Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Wisata Gratis di Jakarta

7 Juni 2023   21:14 Diperbarui: 7 Juni 2023   21:17 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ilustrasi photo halte BNN https://redigest.web.id/2023/03/begini-pengalaman-mencoba-halte-transjakarta-bnn-yang-baru/

Menikmati Wisata Gratis Di Jakarta

oleh Handra Deddy Hasan

Sebetulnya ide dan untuk melakukan wisata gratis di Jakarta bukan direncanakan jauh-jauh hari sebelumya.

Peristiwanya sangat spontan ketika kebetulan pada pagi hari Rabu tanggal 7 Juni 2023 ada kegiatan di daerah Cawang Jakarta dan ada banyak waktu luang sebelum acara dimulai.

Daripada duduk melamun menunggu acara yang masih lama (datangnya ke acara terlalu kepagian) saya keluar melangkah dari lobby Gedung Tamansari Skyhive di Jalan D.I. Panjaitan Kav.49 Cawang, Jakarta Timur.

Dari teras gedung lanjut melangkah ke jalan raya D.I. Panjaitan dimana disebelah kanan dekat trotoar terlihat terparkir 2 (dua) bus Trans Jakarta warna oranye dengan rute BKN-Cawang-Soetoyo.

Setelah berbincang sebentar dengan petugasnya, dapat informasi bahwa bus Trans Jakarta tersebut pada prinsipnya gratis, cukup men-tap kartu elekronik di alat yang disediakan, namun saldo kita di kartu tidak berkurang, karena nilai transaksinya nol rupiah.

Sesuai informasi dari petugas semua kartu elektronik prabayar yang dikeluarkan oleh bank, bisa digunakan.

Misalnya kartu Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI), Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (Tapcash, Kartu Aku, dan Rail Card), Bank Mandiri (e-money, e-Toll Card, Indomaret Card, dan GazCard), Bank DKI (JakCard), serta Bank Mega (MegaCash).

Kebetulan penulis punya salah satu kartu bank tersebut sehingga punya modal untuk bisa menikmati perjalanan gratis di Jakarta dengan menggunakan bus Trans Jakarta.

Penulis sengaja memilih rute terpendek dari posisi di depan Gedung Tamansari Skyhive D.I Panjaitan, yaitu mulai dari depan gedung menuju Cawang Cililitan kemudian kembali ke tempat semula.

Alternatif rute yang jauh adalah mulai dari depan gedung menuju ke arah sebaliknya yaitu ke arah Tanjung Priok.

Agar bisa menjalani rute pendek yang diinginkan, terpaksa harus  menyeberang terlebih dahulu lewat jembatan penyeberangan menuju halte di seberang jalan.

Setelah sampai di halte seberang jalan, tanpa menunggu terlalu lama kemudian datang bus Trans Jakarta warna oranye mendekati. Ternyata bus nya kosong, penulis satu-satunya penumpang pagi itu dan mulai menaiki bus kira-kira jam 8.30 WIB.

Ketika mau naik dan berusaha untuk men-tap kartu elektronik, si petugas menjawabnya dengan senyum dan berkata, silakan cari tempat duduk Pak. Penulis menurut dan akhirnya duduk di tempat duduk yang strategis untuk melihat pemandangan dan menikmati Jakarta tanpa harus men-tap kartu elektronik sebagaimana seharusnya.

Perjalanan Gratis  Wisata Dimulai

Bus terasa nyaman, adem dan wangi karena menggunakan pendingin ruangan (air condition) dan mungkin juga menggunakan wewangian ruangan. 

Persis diatas didepan tempat duduk yang penulis tempati ada televisi menayangkan iklan sekaligus memberikan informasi kepada penumpang tentang posisi bus sedang berada di halte mana.

Setelah beberapa saat mobil bergerak, langsung terperangkap kemacetan Jakarta. Memang pada jam-jam begini seperti biasa masyarakat Jakarta sedang bergegas menuju tempat kerja secara serentak.


Bus bergerak sedikit demi sedikit mengarungi kemacetan menuju halte Cawang UKI. Bus Trans Jakarta yang penulis tumpangi tidak berjalan di tempat khusus busway, tapi di jalan raya biasa bersama-sama dengan pengguna jalan lainnya, tapi penulis sangat menikmati, karena niatnya memang ingin melihat-lihat dan menikmati perjalanan, makin pelan malah makin bagus.

Bus Trans Jakarta yang penulis naiki bukanlah Bus TransJakarta Reguler. Kalau Bus Trans Jakarta Reguler setiap penumpang akan dikenai biaya antara Rp 2.000,- (dua ribu rupiah) dan Rp 3.500 (tiga ribu lima ratus rupiah) tergantung pagi atau siang, malam.

Halte yang digunakanpun bukan halte bus TransJakarta pada umumnya yang biasanya terletak di tengah-tengah jalan dan harus menggunakan kartu elektronik untuk mengaksesnya, tapi haltenya dipinggir jalan, terbuka dan tidak steril dari orang-orang yang tidak berkepentingan. 

Begitu juga konstruksi bus untuk akses masuk penumpang lebih rendah dibandingkan dengan Trans Jakarta Reguler yang lebih tinggi, disesuaikan dengan tinggi halte.

Dipinggir jalan kelihatan polisi sedang menilang pengemudi mobil pribadi yang melanggar aturan ganjil genap. Hal itu kelihatan dari nomor akhir plat mobilnya genap, padahal hari ini tanggal 7 Juni yang berarti ganjil. 

Di Jakarta ada ketentuan bahwa menempuh ruas-ruas jalan tertentu dan pada jam tertentu hanya boleh dilewati oleh mobil yang plat nomornya sesuai dengan tanggal pada hari itu (ganjil atau genap). 

Apabila melanggar, berarti menabrak ketentuan Pasal 287 ayat 1 Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Setiap pelanggar diancam dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua bulan) atau denda paling banyak Rp 500.000,- (lima ratus rupiah).

Nampaknya tidak setiap pelanggar lalu lintas di simpang Cawang Jakarta dapat ditangani oleh petugas karena keterbatasan personil untuk mengcover area yang cukup luas.

Beberapa pengemudi motor yang nakal juga melanggar Pasal UU LLAJ yang sama, yaitu memotong jalan pintas menghindari kemacetan dengan cara melawan arah. Perbuatan beberapa pengemudi motor yang nekat ini luput dari perhatian petugas polisi.

Setibanya di halte Cawang UKI, bus berhenti sebentar memberikan peluang penumpang untuk naik atau turun, namun tidak ada satupun penumpang yang naik, sehingga penulis tetap jadi penumpang satu-satunya.

Berjejer di pinggir jalan sekitar halte Cawang UKI terlihat banyak warung-warung etnis Batak, Sumatera Utara. Ada yang menjual Mie Sop Medan, Pisang Goreng Brastagi, juga ada yang menawarkan minum kopi Tarutung dan makanan khas Sumatera Utara lainnya.

Sementara kemacetan mulai terurai, bus mulai berjalan lancar dan mulus, karena mungkin penulis penumpang satu-satunya sopir dan kernet kelihatan santai. Mereka asyik berbincang-bincang berdua di depan bus dan penulis duduk manis di bagian tengah bus menikmati perjalanan. 

Tidak lama kemudian disebelah kanan di seberang jalan sebelum Cililitan kelihatan Gedung Pusat Kesehatan TNI Angkatan Darat. Rupanya disini tempat berputar arah (u turn) bus untuk kembali ke arah sebaliknya menuju halte BKN2.

Ketika melewati gedung Badan Kepegawaian Negara (BKN) terlihat banyak anak-anak muda berseragam baju putih sebagai atasan dengan kombinasi celana atau rok hitam sebagai bawahan. 

Mereka nampak berjejer rapi di depan pagar gedung BKN. Nampaknya mereka sedang melamar pekerjaan sebagai Pegawai Negeri. Sebagian yang telah melewati pagar juga duduk rapi di bawah tenda yang sudah disediakan.

Ketika memasuki halte BKN2 naik penumpang baru seorang pemuda berbaju kotak-kotak merah. Sama seperti penulis tadi kelihatannya penumpang baru tersebut tidak men-tap kartu elektronik sebagaimana seharusnya.

Bus kembali melaju melewati gedung Asabri yang mengingatkan kepada kita bahwa beberapa tahun yang lalu terjadi penyelewengan dana besar-besaran berupa tindak pidana korupsi.

Komisaris PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro dituntut hukuman mati oleh jaksa karena merugikan keuangan negara Rp 22,788 triliun terkait dugaan korupsi pengelolaan dana dan investasi di  PT Asabri (Persero) sepanjang tahun 2012 sampai dengan 2019.

Sejejer dan bersebelahan dengan gedung Asabri, banyak loket dan perwakilan bus antar kota dan antar propinsi. Termasuk bus-bus yang menempuh rute Sumatera, terlihat diantaranya ada loket bus Antar Lintas Sumatera (ALS) dan lain-lain.

Selanjutnya kita bisa melihat pemandangan yang bersih asri dan luas dari kantor Kodam Jaya. Kelihatan banget bahwa kantornya terawat secara rutin dan disiplin seperti militer. Kavling kantor yang sangat luas, bersih dan teratur dari Kodam Jaya sangat berbeda dengan loket-loket bus yang sempit dan semrawut tadi.

Akhirnya tanpa disadari bus berhenti di halte UKI. Posisi haltenya persis di depan Universitas Kristen Indonesia (UKI). Sudah gampang diduga penamaan halte karena adanya Universitas swasta yang cukup terkenal dari dulu di Jakarta. UKI menempati lahan yang luas juga seperti Kodam Jaya.

Lahan UKI yang luas selain tempat belajar bagi mahasiswa-mahasiswa dengan berbagai disiplin ilmu juga ditempati bersamaan dengan Rumah Sakit Umum (RSU) UKI yang juga melayani segala penyakit pasien.

Sejak awal berdirinya RSU UKI melayani semua lapisan masyarakat dengan menyiapkan kelas perawatan mulai kelas III sampai ruangan kelas Very Important Person (VIP) maupun VVIP. Namun RSU UKI sangat dikenal sebagai rumah sakit masyarakat kelas menengah dan sangat terkenal menangani pasien miskin bahkan orang terlantar yang bekerja sama dengan Dinas Sosial.

Ketika pintu bus terbuka di halte UKI, naiklah segerombolan orang, kira-kira kurang lebih ada 15 orang penumpang yang naik. Anehnya semua penumpang juga tidak men-tap sama sekali kartu elektronik ketika masuk ke bus.

Walaupun sekarang bus akhirnya dipenuhi penumpang, namun tetap nyaman karena tidak penuh sesak.

Keadaan bus rame penumpang hanya sementara. Kemudian bus melanjutkan perjalanan dan ketika bus berada di simpang Cawang kemudian mengambil jalan berbelok ke arah Jalan MT Haryono untuk menuju halte BNN (Badan Narkotika Nasional).

Seluruh penumpang yang naik di halte UKI, termasuk yang naik di halte BKN2 turun di halte BNN. Akhirnya penulis sendiri lagi di bus Trans Jakarta.

Halte BNN Yang Merupakan Halte Terintegrasi Dengan LRT.

sumber gambar ilustrasi photo halte BNN https://redigest.web.id/2023/03/begini-pengalaman-mencoba-halte-transjakarta-bnn-yang-baru/
sumber gambar ilustrasi photo halte BNN https://redigest.web.id/2023/03/begini-pengalaman-mencoba-halte-transjakarta-bnn-yang-baru/


Halte BNN terletak di Jalan Letjen MT Haryono, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur persis di depan kantor BNN.

Halte ini termasuk salah satu halte istimewa, selain rame merupakan titik transit Koridor 7 yang membentang dari utara ke selatan Jakarta dan Koridor 9 yang membentang dari tenggara ke barat laut Jakarta dan halte tersebut akan terintegrasi dengan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di stasiun LRT Cawang.

Kabarnya menurut berita yang beredar di media, setelah masa konstruksi dan percobaan sejak tahun 2016, LRT akan beroperasi penuh bulan depan yaitu bulan Juli 2023.

Bus kemudian meninggalkan halte BNN, penulis belum bisa membayangkan bagaimana asyik dan semarak rasanya bulan depan ketika LRT mulai beroperasi, entah bagaimana rasanya berada di halte BNN yang untuk pertama kalinya terintegrasi antara dua moda transportasi antara Trans Jakarta dengan LRT.

Setelah berada di Jalan MT Haryono, bus kemudian tidak jalan lurus menuju
Tugu Pancoran, tapi menepi ke arah Kali Bata dan mengambil jalan memutar di kolong Jalan MT Haryono untuk kembali ke arah Cawang.


Ketika sudah memutar dan kembali di Jalan MT Haryono, kembali disebelah kiri kita berdiri berjejer gedung-gedung pencakar langit. Lokasi ini terkenal tempat berkantornya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, seperti Wijaya Karya, Nindya Karya dan lain-lain.

Selain lokasi perkantoran gedung-gedung tinggi area ini juga ditempati berbagai apartemen dan hotel seperti Residence MT Haryono dan Hotel berbintang yaitu Hotel Teras Kita.

Ketika bus melewati gedung-gedung tempat BUMN Karya berkantor, jadi teringat sebelumnya pada bulan April 2023 dimana Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Suwardjono ditetapkan sebagai tersangka.  

Kejaksaan Agung (Kejagung) melalui Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah menetapkan dan melakukan penahanan terhadap 1 orang tersangka terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi di PT Waskita Karya.

BUMN Karya diterpa beberapa masalah, setelah kasus Korupsi yang menimpa Direktur Utama BUMN Karya, kini Dana Pensiun BUMN ditimpa persoalan defisit kecukupan Dana Pensiun (Dapen) BUMN.

Sehingga akibatnya saham emiten konstruksi BUMN Karya terpantau berjatuhan pada perdagangan sesi I Selasa (2/5/2023), di tengah rencana penyehatan BUMN Karya oleh Kementerian BUMN dan sentimen dari masalah utang yang menerpa BUMN Karya.

Tanpa terasa ditengah lamunan tentang BUMN karya bus terus melaju menurun di Jalan MT Haryono dan berbelok ke kiri menuju kembali ke D.I Panjaitan serta berhenti persis diseberang halte tempat penulis naik semula.

Penulis melirik jam tangan, ternyata jam 8.50 WIB yang berarti penulis menghabiskan waktu selama 20 menit menikmati wisata gratis tanpa bayar dengan segala kenyamanan, kenikmatan melihat suasana dan pemandangan salah satu sudut Jakarta di pagi hari yang sibuk.

Siapa bilang di kota Metropolitan Jakarta, tidak ada yang gratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun