan mengeja nama atau keliru dan tidak tepat memberikan label/predikat sehingga tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H