Transaksi Milenial
Menggunakan QRIS Antar Negara Merupakan Gayaoleh Handra Deddy Hasan
Berwisata adalah salah satu bentuk kegiatan yang menyenangkan dan membahagiakan, karena akan keluar dari kegiatan rutin kehidupan sehari-hari dengan menjelajahi tempat yang baru.
Kadang-kadang menjalani kegiatan kehidupan rutin sehari-hari terasa membosankan.
Ketika mengunjungi tempat yang baru, secara tidak sadar kita akan belajar tentang budaya, sejarah, tradisi dan makanan yang mungkin berbeda dari yang selama ini dikenal.
Apalagi bila kita berwisata tidak sendirian, tapi ditemani oleh orang terdekat atau keluarga, maka sekaligus merupakan kesempatan untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan emosional dengan mereka.
Menghabiskan waktu berkualitas bersama-sama, berbagi pengalaman, dan menciptakan kenangan bersama dapat memperkuat ikatan batin.
Dahulu secara tradisional, ketika berwisata baik domestik maupun berwisata keluar negeri orang akan membawa uang tunai untuk bertransaksi, membayar segalanya.
Namun cara kuno demikian sangat  berisiko karena rawan akan kehilangan atau pencurian.
Jika uang tunai hilang atau dicuri, sulit untuk mengembalikannya.
Apabila musibah ini terjadi alamat akan mengalami kerugian finansial yang signifikan dan mengganggu perjalanan wisata di luar negeri.
Menggunakan uang tunai untuk transaksi ketika berwisata keluar negeri juga akan dibebani biaya konversi mata uang dan risiko fluktuasi nilai tukar.
Menggunakan Kartu Kredit/Debit Bertransaksi Ketika Wisata Di Luar Negeri.
Kemudian dunia makin berkembang, pada saat dunia mulai mengenal kartu kredit atau kartu debet, orang mulai beralih dari membawa uang tunai kalau berwisata keluar negeri dengan menggunakan kartu kredit atau debit.
Meskipun penggunaan kartu kredit atau kartu debit dapat memberikan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi di luar negeri dibandingkan dengan membawa uang tunai juga mengandung beberapa kelemahan.
Hal kecil yang kadang menyebalkan adalah ketika beberapa bank atau penerbit kartu kredit menerapkan biaya tambahan untuk transaksi di luar negeri. Â Alasannya bisa macam-macam, misal katanya berupa biaya konversi mata uang, biaya transaksi internasional, atau biaya administrasi lainnya. Biaya tambahan ini menggelembungkan biaya total transaksi yang harus kita bayar.
Resiko yang cukup parah menggunakan kartu kredit atau kartu debit di luar negeri  adalah ketika terjadi penyalahgunaan kartu yang kita pakai.
Meskipun ada sistem keamanan seperti PIN atau chip EMV, masih ada kemungkinan kartu milik kita disalahgunakan atau dicuri informasinya. Risiko ini muncul terutama jika menggunakan kartu di lokasi dengan keamanan data yang rendah atau jika kartu hilang, dicopet.
Ada lagi yang bikin panik ketika menggunakan kartu kredit/debit bertransaksi wisata keluar negeri misalnya untuk transaksi pembayaran makanan di Restoran atau transaksi lainnya.
Meskipun kartu kredit atau kartu debit diterima secara luas di banyak negara, masih ada restoran atau pedagang yang mungkin tidak menerima kartu sebagai metode sistem pembayaran.Â
Hal ini terutama berlaku di daerah yang lebih terpencil, pasar tradisional, atau bisnis kecil yang lebih bergantung pada pembayaran tunai.
Sinyal provider yang jelek juga merepotkan menggunakan kartu. Dalam penggunaan kartu kredit atau kartu debit suatu keharusan untuk terhubung dengan jaringan yang dapat memproses transaksi. Jika sinyal internet atau jaringan telepon tidak stabil atau tidak tersedia di beberapa lokasi, maka kemungkinan besar transaksi akan gagal. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna kartu.
Kemudian ada lagi masalah yang perlu diwaspadai pengguna kartu kredit dalam bertransaksi di luar negeri yang berkaitan dengan sistem bank penerbit kartu kredit.
Beberapa bank atau penerbit kartu mungkin menerapkan batasan pengeluaran harian atau memblokir kartu secara tidak terduga ketika mereka mendeteksi aktivitas transaksi yang tidak biasa di luar negeri. Sebetulnya hal ini dilakukan sebagai tindakan keamanan, tetapi dapat mengakibatkan ketidaknyamanan karena terjadi keterbatasan akses ke dana secara tiba-tiba pada saat sedang berwisata dan bertansaksi di luar negeri.
Gaya Milenial Menggunakan QRIS Bertransaksi Ketika Berwisata Diluar Negeri.
Sekarang Bank Indonesia memperkenalkan transaksi gaya milenial dengan  meluncurkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Antar Negara.
QRIS antarnegara adalah sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR yang dapat digunakan untuk transaksi lintas negara.
Dengan fasilitas ini transaksi di negara-negara tetangga ASEAN seperti Malaysia, Pilipina, Singapur, Thailand bisa menggunakan uang rupiah hanya dengan melakukan scan QR Code.
QRIS Jepangpun akan segera menyusul. Perluasan kerja sama juga dilakukan antara Bank Indonesia dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang melalui penandatanganan Nota Kerja Sama terkait Pembayaran Berbasis QR code.
Mulai saat ini, jajan di luar negeri ketika berwisata pakai mata uang Rupiah bukan lagi hal yang mustahil.
Pembayaran atas transaksi wisatawan Indonesia dapat dilakukan dengan memindai QR standard negara yang dikunjunginya dengan menggunakan aplikasi pembayaran Indonesia.
Sebaliknya, pembayaran atas transaksi yang dilakukan wisatawan asing di Indonesia dapat dilakukan dengan memindai QRIS merchant Indonesia dengan menggunakan aplikasi pembayaran negaranya.
Keuntungan menggunakan QRIS untuk bertransaksi di luar negeri sebagai wisatawan adalah sebagai berikut:
1. Â Penggunaannya Yang Gampang.
QRIS menyediakan metode sistem pembayaran yang mudah dan cepat. Untuk melakukannya hanya perlu memindai kode QR dengan aplikasi pembayaran yang kompatibel untuk melakukan pembayaran. Ini mengurangi kebutuhan untuk membawa uang tunai atau menggunakan kartu kredit.
2. Keamanan Data.
QRIS menggunakan standar keamanan tinggi untuk melindungi data transaksi. Informasi sensitif data pribadi tidak akan terpapar saat melakukan pembayaran, mengurangi risiko penyalahgunaan informasi seperti yang terjadi ketika menggunakan kartu kredit atau debit.
3. Biaya Relatif Murah
Pembayaran melalui QRIS memiliki biaya transaksi yang lebih rendah dibandingkan dengan metode sistem pembayaran lainnya seperti kartu kredit.
4. Sudah Mendunia :
QRIS saat ini sudah mendapatkan dukungan internasional di beberapa negara. Saat ini bagi orang Indonesia sudah dapat menggunakan QRIS untuk bertransaksi di beberapa negara ASEAN tanpa perlu menukar mata uang atau menggunakan metode sistem pembayaran yang berbeda di setiap negara yang dikunjungi.
Walaupun menggunakan QRIS merupakan transaksi gaya milenial yang mempunyai banyak keunggulan, namun ada beberapa kelemahan yang masih perlu diperhatikan:
1. Keterbatasan Dukungan:
Meskipun QRIS telah mendapatkan dukungan internasional, belum semua negara atau tempat wisata di luar negeri menerimanya.
Sampai saat ini hanya beberapa negara ASEAN yang baru bekerja sama dengan Indonesia plus menyusul Jepang.
2. Ketergantungan pada Teknologi:
Penggunaan QRIS membutuhkan akses ke perangkat seluler yang kompatibel dan terhubung ke internet. Jika mengalami masalah dengan ponsel atau konektivitas internet di luar negeri, maka resikonya akan menghadapi kesulitan saat melakukan sistem pembayaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H