Latar Belakang Pelaku Fetish Kain Jarik yang Trending di Twitter

Jagat media sosial Twitter dihebohkan dengan unggahan utas dari akun Twitter @m_fikris, yang mengungkapkan tentang kisah pelecehan seksual yang dilakukan mahasiswa dari universitas ternama di Surabaya.  pemilik akun menceritakan bahwa dirinya diminta untuk menjadi alat percobaan eksperimen pelaku. Sang pelaku meminta untuk dikirimi foto dan video korban yang sedang dibungkus dengan balutan kain jarik, yang sebelumnya kaki, tangan, mata dan telinga korban ditutup dengan lakban. Hal tersebut diminta oleh pelaku dengan alasan, agar mengeluarkan ekspresi atau emosi natural dari korban saat dalam keadaan tertekan.

Kisah tersebut bermula saat pelaku menghubunginya via direct message Instagram. Kemudian pelaku meminta percakapan dilanjut di Whatsapp, agar mempermudah berkomunikasi. Pemilik akun sebenarnya ragu untuk menyanggupi permintaan pelaku, namun pelaku berdalih bahwa ini adalah tugas akhirnya jadi harus segera diselesaikan. Sehingga pelaku pun melakukan ancaman jika permintaannya tidak dikabulkan. Setelah melakukan prosesi yang dipandu oleh sang pelaku, korban mengirimkan hasil foto dan video, namun sang pelaku meminta korban untuk merekam ulang karena dirasa hasil "percobaan" tersebut dirasa kurang memuaskan. 

Merasa dipermainkan, si pemilik akun @m_fikris yang sekaligus menjadi korban, memberontak dan tidak menuruti apa yang diinginkan oleh pelaku. Sampai dikeesokan hari, korban mengetahui bahwa ada berita mengenai fetish aneh terhadap kain jarik. Korban baru menyadari bahwa dirinya sudah menjadi objek pelecehan seksual yang dilakukan oleh sang pelaku tersebut. Pada tanggal 29 Juli 2020, korban membeberkan pengalaman pelecehan seksualnya di jejaring sosial Twitter. Di hari yang sama, saat itu juga thread tersebut menjadi trending topic dan viral dengan cepat. Ternyata kejadian tersebut bukan hanya dialami oleh pemilik akun @m_fikris, tetapi juga banyak warga twitter yang juga melaporkan pengalaman buruk tersebut dengan subjek pelaku yang sama pula.

Kejadian tersebut berkaitan dengan adanya fetish dari pelaku. Fetish merupakan objektifikasi benda mati ataupun bagian dari anatomi tubuh manusia yang dijadikan fantasi untuk memenuhi hasrat seksual seseorang. Seperti yang kita ketahui bahwa sang pelaku memiliki fetish terhadap orang yang tubuhnya terbalut penuh dengan kain. Fetish ini bisa disebut dengan "Sexual Mummification" yakni, pelaku sangat bergairah secara seksual saat melihat partnernya tak berdaya dan kaku karena dibungkus, sehingga hasrat untuk mendominasi semakin terpenuhi. 

Dalam kasus tersebut menunjukan bahwa hasrat untuk mendominasi dari si pelaku amat sangat besar. Terlihat dari cara ia melakukan penetrasi dan pendekatan kepada para korbannya yang notabene baru ia kenal dengan cara manipulatif dan penuh tipu muslihat demi mewujudkan keinginan bejatnya.