Mohon tunggu...
Handoko
Handoko Mohon Tunggu... Programmer - Laki-laki tua yang masih mencari jati diri.

Lulusan Elektro, karyawan swasta, passion menulis. Sayang kemampuan menulis cuma pas-pasan. Berharap dengan join ke kompasiana, bisa dapat pembaca yang menyukai tulisan-tulisan receh saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Setiap dari Kita Punya Kekuatan untuk Mengubah Dunia

14 September 2021   16:12 Diperbarui: 14 September 2021   16:17 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah melihat lukisan Monalisa? Mungkin cuma Leonardo Da Vinci dan seniman lukis sekelas dia yang bisa menghasilkan lukisan seindah dan semisterius itu. Tapi cukup berbekal spidol hitam dan keisengan, siapa saja bisa mengubah lukisan itu. Misalnya menambahkan kumis di atas bibir Monalisa. Atau memberi satu titik tai lalat di ujung matanya.

Bisa kan?

Seperti sebuah lukisan yang terdiri dari jutaan partikel, demikian pula dunia ini merupakan akumulasi dari kita semua.

Hanya Tuhan Sang Maha Pencipta yang bisa berkreasi menciptakan dunia dengan segala isinya. Dengan hukum-hukum fisika yang menjaga planet-planet tetap berputar, bergerak dan berevolusi di jalurnya masing-masing. Menciptakan ekosistem yang saling menunjang dan siklus hidup dengan rantai makanan yang saling menjaga keseimbangan. Menciptakan berbagai makhluk mulai dari yang imut sampai yang seram. Dst.

Namun sama seperti seorang pengunjung yang iseng dan berbekal spidol hitam tadi, kita punya kekuatan untuk mengubah dunia, dengan mengubah sebagian kecil dari dunia itu tadi.

Level kekuatannya tentu berbeda-beda, seorang presiden yang memegang tampuk kekuasaan sebuah negara tentu memiliki kemampuan untuk mengubah dunia lebih besar dari seorang kepala desa. Atau seorang milyuner pemilik perusahaan multi nasional tentu memiliki kemampuan untuk mengubah dunia lebih besar dari seorang penjaga toko kelontong.

Lepas dari levelnya, setiap dari kita memiliki kemampuan untuk mengubah dunia.

Karena, setidaknya, diri kita sendiri ini bagian dari dunia.

Mengubah kebiasaan kita yang buruk menjadi kebiasaan baik, artinya, meskipun hanya sedikit, sudah mengubah dunia menjadi lebih baik.

Jadi lepas dari besar kecilnya tanggung jawab kita pada dunia, setiap dari kita punya tanggung jawab. Karena setiap dari kita telah diberi kekuatan untuk mengubah dunia.

Jika kita melihat ketidak adilan sosial, melihat permasalahan yang bertumpuk dan mengerak di negara dan bangsa kita. Atau mungkin lebih besar melihat masalah global. Seringkali kemudian kita merasa tak berdaya. Akhirnya jadi pesimis, depresi dan terkadang bahkan jadi benci pada kehidupan.

Kita lupa, masing-masing dari kita sudah punya porsinya sendiri-sendiri.

Saya tidak mengatakan bahwa kita harus abai pada persoalan yang lebih besar. Akan tetapi jangan pula lupakan tanggung jawab dan kekuatan yang kita miliki untuk membuat dunia ini jadi lebih baik dalam skala yang lebih kecil.

Cobalah berfokus pada apa yang menjadi tanggung jawab kita masing-masing, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki saat ini. Yang sudah menjadi kepala keluarga, cobalah jadi kepala keluarga yang baik. Yang punya kesempatan menjadi atasan di tempat kerja, cobalah jadi atasan yang baik bagi anak buah anda.

Paling tidak, kalau kita tidak mampu mengubah apa pun di luar diri kita, setidaknya cobalah mengubah diri kita sendiri, menjadi maunsia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun