"Siapa takut!" Seru Herman menerima ajakan Amanda.
"Yang paling penting nanti kita bisa mencegah umat manusia supaya tidak bikin salah yang merugikan kehidupan di masa depan." Tambah Amanda.
"Asyiik," kata Herman, "tapi jangan lupa, Tempus Fugit harus selalu kita bawa!"
Akhirnya mereka menunda pulang dan memutuskan turun dari wahana dengan keingin-tahuan yang besar.
***
Sekarang Herman dan Amanda benar-benar melihat di sekeliling dengan lebih teliti.
Mereka yakin, dulu tempat ini adalah sebuah kota, tetapi sekarang telah menjadi pantai. Gedung-gedung tinggi yang sudah berupa puing-puing seolah-olah begitu saja muncul dari permukaan air.
Ombak-ombak menerpa ruang dalam gedung yang sudah bolong besar dan kini berfungsi sebagai dermaga, dari semua itu terlihat perahu-perahu kayu yang ditambatkan.
Tetapi pemandangan yang amat mencolok hadir mengusik mata mereka. Dari tempat ini mereka melihat tembok besar yang menjulang tinggi dan lebar sepajang tepi pantai. Tempat apakah itu pikir mereka?
Di langit benteng besar itu mengapung beberapa pesawat udara yang bergerak naik turun seperti terbang sebuah balon udara.
Tiba- tiba mereka dikejutkan oleh datangnya suara keras dari sebuah alat berat.
Herman dan Amanda mencari asal suara.
Alangkah terkejut mereka melihat benda raksasa dari logam berjalan ke arah mereka. Dan ternyata tidak