Pada Era Modern saat ini yang serba digital sangat mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, khususnya para Generasi Z (Gen Z). Di era serba digital ini berkembangnya teknologi begitu dirasakan Generasi Z khususnya pada usia remaja, salah satunya yaitu teknologi digital yang memiliki berbagai produk yaitu gadget. Berbagai macam fitur aplikasi tambahan seperti aplikasi chatting dan informasi atau sering disebut dengan social media yang kerap kali digunakan oleh Generasi Z. Hampir semua Gen Z yang memasuki usia remaja memiliki gadget dan ini membawa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupannya. Penggunaan gadget memiliki banyak manfaat seperti diatas, akan tetapi penggunaan gadget akan berdampak negatif jika pengguna telah sampai pada taraf kecanduan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriana, dkk (2020) bahwa kecanduan gadget menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan gadget terhadap remaja yang melebihi dari batas waktu yang dianjurkan, sehingga mengalami ketidakstabilan pada emosional apabila dijauhkan dari gadget yang mengakibatkan remaja mudah untuk marah, kesal,mengamuk, bahkan mengurung diri didalam kamar karena tidak diizinkan menggunakan gadget. Febriana (2017) menyatakan bahwa pengaruh gadget memberikan dampak negatif terhadap interaksi sosial anak.Â
Kecanduan gadget dapat diartikan sebagai kelekatan yang kompleks dan berbahaya yang mana individu tersebut secara terus menerus melakukannya. Dampak negatif juga terjadi pada kepribadian pecandu gadget seperti dapat mempengaruhi pergaulan sosial anak terhadap lingkungan terdekatnya, Ini juga memiliki dampak terhadap pendidikannya, seperti: kurang bergaul dengan teman sehingga ia kesulitan mengerjakan tugas kelompok, sulit berkonsentrasi pada pelajaran, prestasinya menurun karena waktu belajarnya berkurang. Associated Chamber of Commerce and Industry of India melakukan penelitian dengan sampel remaja di India dengan hasil menyatakan bahwa durasi waktu penggunaan gawai telah mempengaruhi kualitas kesehatan mereka seperti kesulitan tidur dan sosialisasi pribadi yang kurang baik. Penelitian terdahulu mengungkapkan alasan pengguna gawai menjadi cemas adalah saat jaringan tidak terjangkau, tenaga gawai habis dan hilangnya gawai.Â
Data pada tahun 2013 di dunia 7,2% anak berusia 5--19 telah terdiagnosa Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas (GPPH), di Indonesia tahun 2015 dijumpai sekitar 9,2% laki-laki dan 2,9% perempuan mengalami GPPH. Pengguna gawai pada tahun 2013 dengan 27% populasi dunia mencapai 1,9 miliar dan diprediksi jumlah pengguna gawai akan terus meningkat sampai 5,6 milyar pada tahun 2019. Di Asia Tenggara pada bulan Agustus 2014 pengguna gawai sebanyak 120 juta yang telah mengalami peningkatan sebanyak 44% setiap tahunnya, sedangkan dari data penjualan gawai di Indonesia tahun 2014 dengan pengguna aktif mencapai sebanyak 47 juta jiwa pengguna. Pecandu gawai pada tahun 2014 di Indonesia semakin meningkat dari 1,4 miliar pengguna gawai 176 juta orang diantaranya adalah pecandu gawai, angka ini meningkat 123% dibanding tahun 2013 yang hanya 79 juta orang. Pengguna aplikasi game online melalui gawai dan telah mengalami ketergantungan gawai di Indonesia tahun 2017 terindikasi sejumlah 6 juta dengan pengguna remaja kurang lebih 40%.Â
Namun masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terkena sindrom nomofobia alias kecanduan gadget. Tingkat kecanduan orang pun berbeda-beda. Mulai dari kondisi yang ringan, hingga yang cukup parah. Berikut ini beberapa tanda dari kecanduan gadget yang perlu diperhatikan:
- Saat kita kecanduan gadget, kita akan langsung mencari gadget saat membuka mata di pagi hari.
- Kita tidak bisa melewati hari tanpa menggunakan gadget.
- Kita akan merasa cemas yang luar biasa jika baterai smartphone sudah sangat rendah atau bahkan mati.
- Kita selalu ingin mengecek gadget kita tiap 5 menit sekali.
- Kita selalu menggenggam gadget kita ketika melakukan aktivitas apapun, entah itu sedang makan, berjalan, bahkan ke toilet.
Akibat atau Dampak yang Ditimbulkan dari Kecanduan Gadget
Dampak kecanduan gadget cukup beragam, bahkan tak hanya dirasakan secara fisik, tetapi juga berpengaruh pada mental.
Dampak secara Fisik
Beberapa dampak kecanduan gadget terhadap kesehatan fisik antara lain:
- Masalah pada mata. Beberapa masalah mata yang sering dialami pecandu gadget adalah mata lelah, gangguan penglihatan, dan mata kering.
- Nyeri di tubuh tertentu. Sering menggunakan gadget dapat menyebabkan seseorang rentan mengalami nyeri leher, bahu, dan nyeri pada jari-jari atau pergelangan tangan.
- Infeksi. Perlu diketahui bahwa layar gadget merupakan sarang kuman, salah satunya bakteri E.coli penyebab diare. Sehingga, sering bersentuhan dengan gadget dapat meningkatkan risiko terkena infeksi berbagai bakteri.
- Penurunan kualitas tidur. Pecandu gadget cenderung rela begadang, sehingga waktu dan kualitas tidurnya berkurang. Gangguan tidur seperti ini dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, hingga infertilitas.
Dampak secara Mental
Sementara itu, sejumlah efek psikologis atau mental akibat seseorang kecanduan terhadap gadget di antaranya:
- Menjadi lebih mudah marah dan panik.
- Stres berlebihan.
- Sering merasa kesepian karena kurang bersosialisasi dengan orang lain.
- Meningkatkan risiko gangguan cemas dan depresi.
- Sulit berkonsentrasi saat belajar atau bekerja.
- Cenderung lebih mudah mengalami masalah dalam hubungan sosial, baik dengan keluarga, teman, rekan kerja atau pasangan.
Cara Mengatasi Kecanduan Gadget