Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Singkat Memanfaatkan Waktu Transit Di Singapore

13 Juli 2023   12:19 Diperbarui: 13 Juli 2023   20:22 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto dengan latar belakang Patung Merlion yang ikonik  yang merupakan simbolik yang diindentifikasikan dengan Singapore (dokpri).

Wisata Singkat Memanfaatkan Waktu Transit Di Singapore


Oleh Handra Deddy Hasan

Singapore dikenal sebagai salah satu negara hub dunia yang penting dikawasan.

Pengertian "negara hub" adalah merujuk pada sebuah negara yang berfungsi sebagai pusat atau titik fokus penting dalam suatu jaringan global.

Tentunya dengan predikat sebagai negara hub, negara tersebut memiliki peran sentral dalam menghubungkan berbagai sektor, wilayah, atau negara lain dalam aktivitas ekonomi, perdagangan, keuangan, transportasi, teknologi, dan pertemuan internasional.

Penulis tidak akan melanjutkan tulisan ini dengan membahas lebih jauh secara teori masalah faktor-faktor yang mendukung sebuah negara pantas menyandang predikat negara hub. Intinya penulis mencoba melakukan wisata singkat memanfaatkan waktu transit di Singapore.

Penulis ingin merasakan secara langsung sebagai turis, apakah memang berbeda mengunjungi sebuah negara hub dengan yang tidak menyandang predikat negara hub dengan melakukan wisata singkat di negara tersebut.

Hal tersebut penulis dapatkan kesempatan ketika melakukan penerbangan dari Narita Tokyo menuju Soekarno-Hatta Tanggerang.

Penulis menumpang penerbangan budget flight pesawat Scoot yang merupakan anak perusahaan Penerbangan Singapore Airlines, sehingga melakukan transit (stop over) di Singapore selama 18 jam. Dengan waktu transit tersebut penulis akan punya waktu yang layak bisa merasakan pengalaman mengunjungi Singapore sebagai negara hub.

Sebetulnya sejak kita mendarat terminal 1 bandara Changi telah terasa bahwa Singapore memang pantas sebagai negara hub di kawasan karena kenyamanan dan kualitas bandaranya.

Dari fasilitas bandara yang tersedia Terminal 1 dengan berbagai fasilitas untuk para penumpang terlihat agak berbeda misalnya dibandingkan dengan bandara Narita Tokyo Jepang, termasuk check-in counters, area kedatangan dan keberangkatan, gerai makanan dan minuman, toko-toko ritel, serta area tunggu dan lounge.

Terminal ini juga dilengkapi dengan fasilitas seperti ATM, pusat informasi wisata, dan ruang ibadah (penulis sempat shalat subuh disini karena penerbangan keberangkatan ke Jakarta pagi sekali)

Terminal 1 agar bisa terkoneksi dengan terminal lainnya di Bandara Changi melalui Skytrain, yang merupakan sebuah sistem kereta ringan otomatis yang menghubungkan penumpang antara terminal-terminal tersebut. Skytrain ini memudahkan perpindahan penumpang dengan cepat dan efisien. 

Menurut informasi sopir taksi yang membawa penulis dari bandara ke hotel, Singapore saat ini sedang membangun terminal  4 yang lebih hebat, futuristic dan mewah dari terminal-terminal yang sudah ada.


Terminal 1 juga memiliki Pusat Transit, yang menyediakan fasilitas untuk penumpang yang melakukan persinggahan atau transfer (stop over) di Bandara Changi. Pusat Transit ini termasuk area istirahat, area bermain anak, shower, dan fasilitas lainnya untuk kenyamanan penumpang.

Sejak dari Tokyo penulis telah merencanakan perjalanan dan menjelajahi Singapore memanfaatkan waktu transit dalam waktu 18 jam secara efektif. Melalui check in online penulis memilih Hotel Ibis budget di Jalan Joo Chiat Singapore yang terletak di kawasan Katong karena tidak terlalu jauh dari bandara Changi.

Hotel Ibis budget di Jalan Joo Chiat Singapore (dokumen pribadi)
Hotel Ibis budget di Jalan Joo Chiat Singapore (dokumen pribadi)


Sayangnya fasilitas kamar mandi Hotel Ibis budget tidak sebagus Hotel Henn Na yang terletak di kawasan Asakusa Tokyo yang penulis tempati terakhir ketika meninggalkan Jepang. Bahkan air panasnya nyaris tidak keluar, padahal harga kedua hotel relatif seimbang alias sama.

Kawasan Katong adalah sebuah lingkungan di bagian timur Singapura yang kaya akan sejarah, budaya, dan warisan peranakan Cina. Kawasan ini terkenal dengan arsitektur bergaya peranakan, makanan lezat, serta kedai-kedai tradisional yang menjual makanan dan barang-barang khas.

Tadinya penulis punya rencana untuk menikmati dan berkegiatan hanya diseputar kawasan Katong untuk melihat sejauh mana infrastruktur kawasan ini.

Namun karena Pesawat Scoot yang penulis tumpangi agak sedikit delay sehingga mendaratnya di bandara Changi sudah terlalu sore ditambah penulis merasa masih segar untuk menjelajahi Singapore akhirnya penulis memesan taksi untuk ke Marina Bay.

Lau Pa Sat Food Court.

Berdasarkan rekomendasi seorang teman yang berdomisili di Singapore juga berprofesi sebagai flight attendant Singapore Airlines penulis sebelum ke Marina Bay karena sudah lapar singgah terlebih dahulu ke Lau Pa Sat.

Penerbangan panjang selama 7 jam sejak dari Narita ke Changi dengan Penerbangan budget flight tentunya akan membuat kita kelaparan karena tidak disediakan makanan dan minuman. 

Lau Pa Sat adalah sebuah food court yang terkenal di Singapura. Terletak di pusat kota Singapura, di sepanjang Raffles Quay, Lau Pa Sat dikelilingi oleh gedung-gedung perkantoran dan merupakan tujuan populer bagi penduduk lokal dan wisatawan untuk menikmati berbagai hidangan lokal dan internasional.

Pintu gerbang Lau Pa Sat, food court yang populer di Singapore (dokumen pribadi)
Pintu gerbang Lau Pa Sat, food court yang populer di Singapore (dokumen pribadi)


Lau Pa Sat, juga dikenal dengan nama melayu sebagai Telok Ayer Market, adalah salah satu contoh food court yang populer di Singapura. Bangunan ini memiliki arsitektur yang indah dengan gaya kolonial, dengan atap terbuat dari besi cor dan struktur baja yang mencirikan arsitektur Victorian.

Di dalam Lau Pa Sat, kita bisa menemukan berbagai penjual makanan yang menawarkan hidangan tradisional Singapura, seperti nasi lemak, chicken rice, satay, mee goreng, laksa, dan banyak lagi. Kita juga dapat menemukan makanan internasional seperti makanan Tiongkok, India, Thailand, Jepang, dan barat.

Setelah berkeliling melihat dan memilih makanan, sayangnya penulis tidak menemukan nasi Padang yang konon rendangnya menempati rangking satu makanan terenak didunia. Makanan Indonesia hanya diwakili dengan adanya konter yang menjual nasi Bali.

Menikmati makanan di Food Court Lau Pa Sat sangat menyenangkan, bisa bebas ngobrol berlama-lama dengan latar musik yang keluar dari sound system penyelenggara. Perbedaannya dengan food court di Indonesia, menikmati makanan di Lau Pa Sat bebas dari pengemis dan pengamen.

Merlion Park Singapore

Merlion Park terletak tidak jauh dari Lau Pa Sat. Dengan berjalan beberapa menit melewati beberapa blok diantara gedung tinggi dan beberapa kali menyeberang di jalan raya akhirnya kita akan sampai di pelataran Merlion Park.

Berfoto dengan latar belakang Patung Merlion yang ikonik  yang merupakan simbolik yang diindentifikasikan dengan Singapore (dokpri).
Berfoto dengan latar belakang Patung Merlion yang ikonik  yang merupakan simbolik yang diindentifikasikan dengan Singapore (dokpri).

Merlion Park adalah sebuah taman di Singapura yang terkenal karena memiliki patung Merlion yang ikonik. Patung Merlion adalah simbol yang sangat diidentifikasikan dengan Singapura.

Merlion adalah sosok mitologis yang menggabungkan kepala singa dengan tubuh ikan. Patung Merlion di Merlion Park memiliki kepala singa yang melambangkan keberanian dan tubuh ikan yang mewakili asal-usul Singapura sebagai pelabuhan nelayan.

Lokasi Merlion Park sangat strategis, terletak di dekat Marina Bay, di tepi Sungai Singapura. Dengan latar belakang yang menakjubkan dari gedung pencakar langit dan panorama pelabuhan, Merlion Park menjadi tempat yang populer bagi pengunjung untuk bersantai, berfoto, dan menikmati pemandangan kota.

Patung Merlion yang terbesar di Merlion Park memiliki tinggi sekitar 8,6 meter dan berat sekitar 70 ton. Patung tersebut menghadap ke arah Timur, menghadap ke laut, dengan mulutnya menyemburkan air mancur yang mengalir ke Sungai Singapura.

Merlion Park adalah salah satu tujuan wisata yang populer dan menjadi simbol yang ikonik bagi negara Singapore.

Merlion Park sangat nyaman dikunjungi pada sore hari untuk menghindari teriknya panas matahari tropis. Merlion Park sangat bersih dari sampah (termasuk puntung rokok) dan bebas dari pengamen, pengemis dan penjual kaki lima. Malah penulis tidak ada melihat pengunjung yang merokok, padahal penulis tidak ada melihat petugas security yang menjaga. 

Kalau mau bersantai menikmati Merlion Park sekalian makan dan minum, tersedia Restoran/ Cafe terbuka tanpa dinding yang berlokasi masih dalam lingkungan Merlion Park.


The Shoppes at Marina Bay Sands.

Setelah puas mengambil foto dalam berbagai sudut dan menikmati pemandangan bersama ratusan pengunjung lainnya di depan patung Merlion, penulis mulai meninggalkan Merlion Park.

Sementara hari semakin kelam cahaya matahari digantikan oleh cahaya gedung-gedung sekitarnya yang tidak kalah gemerlapnya.

Selanjutnya penulis berjalan mengitari Merlion Park beriringan dan berpapasan dengan beberapa orang berolah raga lari menuju ke Mall The Shoppes at Marina Bay Sands.

Berdasarkan informasi kawan flight attendant Singapore Airlines tadi bahwa di depan Mall The Shoppes at Marina Bay Sands ada pertunjukan yang dinamakan Spectra - A Light and Water Show yang tampil tiap malam tepat jam 8 waktu setempat.

Pertunjukan Spectra - A Light and Water Show dengan latar belakang gedung2 tinggi di Singapore (dokumen pribadi)
Pertunjukan Spectra - A Light and Water Show dengan latar belakang gedung2 tinggi di Singapore (dokumen pribadi)


Ketika penulis sampai di pelataran pertunjukan Spectra setengah jam sebelum pertunjukan, ternyata telah dipenuhi oleh ratusan pengunjung yang akan menikmati pertunjukan dengan duduk-duduk di lantai sambil berbincang sesamanya.

Selama menunggu show Spectra yang akan berlangsung, nampak ada sekolompok orang yang memanfaatkan penonton untuk perform dengan membuat pertunjukan nyanyian koor. Nampaknya pelataran ini juga tempat perform masyarakat untuk uji kebolehannya di depan umum.


Penulis cukup surprise juga karena ternyata peminat pertunjukan Spectra gratis ini sangat banyak, padahal ketika penulis mengunjungi pertunjukan Spectra terjadi pada hari weekday, bisa dipastikan pada hari weekend akan lebih sesak dan lebih rame lagi.

Spectra adalah pertunjukan air mancur yang menggabungkan air, cahaya, dan musik yang menarik di Marina Bay Sands di Singapura.

Pertunjukan ini biasanya dimulai pada pukul 8 malam setiap hari dan berlangsung sekitar 15 menit. Acara ini merupakan pertunjukan spektakuler di mana air mancur dipancarkan setinggi 13 lantai dengan latar belakang gedung Marina Bay Sands yang megah.

Spectra menampilkan kombinasi air, cahaya, dan musik yang disinkronkan dengan sempurna untuk menciptakan efek visual yang mengagumkan penonton.

Orchard Road Singapore.

Bagi orang Indonesia kalau tidak mengunjungi Orchard Road ketika berkunjung ke Singapore serasa belum merasa ke Singapore.

Apalagi setelah melihat pertunjukan Spectra penulis merasa hari masih sore untuk tidur dan akan memanfaatkan waktu transit tidak hanya sekedar untuk tidur di hotel.

Target penulis berikutnya untuk membuktikan dan merasakan negara Singapore sebagai negara hub adalah Orchard Road sekalian  untuk menikmati es potong dibungkus roti atau waver yang terkenal.

Kali ini dari Marina Bay menuju Orchard Road penulis tidak naik taksi, tapi akan mencoba transportasi lain yaitu MRT (Mass Rapid Transportation).

Lagi-lagi dengan berbekal petunjuk teman flight attendant Singapore Airlines penulis menempuh perjalanan dari Marina Bay Sands MRT Station (stasiun berada di bawah tanah Mall) ke Orchard Road, naik ke arah utara menggunakan Jalur Downtown MRT (Downtown Line) menuju Stasiun Bayfront MRT (CE1/DT16).

Kemudian pindah ke Jalur North-South MRT (North-South Line) di Stasiun Raffles Place MRT (NS26/EW14).

Selanjutnya lakukan  perjalanan ke utara menggunakan Jalur North-South MRT (North-South Line) hingga mencapai Stasiun Orchard MRT (NS22). Stasiun ini juga  tepat berada di dalam Mall Ion di Orchard Road.

Penampakan Mall Ion di Orchard Road dimana stasiun MRT ada didalam Mall (dokumentasi pribadi). 
Penampakan Mall Ion di Orchard Road dimana stasiun MRT ada didalam Mall (dokumentasi pribadi). 


Perjalanan naik MRT seperti pindah dari Mall ke Mall karena baik stasiun keberangkatan maupun stasiun kedatangan berada dalam Mall. 

Selama menempuh rute MRT penulis hanya satu kali pindah jalur yaitu di Stasiun Raffles Place MRT. 

Secara keseluruhan, perjalanan ini  memakan waktu sekitar 20 hingga 30 menit yang juga tidak jauh berbeda kalau kita menggunakan taksi yang tentunya akan lebih mahal ongkosnya.

Menikmati perjalanan dari Marina Bay ke Orchard Road dengan MRT di Singapore (dokumen pribadi)
Menikmati perjalanan dari Marina Bay ke Orchard Road dengan MRT di Singapore (dokumen pribadi)


Hal yang lebih hebat dari MRT Singapore adalah cara pembayarannya. Kalau di Jepang untuk bisa menggunakan MRT atau kereta harus beli ticket sekali jalan atau menggunakan kartu prabayar.

Sama juga dengan di Indonesia, agar bisa naik MRT harus menggunakan kartu prabayar yang diterbitkan oleh bank.

Namun MRT Singapore berbeda, lebih gampang dan praktis karena MRT Singapore bisa menggunakan kartu kredit atau kartu debet yang telah kita miliki asalkan diterbitkan dan mempunyai logo Visa atau Master yang tertera pada kartu yang kita miliki.

Dengan menggunakan kartu kredit atau kartu debet yang telah kita miliki untuk naik MRT di Singapore jelas merupakan langkah maju dan lebih praktis dibandingkan dengan pola penggunaan transportasi di Jepang dan Indonesia.

Kita tidak perlu repot-repot untuk mencari konter penjualan ticket atau kartu prabayar untuk bisa menikmati transportasi MRT di Singapore. Cukup apakah kita mempunyai kartu kredit atau kartu debet yang berlogo visa atau Master maka otomatis kita sudah bisa melangkah menikmati perjalanan dengan MRT Singapore.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun