dengarlah nak, perbolehkan ibumu sedikit bicara.
sudah bertahun-tahun kau pergi ke kota,Â
menimba ilmu untuk kau bawa ke desa.
nak, kutunggu kabarmu setiap waktu.Â
rajinlah ke masjid pakailah sarungmu,
ya! sarung pemberian ayahmu,Â
pakailah selalu sarung itu walau tak baru.
pandailah bersyukur yang teratur biar makmur.
maafkanlah nak, apabila uang saku pemberian ibu tak dapat mencukupimu.
janganlah bersedih hati, bergembiralah meski jauh dari keluarga.
o iya, apa kau tahu nak? sekarang ayahmu semakin giat bekerja.
usia yang tua tak dapat menghalanginya,Â
ayah semakin tak kenal lelah sejak didengarnya nilai rapormu semester lalu. "bagus juga!" begitu katanya.
lelah, payah, kehabisan tenaga biasa menghampirinya di tengah sawah.
tahukah nak? kau adalah api semangat baginya.
banting tulang cari uang supaya kau jadi orang.
lekaslah wisuda jadi sarjana muda,Â
bawakan oleh-oleh lusinan senyuman untuk kami berdua,Â
manusia yang tak pernah lelah mendoakanmu.
ingatlah nak, ayah dan ibu di desa sudah semakin tua.
buatlah kami bangga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H