Mohon tunggu...
HANDI WIYONO
HANDI WIYONO Mohon Tunggu... Mahasiswa - sederhana itu penting

mahasiswa dan analis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) PPG Prajabatan Glombang 1 Tahun 2023 Universitas Negeri Malang

13 Januari 2024   20:28 Diperbarui: 13 Januari 2024   20:36 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 11 Januari 2024, Universitas Negeri Malang menyelenggarakan sebuah diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) yang dimulai dari pukul 07.30 sampai 16.30. Diklat tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan serta wawasan calon-calon guru profesional mengenai makna keberagaman dan toleransi sebagai bekal dalam membangun lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi peserta didik. Diklat ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023, salah satunya adalah mahasiswa Seni Budaya Kelas 001. Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) memuat serangkaian kegiatan yang dikelompokan dalam lima topik utama. Untuk menyaksikan keseruan kami silahkan klik di sini.

Topik 1 Dunia yang Bermakna

Dunia merupakan tempat yang memiliki segala keragaman, baik dari identitas, karakteristik maupun genre yang menjadi pemaknaan dalam diri manusia. Setiap manusia dilahirkan dengan identitas nya masing-masing, yang mana perlu adanya penghayatan diri sejauh mana setiap personal dapat mengenal dirinya masing-masing. Identitas ini bisa terbentuk dari beberapa lingkup, seperti karakteristik fisik, DNA, maupun kegemaran dan minat masing-masing individu. Dalam kegiatan WKG ini, setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengenali identitasnya masing-masing. Mulai dari mengenali dirinya dalam bentuk fisik, kesukaan, maupun mengenali identitas diri secara DNA. Dimana dia berasal dan siapa saya sebenarnya. Hal tersebut termuat ketika setiap mahasiswa diberikan pertanyaan pemantik mengenai pilihannya terhadap dua hal yang menjadi kegemaran dalam kehidupan sehari-harinya, yang mana secara penghayatannya mahasiswa diberikan kesempatan untuk menemukan pemaknaan bahwa perlu adanya perbedaan. Selain itu, dalam sesi pertama ini mahasiswa diberikan penghayatan kompleks darimana asal muasal manusia Indonesia, sehingga hal ini memberikan penekanan bahwasanya manusia Indonesia berasal dari berbagai identitas dan DNA yang tidak ada hak untuk memberikan sentimental identitas pada setiap orang yang berbeda. Dunia yang bermakna menjadi satu poros untuk memberikan pengertian bahwasanya setiap hal didunia memerlukan adanya perbedaan. Ketika setiap hal di dunia ini seragam dan sama, maka akan terjadi hal yang membosankan, tidak menarik dan satu hal yang penting adalah tidak adanya toleransi yang dapat memberikan warna untuk dunia yang bermakna.

Topik 2 Indonesia yang Harmoni

Indonesia merupakan negara dengan jutaan perbedaan, dan manusia Indonesia telah hidup puluhan tahun dengan perbedaan  tersebut. Keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa, makanan, ritual dan lain sebagainya memberikan warna yang indah di Indonesia. Perbedaan tersebut dapat muncul karena adanya perbedaan letak geografis serta potensi alam di dalamnya. Perbedaan sumber daya alam itulah yang membentuk sebuah keunikan pada mata pencaharian, bahasa, adat istiadat, dan karakter penduduk setempatnya. 

Pada topik kedua ini, peserta dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang mencerminkan identitas suatu suku dan etnis, yaitu kelompok Jawa, kelompok Banyuwangi, kelompok Papua, kelompok Melayu, dan kelompok China. Setiap kelompok ditugaskan untuk mengkaji identitas masing-masing berdasarkan karakteristik, budaya, kuliner, dll yang dapat memberikan penghayatan dan pengenalan masing-masing budaya ke kelompok lainnya. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan mengidentifikasi apa saja yang menjadi gambaran dan penilaian dari karakteristik yang telah disampaikan. 

Indonesia yang harmoni merupakan sebuah konsep yang indah dan penting. Harmoni di Indonesia dapat dilihat dari bagaimana masyarakatnya hidup berdampingan dengan damai meskipun memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Setiap daerah memiliki keunikannya sendiri, dan hal tersebut menjadi identitas masing-masing daerah tanpa harus merasa asing atau terasingkan. Dalam upaya menciptakan Indonesia yang harmoni, diperlukan adanya toleransi, pengertian, dan rasa hormat terhadap perbedaan untuk menghindari konflik antar individu hingga antar kelompok. Melalui Diklat Wawasan Kebhinekaan Global kami memahami lebih dalam bahwa  Indonesia yang harmoni adalah Indonesia yang merayakan keberagamannya, bukan merasa terancam oleh keberagaman yang ada.

Topik 3 Damai dimulai dari Diri

Dalam kegiatan Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) dengan fokus pada topik 3, peserta yang beranggotakan mahasiswa PPG Prajabatan Seni Budaya tahun 2023 diajak untuk merefleksi diri secara mendalam. Proses ini mengajak mahasiswa untuk memahami dan menerima diri sendiri sebelum mampu merangkul keberagaman orang lain. Melalui diskusi dan kegiatan introspektif, mahasiswa didorong untuk mengidentifikasi nilai-nilai personal yang mendasari pandangan mereka terhadap keberagaman. Pentingnya bersyukur untuk menerima diri sendiri menjadi landasan utama, karena hanya dengan mengakui dan meresapi keunikan diri, seseorang dapat membuka diri untuk menghargai perbedaan orang lain. Sebagai individu dewasa, mahasiswa diajak untuk mengidentifikasi dan mengenali diri lebih baik, serta menerima dengan rasa syukur apa yang dimiliki saat ini. Dengan rasa syukur, kita tidak hanya belajar menerima diri namun juga tidak membandingkan diri dengan orang lain karena kesadaran bahwa setiap individu diciptakan beragam dengan keunikannya masing-masing. Kita dapat berfokus untuk mengembangkan aspek yang dapat diubah seperti kemampuan diri, kebijaksanaan, kemampuan sosial, dsb dan tidak terpaku pada aspek yang secara kodrati tidak dapat diubah. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya menjadi lebih sadar akan identitas dan nilai-nilai pribadi mereka, tetapi juga membuka pintu untuk menjalani hubungan yang lebih harmonis dalam lingkungan yang kaya akan keberagaman.

Dok: Pribadi
Dok: Pribadi

Topik 4 Sekolahku yang Bhineka

Dalam kegiatan Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) dengan pembahasan topik 4 bertema "Sekolahku yang Bhineka," mahasiswa PPG Prajabatan mengalami pengalaman berharga dalam praktek kebhinekaan di dunia pendidikan dari kegiatan bermain peran dengan konteks  permasalahan study tour lintas sekolah dengan keyakinan mayoritas yang berbeda serta pemilihan ketua OSIS dari latar belakang agama minoritas. Melalui kegiatan bermain peran ini,  peserta diajak untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya dan agama di lingkungan pendidikan. Sebagai contoh, dalam tema pemilihan ketua OSIS, masalah tersebut mencerminkan keberagaman yang menjadi momen penting dalam membangun inklusivitas di sekolah. Dalam bermain peran,  sebagai calon pendidik, peserta memperoleh wawasan mendalam tentang tantangan dan peluang yang muncul dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Mahasiswa PPG belajar bagaimana memberdayakan perbedaan sebagai kekuatan positif, mengembangkan keterampilan berkomunikasi lintas budaya, dan merancang strategi pedagogis yang memperkuat rasa kebersamaan di tengah keberagaman. Keseluruhan pengalaman ini memberikan bekal berharga bagi peserta sebagai calon pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang beragam, inklusif, dan mendukung perkembangan holistik peserta didik.

Dok: Pribadi
Dok: Pribadi

Topik 5 Sekolahku yang Damai

Kegiatan WKG pada sesi terakhir menyajikan pembahasan terkait dengan "sekolahku yang damai", dimana setiap kelompok mengidentifikasi bagaimana sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik dari beberapa kondisi dan isu" yang sering terjadi. Pada kegiatan topik ini, mahasiswa ppg prajabatan bermain games SEKOLAHKU, dimana terdapat beberapa kartu kerentanan, ancaman dan resiko. Setiap kartu yang dimainkan memiliki prosedur, yaitu : tiga ambil, 1 lihat; 1 ambil 1 lihat, 1 ambil 1 buang. Dalam hal ini, setiap mahasiswa bergantian mengambil kartu sesuai dengan prosedur yang ditentukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun