Mohon tunggu...
Handi Suyono
Handi Suyono Mohon Tunggu... Dokter - Penulis, konsultan, peneliti

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Konsultan Penyelaman dan Oksigen Hiperbarik. Konsultan / peminat minyak atsiri (essential oils)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Learning vs Schooling"

9 Juni 2018   18:33 Diperbarui: 9 Juni 2018   18:44 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali dianggap sama antara belajar (learning) dan bersekolah (schooling). Sebenarnya hal ini sangat berbeda. Orang c tua kita atau kita sendiri menganggap belajar itu di sekolah, artinya harus bersekolah. 

Untuk mencari ilmu, menjadi pandai, bisa bekerja kelak, bisa berpenghasilan layak, harus bersekolah sebab hanya di sekolah lah tempat untuk menjadi pandai. Anak yang tidak bersekolah dianggap anak yang malas, bodoh, tidak mau belajar. 

Apakah sesungguhnya belajar itu harus selalu di sekolah? Hanya sekolah yang membuat kita pandai, dan bukan yang lainnya? 

Konsep bersekolah, adalah kegiatan belajar yang terstruktur, sistematis. Kita berangkat pagi, masuk sekolah, mendengarkan guru, mencatat, menulis, berhitung, berlatih, dll. lalu pulang siang hari. 

Kita mendapatkan informasi yang luar biasa, bahkan mungkin bosan dengan berbagai fakta yang harus dihafalkan. Tidak bisa dipungkiri, bersekolah memang membuat kita pandai dalam beberapa hal. Pandai berhitung, berbahasa, menulis, bahkan pandai menari, menyanyi, berolahraga. 

Faktanya, seringkali seseorang dicemooh, sudah lulus, pendidikannya tinggi lho, kok tidak bisa kerja. Apakah ada sesuatu yang salah ketika bersekolah? 

Konsep belajar, dilakukan setiap saat, di mana saja, dan kapan saja. Belajar tidak terbatas jarak, ruang, waktu, usia. Bersekolah dibatasi usia. Apakah bisa anak berusia 4 tahun bersekolah di kelas 3 SD? Belajar terus dilakukan sepanjang hayat kita. Meskipun sudah usia lanjut, tetap belajar teknologi terbaru, belajar mengendarai kendaraan matic, mengoperasikan whatsapp atau line, memesan taksi online. 

Belajar itu dilandasi ingin tahu atau ada masalah/kesulitan. Anak kecil ingin tahu mengapa lampu bisa menyala. Orang dewasa kesulitan kalau harus antri di bank, lalu belajar seluk beluk m-banking. Belajar selalu menekankan kreativitas. Ada hal-hal kreatif yang didapatkan seseorang ketika belajar. 

Anak-anak seyogyanya diajarkan tentang belajar. Bukan berarti bersekolah tidak perlu. Belajar itu bisa dengan siapa saja. Belajar dari montir kendaraan, penjual nasi, tukang bangunan, tukang listrik. Kita mendapat pengetahuan dari setiap orang. Maka anak-anak seyogyanya selalu menghormati siapapun, karena siapa saja orang itu adalah guru bagi diri kita. Tidak melulu guru formal di sekolah. 

Lihat lah sejarah. Bill Gates, orang yang pandai, tidak menyelesaikan kuliah. Albert Einstein, orang super jenius, yang dianggap bodoh saat bersekolah. Thomas A. Edison, penemu dan ilmuwan besar, yang dikeluarkan dari sekolah karena dianggap bodoh. Mereka adalah orang yang selalu belajar bukan selalu bersekolah. Gelar hanyalah selembar ijasah. 

Karya kita lah yang menentukan kualitas pribadi kita. Sumbangsih kita pada masyarakat yang lebih penting daripada pengumpulan gelar. Sekali lagi, bukan berarti bersekolah dan mendapat gelar itu tidak penting. Kalau kombinasi gelar dan karya bagi masyarakat bisa berlangsung, itulah hal indah, dan sempurna. 

Selamat belajar, dan selamat berkarya. Apapun, di manapun, kapanpun, dan dengan siapapun. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun