SUGESTI BUKAN ILUSI
"Ah, itu kan Cuma sugesti", mungkin anda sering mendengarkan kata seperti itu. Â Apa sebenarnya yang dinamakan sugesti itu? Â Mengapa kita sering meremehkannya denga kata "Cuma"?. Seolah olah kondisi yang mereka hubungkan dengan sugesti itu terjaadi secara kebetulan.
Apakah memang sugesti itu memang benar benar terjadi karena kebetulan?
Sudah lama kita ketahui bahwa pikiran sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Hanya saja hubungannnya terkadang hanya dipandang sebelah mata karena dianggap sebagai sugesti saja. Seolah hubungannya terjadi begitu saja, tanpa sebab sebab dan proses yang jelas.
Itulah sebabnya banyak peneliti yang ingin mengetahui, apa sebenarnya yang terjadi sehingga pikiran bisa mempengaruhi kesehatan. Salah satu peneliti itu adalah Bruce H Lipton P.hd. Penelitiannya itu kemudian dituangkannya dalam buku The Biology of Beliefe.
PENELITIAN TENTANG PERILAKU SEL
Untuk memahami keterkaitan antara kesehatan dan pikiran, penelitian dilakukan terhadap sel endotel yang di klon, yaitu sel yang melapisi pembuluh darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perilaku sel ketika menghadapi sinyal lingkungan, yaitu sinyal histamin dan sinyal adrenalin.
Histamin merupakan sinyal lokal dari sebuah sel untuk melindungi dirinya dari bahaya. Sedangkan adrenalin merupakan sinyal yang berasal dari sistem syaraf pusat suatu organisma.
Kemudian untuk menngetahui perilaku itu, penelitian dilakukan pada tombol persepsi membran, yang mengendalikan perubahan perilaku sel, dari perilaku yang satu ke perilaku yang lainnya. Tombol persepsi membran yang diteliti adalah reseptor protein yang merespon histamin, yaitu molekul yang digunakan oleh tubuh untuk memberikan tanda bahaya.
Ada 2 jenis tombol yang sama sama merespon histamin, yaitu H1 an H2. H1 adalah tombol yang memberikan respon perlindungan seperti menghindar dari racun. Â Sedangkan H2 adalah tombol yang memberikan respon pertumbuhan, seperti reaksi sel mendekati makanan.
Penelitian juga dilakukan terhadap reseptor protein yang merespon adrenalin. Adrenalin  juga merupakan molekul yang digunakan tubuh untuk memberikan tanda bahaya. Seperti halnya tombol yang merespon histamin, di sini juga terdapat 2 tombol yang merespon adrenalin yaitu tombol alfa dan tobol beta. Tombol Alfa memberikan respon perlindungan dan Tombol beta memberikan respon pertumbuhan.
LEBIH KUAT MANA PENGARUH SEL DAN PENGARUH SISTEM SYARAF
Pertanyaannya adalah, lebih kuat mana sinyal lokal dari sel dengan sinyal dari pusat syaraf.
Ketika histamin sebagai sinyal lokal dari sel "diberikan secara bersamaan" dengan adrenalin sebagai sinyal pusat, sinyal lingkungan mana yang akan direspon oleh sel. Penelitian ini membuktikan bahwa sinyal adrenalin yang dilepaskan oleh sistem syaraf pusat  mengalahkan sinyal histamin yang dihasilkan secara lokal.
Sebagai analogi mungkin anda bisa membandingkannya dengan perintah dalam suatu organisasi. Tentu perintah dari atasan yang lebih tinggi yang akan diikuti dibanding dengan perintah dari atasan di bawahnya. Â Karena Atasan yang lebih tinggi memiliki otorita yang lebih tinggi.
Jadi hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sinyal adrenalin memiliki otorita yang lebih tinggi dibanding sinyal histamin. Berarti pikiran yang bertindak melalui sistem syaraf pusat menghasilkan adrenalin, mengalahkan sinyal sel lokal ( bertindak melalui sinyal histamin lokal).
PIKIRAN MEMPENGARUHI SISTEM DALAM TUBUH ANDA
Artinya pikiran memiliki pengaruh terhadap biologi sel. Pikiran bisa mempengaruhi sistem dalam tubuh dan kesehatan anda.
Dalam berbagai kejadian, terbukti bahwa pikiran sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Salah satu contoh adalah intervensi pikiran bawah sadar seseorang melalui hypnosis telah menyembuhkan penyakit turunan seperti Iktiosis Kongenital yang mematikan. Penggunaan  penyakit hypnosis untuk menyembuhkan penyakit ini dilakukan oleh seorang Fisikawan muda, Dr. Albert Mason. Peristiwa ini dimuat  dalam British Medical Journal pada tahun 1952 (Mason 1952).
Ternyata kekuatan keyakinan begitu dahsyat pada kesehatan, dan bukan peristiwa yang hanya terjadi secara kebetulan. Bukan hanya "Cuma".
Jadi, jika teman atau saudara kita sedang sakit, lebih baik kita menanamkan ide bahwa kondisi kesehatannya terlihat membaik. Apapun simpton dan kondisi yang ada, katakanlah bahwa simton itu adalah wujud dari usaha tubuh untuk melakukan perbaikan atau penyembuhan.
Dan untuk diri kita sendiri, pertahankan pikiran kita selalu dalam posisi positive, agar kita mendapatkan peluang kesehatan yang lebih baik.
Semoga bermanfaat
Mind Navigator
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H