Mohon tunggu...
Humaniora

Hidup Sebagai Drama

18 Maret 2016   21:22 Diperbarui: 18 Maret 2016   21:33 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛

Puja dan puji syukur mari bersama-sama kita panjatkan untuk kehadirat Alah SWT yang telah senantiasa menambahkan segala yang kita butuhkan sehingga kita dapat berkumpul di aula sekolah ini dengan keadaan yang luar biasa nikmat.

Kemudian, ucapan sholawat dan salam mari kita senantiasa ucapkan kepada junjungan Nnabi besar kita Nabi Muhammad SAW, yang telah dengan gigih dan sabar menuntun umat manusia menuju ke arah yang lebih baik seperti sekarang.

Teman-temanku sekalian kita dilahirkan di dunia ini bukan tanpa alasan, Allah telah memberi kita sebuah skenario panjang yang tidak akan kita ketahui dan prediksi bagaimana akhir ceritanya, apakah itu berakhir dengan senang ataupun sedih. Di dalam sekenario itu terdapat banyak sekali konflik-konflik beserta peleraian-peleraian yang menjadikan kehidupan itu menarik dan indah.

Bayangkan saja apabila teman-teman sekalian menyaksikan pertunjukan seni drama yang mengangkat tema kehidupan sosial manusia, tentunya kalian akan merasa bosan apabila hanya ada terjadi satu konflik saja atau cerita yang diangkat itu sudah terlalu biasa. Maka dari itu agar kehidupan itu tidak membosankan mari kita bersama-sama menjadikan konflik-konflik kehidupan menjadi pelajaran hidup untuk menghadapi konflik-konflik kehidupan yang lebih kompleks di masa mendatang. Konflik-konflik yang lebih kompleks itulah yang biasanya membuat penonton drama lebih antusias dan penasaran dalam menyaksian suatu pertunjukan drama. Nah, untuk mencapai semua hal diatas diperlukan suatu prinsip kehidupan yang harus selalu di pegang sampai kapanpun.

Seperti yang teman-teman sekalian ketahui ada dua hal utama yang berbeda dalam kehidupan. Hal-hal itu seperti adanya siang dan malam, adanya laki-laki dan perempuan, adanya senang dan sedih dan adanya baik dan buruk. Namun, dari segala macam 2 hal berbeda itu kita dapat mengetahui di tempat mana kita berada, apakah di sisi yang positif atau disisi yang negatif. Namun apabila teman-teman sekalian belum tahu di mana kalian berada, kalian dapat menentukannya mulai dari sekarang. Sebagai manusia yang baik dan berpikir tentunya semuanya akan memilih posisi positif sebagai posisinya, namun ada pula manusia yang hanya ada di ambang-ambang antara kedua posisi itu dan bahkan adapula yang memilih posisi negatif. Nah, apabila teman-teman sekalin telah menentukan posisi teman-teman sekalian maka pertahankanlah posisi itu apabilai tu baik, berubahlah menjadi baik ketika belum baik.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (ar-Ra'du:11)

 

Namun dari pertunjukan-pertunjukan drama yang pernah saya saksikan, saya pasti mengingat tokoh-tokoh utamanya saja. Walaupun tokohnya bersifat antagonis pasti akan selalu diingat. Kemudian, kita tidak akan ingat terhadap tokoh-tokoh tritagonis atau figuran. Walaupun tokoh tritagonis condong kepada tokoh protagonis namun tetap saja akan mudah dilupakan.  Saya yakin mereka semua bersifat baik dan dalam posisi positif namun positifnya belum sepenuhnya positif. Dari pernyataan diatas jadilah seorang tokoh yang memiliki sifat penuh, apabila antagonis maka jadilah antagonis dan apabila protagonis maka jadilah protagonist, saya sarankan agar dalam suatu drama tidak menjadi seorang figuran saja atau tritagonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun