Maka secercah cahaya seperti menerobos masuk, menyeruak dan menyingkirkan kabut dan awan gelap yang terkadang menutupi benak saya dan mengaburkan rasa nasionalisme yang ada di hati ini. Kegalauan yang terkadang merasa menjadi tamu di negeri sendiri.
"Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa..."
"Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas..."
Camkan itu.
Rakyat Indonesia bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaannya bukan karena kesamaan warna kulit, bukan karena berasal dari ras yang sama, atau berasal dari agama yang sama. Rakyat Indonesia bersatu memperjuangkan kemerdekaannya, karena disatukan oleh satu cita-cita yang luhur.
Setelah mengalami sistem pemerintahan penjajahan Belanda yang menggunakan taktik divide et empera, dengan membagi masyarakat menjadi kelompok-kelompok dan perlakuan yang diskriminatif, dengan membenturkan suku dan agama. Rakyat Indonesia berproses dan menemukan sebuah cita-cita yang luhur dan mulia, yang menyatukan mereka semua. Yaitu sebuah bangsa yang didasarkan oleh Ketuhanan dan kemanusiaan. Sebuah bangsa yang menempatkan peri kemanusiaan dan peri keadilan sebagai asas-asas dalam menjalankan kehidupannya.
Di Indonesia, seharusnya tidak ada pertanyaan tentang nenek moyangmu berasal dari mana? Atau agamamu apa? Pertanyaan terpenting yang ada, adalah, nilai dan idealisme apa yang ingin kamu wujudkan dalam hidupmu?
Kesatuan pandangan akan cita-cita, nilai dan idealisme inilah yang menyatukan kita menjadi satu bangsa.
Sebuah bangsa yang religius, berperi kemanusiaan dan berperi keadilan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI