Kopi adalah sebuah minuman yang mengandung zat cafein ‘zat pemicu denyut jantung’. Kopi memang terkenal ampuh mendobrak mata tetap terjaga dan melumpuhkan rasa kantuk. Kopi ibarat candu yang mempu menyegarkan penikmatnya.
Banyak pecinta kopi yang mengatakan bahwa tanpa kopi tubuh terasa lemas dan tak mempu beraktifitas dengan tubuh prima. Sebenarnya apa sih filosofi kopi? Banyak orang berpendapat tentang filosofi kopi, tetapi kali ini saya ingin mengutak atik filosofi kopi dari struktut dan karakter materinya. Mungkin agak asing dan terkesan terlalu mengotak atik gatuk aja, namun boleh lah buat penyegaran dan senam jari di malam hari.
Dari warnanya yang hitam dan rasanya yang pait, kopi seperti diibaratkan hidup yang secara kasat mata mengerikan dan suram ‘paitnya hidup. Pandangan itu akan dibayar dengan kenikmatan kopi saat kopi diseduh pakai air hangat dan dicampur dengan gula. Di sini kopi di perbandingkan dengan kenikmatan hidup yang selau bersembunyi di sisi lain paitnya hidup. Seperti musibah yang selalu diberengi dengan hikmah yang melekatinya, seperti masalah yang selalu dating beserta solusinya.
Kopi ibarat hidup sebagai manusia yang hanya berjalan berdasarkan titah sang dalang. Terima saja. Berusaha saja. Tak usah lah kita pertanyakan hasilnya. Tuhan maha tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H