Mohon tunggu...
fransiscus handoyo
fransiscus handoyo Mohon Tunggu... -

Wiraswasta, tinggal di Yogyakarta, hobi fotografi, traveling Kontak: fransiscushandoyo@yahoo.com.sg

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Semangat Seorang Pak Marto

29 April 2010   15:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:30 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Bapak Tua ini, hidup adalah perjuangan. Perjuangan hanya untuk menghidupi dirinya. Bapak ini namanya Pak Marto, berumur 75 tahun. Dari penampilan fisik, Pak Marto kelihatan sehat dan kuat, ini dikarenakan Pak Marto terbiasa bersepeda sambil membawa beban berat. Beban berat itu adalah celengan ayam terbuat dari tanah liat sebagai barang dagangannya. Sering kali terlihat Ia menuntun sepedanya karena tidak mampu lagi mengayuh. Telapak kakinya pun tanpa beralasan sandal atau sepatu, sepertinya Pak Marto tidak merasakan panasnya aspal jalanan pada telapak kakinya, Ia sudah terbiasa. Pelindung panas satu-satunya cuma topi caping yang menempel pada kepalanya. Sepedanya pun sudah tua tapi masih setia membawa barang dagangannya. Setiap harinya Pak Marto pergi ke Jogja. Kota yang menjadi harapannya setiap hari. Harapan itu tidak pernah berhenti sedikitpun walau harus menempuh perjalanan jauh. Perjalanan jauh? Ya... Pak Marto berasal dari Kasongan Bantul, tempat sentra kerajianan gerabah, jaraknya kira-kira 15 km dari jalan sekarang ia berada. Pak Marto membawa celengan ini untuk dijual di Jogja. Ia berharap ada orang yang membeli sepanjang Ia lewat di jalan. Selama perjalanan, kadang Ia berhenti sejenak sambil melepas lelah. Di sepedanya bagian belakang kiri dan kanan digantung keranjang, ukurannya cukup panjang ke bawah sehingga dapat memuat banyak celengan. Di bagian stang sepeda juga digantung dua celengan lagi, Pak Marto berharap, Ia dapat membawa banyak celengan. Harganya Rp.15.000 per biji. Tapi pada jaman sekarang, masih adakah yang tertarik untuk membeli celengan seperti ini dan seberapa banyak yang akan terjual? Saya tidak tahu. Tapi menurut saya, celengan seperti yang dijual Pak Marto kurang diminati anak-anak jaman sekarang. Sekarang banyak celengan yang lebih modern, terbuat dari kaleng atau plastik dengan desain yang menarik. Tidak ada rasa letih terpancar di wajahnya, tidak ada rasa khwatir yang menyelimuti hatinya, hanya harapan yang Ia dapatkan, walau harapan itu kecil tapi besar baginya. Hanya semangat hidup yang Ia miliki untuk mendapatkan harapan itu. Selamat berjuang Pak Marto...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun