Mohon tunggu...
Handini Firdausa Rani
Handini Firdausa Rani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Seorang mahasiswi yang hobi mendengarkan musik, menulis cerita dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dilema Etis dan Tantangan Modern dalam Praktik Dokter Hewan: Menyeimbangkan Kepentingan Pasien dan Harapan Klien

6 Januari 2025   20:06 Diperbarui: 6 Januari 2025   20:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktik dokter hewan merupakan profesi yang melibatkan tanggung jawab besar terhadap kesejahteraan hewan sekaligus memperhatikan kebutuhan dan harapan pemilik hewan. Dalam dunia modern yang semakin kompleks, dokter hewan seringkali dihadapkan pada dilema etis yang memerlukan keputusan sulit. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menyeimbangkan kepentingan pasien (hewan) dengan harapan klien (pemilik hewan). Dalam beberapa kasus, dokter hewan mungkin menghadapi situasi di mana kepentingan terbaik bagi hewan bertentangan dengan keinginan atau harapan pemilik. Misalnya, pemilik mungkin meminta prosedur medis tertentu yang tidak diperlukan atau bahkan berpotensi membahayakan hewan. Sebaliknya, ada juga pemilik yang enggan memberikan perawatan karena alasan biaya atau preferensi pribadi, meskipun tindakan tersebut penting untuk kesejahteraan hewan.

Lantas bagaimana dokter hewan dapat memastikan kesejahteraan hewan dalam setiap keputusan medis? 

Untuk memastikan kesejahteraan hewan dalam setiap keputusan medis, dokter hewan dapat memastikan kesejahteraan hewan dengan mengadopsi pendekatan etis dan holistik yang mempertimbangkan kesehatan fisik, perilaku spesifik spesies, dan faktor lingkungan. Pendidikan dalam etika dan ilmu kesejahteraan hewan, serta kolaborasi dengan pemilik dan pihak terkait, sangat penting untuk mencapai keputusan medis yang mendukung kesejahteraan hewan secara menyeluruh.

Prinsip-prinsip etika dan kesejahteraan hewan : 

Etika kedokteran hewan: Dokter hewan memiliki kewajiban etis untuk berbicara dan bertindak demi kepentingan kesejahteraan hewan, meskipun ada konflik dengan kepentingan pemilik atau pihak lain. Pendidikan dalam etika kedokteran hewan penting untuk membantu dokter hewan mengatasi tantangan etis dan meningkatkan kesejahteraan hewan. Salah satu prinsip dasar etika dalam peternakan hewan adalah Prinsip lima kebebasan hewan. Prinsip ini menekankan bahwa hewan harus bebas dari rasa lapar, haus, ketidaknyamanan, rasa sakit, cedera, dan ketakutan. Mari kita bahas masing-masing kebebasan ini secara lebih detail, ya.

Pertama, kebebasan dari rasa lapar dan haus. Bayangkan diri Anda merasa lapar atau haus. Tidak enak, kan? Nah, hal yang sama juga berlaku untuk hewan. Mereka harus memiliki akses ke makanan dan air bersih yang cukup setiap saat.

Kedua, kebebasan dari ketidaknyamanan. Hewan perlu merasa nyaman di lingkungannya. Artinya, mereka membutuhkan tempat tinggal yang bersih, cukup luas, dan memiliki suhu yang sesuai. Mereka juga perlu dilindungi dari cuaca buruk.

Ketiga, kebebasan dari rasa sakit dan cedera. Semua orang pasti ingin hidup bebas dari rasa sakit dan cedera, bukan? Hewan juga sama. Kita harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah mereka dari rasa sakit dan cedera yang tidak perlu, seperti memberikan perawatan kesehatan yang tepat dan menangani mereka dengan hati-hati.

Keempat, kebebasan dari ketakutan. Hewan dapat merasa takut dalam berbagai situasi, seperti saat mereka bertemu hewan lain yang agresif atau saat mereka berada di lingkungan yang asing. Kita perlu memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketakutan pada hewan dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalisirnya.

Kelima, kebebasan untuk mengekspresikan perilaku alami. Hewan memiliki perilaku alami tertentu yang perlu mereka ungkapkan untuk kesejahteraan mereka. Misalnya, ayam perlu mencari makan dan bertengger, sedangkan sapi perlu merumput dan bersosialisasi. Kita harus memastikan bahwa hewan memiliki kesempatan untuk mengekspresikan perilaku alami ini.

Dengan menerapkan Prinsip Lima Kebebasan Hewan dalam peternakan kita, kita dapat memastikan bahwa hewan yang kita pelihara hidup dengan layak dan sejahtera. Ini bukan hanya kewajiban moral, tapi juga demi kebaikan hewan itu sendiri.

Keputusan berdasarkan kepentingan terbaik: Keputusan medis harus didasarkan pada kepentingan terbaik hewan, dengan dokter hewan dan pemilik bertindak sebagai advokat untuk hewan tersebut. Ini melibatkan pertimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan hewan secara keseluruhan.

Pendekatan holistik yang berupa : 

Diagnosis kontekstual: Dokter hewan harus melihat setiap pasien dalam konteks lingkungan totalnya, bukan hanya berdasarkan diagnosis klinis. Pendekatan holistik ini mencakup evaluasi interaksi hewan dengan lingkungannya sehari-hari.

Keseimbangan Antara Kesehatan dan Kesejahteraan: Kesejahteraan hewan tidak hanya ditentukan oleh kesehatan fisik, tetapi juga oleh kemampuan hewan untuk mengekspresikan perilaku spesifik spesiesnya.

Kolaborasi dan keterlibatan: Dokter hewan harus bekerja sama dengan pemilik dan pihak terkait lainnya untuk memastikan keputusan yang diambil benar-benar mendukung kesejahteraan hewan. 

Selain hal hal yang disebutkan, pendidikan juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran etika dalam kedokteran hewan sehingga seorang dokter hewan bisa memastikan kesejahteraan hewan secara lebih mendalam dan kompeten. Mengapa pendidikan bisa berperan penting? Pendidikan memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran di antara dokter hewan mengenai pentingnya etika dalam profesi mereka. Pendidikan yang baik memastikan bahwa dokter hewan masa depan tidak hanya mempelajari keterampilan teknis tetapi juga bagaimana bersikap bertanggung jawab terhadap hewan, pemilik hewan peliharaan, dan masyarakat secara umum. Misalnya, mereka diajarkan untuk menghargai bahwa hewan bukan sekadar "objek," tetapi makhluk hidup dengan kebutuhan emosional dan fisik. Mereka juga diajarkan bagaimana menangani masalah etika, misalnya ketika kepentingan pemilik hewan bertentangan dengan kepentingan hewan itu sendiri. Selain itu, pendidikan mempersiapkan mereka untuk budaya profesionalisme---seperti bersikap jujur dalam hubungan mereka, menghormati rekan kerja, dan mematuhi undang-undang yang relevan. Melalui kerja kelompok, analisis kasus, dan refleksi pribadi, mereka didorong untuk merenungkan pertanyaan yang lebih kompleks tentang apa yang benar, apa yang adil, dan apa konsekuensi dari pilihan mereka bagi berbagai pemangku kepentingan. Dengan cara ini, pendidikan memastikan bahwa dokter hewan bukan hanya ahli teknis, tetapi juga dilatih dalam peran kemanusiaan mereka dalam profesi.

Namun, ada pula beberapa tantangan etis yang dihadapi dokter hewan dalam pengobatan hewan untuk dapat memastikan kesejahteraan hewan dalam setiap keputusan medis. Karena dalam praktik dokter hewan tidak semudah yang kita pikirkan untuk dapat melaksanakan praktik tersebut. Tantangan etis tersebut diantaranya 

Keputusan Euthanasia sebagai Upaya Penyelamatan 

Salah satu keputusan paling berat dalam pekerjaan dokter hewan adalah memutuskan kapan harus mengakhiri penderitaan hewan melalui eutanasia. Ada pemilik yang tidak rela mengucapkan selamat tinggal meskipun hewannya sudah menderita tanpa harapan sembuh. Sebaliknya, ada juga yang ingin mengambil langkah ini terlalu cepat, bahkan saat hewan tersebut masih memiliki peluang hidup. Dalam situasi ini, dokter hewan harus mempertimbangkan aspek medis, etis, dan emosional secara bersamaan.

Euthanasia sendiri berupa tindakan mengakhiri hidup hewan secara manusiawi dengan meminimalkan rasa sakit, tekanan, dan kecemasan. Istilah ini berasal dari dua kata Yunani, yaitu eu yang berarti baik dan thanatos yang berarti kematian. Dalam praktik dokter hewan, euthanasia biasanya dilakukan dengan menyuntikkan obat bius yang menghentikan fungsi otak hewan. Sebelumnya, dokter hewan akan memberikan obat penenang untuk menenangkan hewan. Hewan akan meninggal dalam beberapa menit Euthanasia merupakan prosedur umum dalam praktik klinis hewan peliharaan. Dokter hewan dan profesional lain yang memiliki lisensi dapat memilih teknik yang sesuai dengan kondisi hewan, persediaan yang tersedia, dan keterampilan mereka. 

Teknologi canggih yang menimbulkan harapan yang meningkat

Kemajuan teknologi dalam kedokteran hewan, seperti MRI, kemoterapi, dan prosedur bedah canggih, membawa harapan baru bagi pemilik hewan. Namun, ini juga meningkatkan ekspektasi bahwa dokter hewan dapat "menyelamatkan" semua pasien, terlepas dari kondisi atau biaya. Ketika harapan ini tidak terpenuhi, dokter hewan seringkali menghadapi kritik atau bahkan ancaman hukum.

Kesehatan Mental Dokter Hewan

Tingginya tekanan emosional, tanggung jawab besar, dan konflik yang sering terjadi dengan pemilik hewan membuat banyak dokter hewan rentan terhadap stres, kelelahan, bahkan depresi. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup mereka tetapi juga kemampuan mereka untuk membuat keputusan terbaik bagi pasien. Studi menunjukkan bahwa tingkat stres, kelelahan, dan depresi di kalangan dokter hewan lebih tinggi dibandingkan dengan banyak profesi lainnya. 

Dibalik semua itu, maka sebaiknya dokter hewan mampu menyeimbangkan kepentingan antara hewan dan klien (pemilik hewan) dalam praktiknya. Yang dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut ini.

Memahami Kedua Belah Pihak : Hewan adalah pasien, tapi pemiliknya adalah bagian penting dari keputusan perawatan. Dokter hewan berusaha memahami kondisi medis hewan sekaligus menghormati perasaan dan situasi pemiliknya.

Berkomunikasi dengan Empati : Saat memberikan diagnosa atau pilihan perawatan, dokter hewan berbicara dengan cara yang mudah dipahami, penuh empati, dan menghargai perasaan pemilik, terutama jika situasinya sensitif.

Menyediakan Pilihan yang Realistis : Tidak semua pemilik hewan memiliki kemampuan finansial yang sama. Dokter hewan berusaha menawarkan solusi yang sesuai dengan kondisi pemilik tanpa mengorbankan kesejahteraan hewan.

Membangun Kepercayaan : Hubungan yang baik dengan pemilik dimulai dari transparansi. Dokter hewan menjelaskan semua langkah dengan jujur sehingga pemilik merasa didengar dan dihormati dalam proses pengambilan keputusan.

Menjaga Kesejahteraan Hewan : Pada akhirnya, kesejahteraan hewan adalah prioritas utama. Dokter hewan memastikan bahwa semua keputusan yang diambil bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, memberikan kenyamanan, dan meningkatkan kualitas hidup hewan.

Menghadapi Konflik dengan Hati-hati : Jika ada perbedaan pandangan antara apa yang terbaik untuk hewan dan keinginan pemilik, dokter hewan menggunakan pendekatan penuh pengertian, mencari solusi bersama tanpa memaksakan kehendak.

Dengan beberapa cara ini, dokter hewan tidak hanya menjadi penyedia layanan medis untuk hewan, tetapi juga mitra yang peduli bagi pemilik dalam menjaga kesehatan dan kebahagiaan hewan peliharaan mereka.

Kesimpulan:

Dalam praktik kedokteran hewan, dokter hewan sering kali dihadapkan pada dilema etis yang kompleks. Mereka harus menyeimbangkan antara kepentingan hewan sebagai pasien dan harapan pemilik hewan. Tugas ini tidaklah mudah, karena sering kali ada tekanan dari sisi emosional pemilik, keterbatasan biaya, dan keputusan medis yang bisa mempengaruhi kehidupan hewan. Dokter hewan harus membuat keputusan dengan hati-hati, mempertimbangkan kesejahteraan hewan dan situasi pemiliknya. Ini memerlukan komunikasi yang jujur, empati, serta kemampuan untuk menjelaskan pilihan-pilihan yang ada. Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi dokter hewan untuk memiliki dukungan dari regulasi profesional yang jelas dan memahami bahwa setiap keputusan mereka bukan hanya soal prosedur medis, tapi juga tentang merawat hubungan antara manusia dan hewan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Referensi : 

Hatch, P., Winefield, H., Christie, B., & Lievaart, J. (2011). Workplace stress, mental health, and burnout of veterinarians in Australia.. Australian veterinary journal, 89 11, 460-8 . https://doi.org/10.1111/j.1751-0813.2011.00833.x.

Bri, M., Contiero, B., Schianchi, A., & Marogna, C. (2021). Challenging suicide, burnout, and depression among veterinary practitioners and students: text mining and topics modelling analysis of the scientific literature. BMC Veterinary Research, 17. https://doi.org/10.1186/s12917-021-03000-x.

Dawson, B., & Thompson, N. (2017). The Effect of Personality on Occupational Stress in Veterinary Surgeons.. Journal of veterinary medical education, 44 1, 72-83 . https://doi.org/10.3138/jvme.0116-020R.

Hernndez, E., Fawcett, A., Brouwer, E., Rau, J., & Turner, P. (2018). Speaking Up: Veterinary Ethical Responsibilities and Animal Welfare Issues in Everyday Practice. Animals : an Open Access Journal from MDPI, 8. https://doi.org/10.3390/ani8010015.

Gray, C., & Fordyce, P. (2020). Legal and Ethical Aspects of 'Best Interests' Decision-Making for Medical Treatment of Companion Animals in the UK. Animals : an Open Access Journal from MDPI, 10. https://doi.org/10.3390/ani10061009.

Pasteur, K., Diana, A., Yatcilla, J., Barnard, S., & Croney, C. (2024). Access to veterinary care: evaluating working definitions, barriers, and implications for animal welfare. Frontiers in Veterinary Science, 11. https://doi.org/10.3389/fvets.2024.1335410.

Springer, S., Sande, P., Grimm, H., Corr, S., Kristensen, A., & Lund, T. (2021). Managing conflicting ethical concerns in modern small animal practice---A comparative study of veterinarian's decision ethics in Austria, Denmark and the UK. PLoS ONE, 16. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0253420.

Kipperman, B., Rollin, B., & Martin, J. (2020). Veterinary Student Opinions regarding Ethical Dilemmas Encountered by Veterinarians and the Benefits of Ethics Instruction.. Journal of veterinary medical education, e20190059 . https://doi.org/10.3138/jvme.2019-0059.

Quain, A., Ward, M., & Mullan, S. (2021). Ethical Challenges Posed by Advanced Veterinary Care in Companion Animal Veterinary Practice. Animals : an Open Access Journal from MDPI, 11. https://doi.org/10.3390/ani11113010.

Ilmu, J., Hewan, K., Jubilia, A., & Suardana, W. (2024). APPLICATION OF VETERINARY ETHICS IN INDONESIA. Veterinary Science and Medicine Journal. https://doi.org/10.24843/vsmj.2024.v6.i03.p05.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun