Mohon tunggu...
Handi mahendra
Handi mahendra Mohon Tunggu... Buruh - Pekerjaan saya adalah karyawan swasta di perusahaan yang begerak dibidang Farmasi dan sedang melanjutkan studi di Universitas UNJANI Cimahi

Salah satu hobi saya adalah berlari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rindu Sosok Pemimpin Seperti Umar Bin Khatab R.A

18 Juni 2024   11:15 Diperbarui: 20 Juni 2024   16:30 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Hari ini, dunia banyak dipenuhi sandiwara dan para mafia. Merebak kedzhaliman dan kesewenangan. Umat islam terpuruk secara aqidah, akhlak dan ekonomi. Sesama umat gemar bertikai dan berpecah. Agama dimonsterisasi, ulama serta orang shaleh dicari kesalahannya, lalu distigma negatif, umat dicurigai, dakwah diprovokasi, kebaikan dianggap radikalisasi. Islam, Nabi, masjid dan hijab dilecehkan. Tingkah laku buruk kaum umara menggelisahkan. Maksiat berkembang dimana-mana dan beragam wujudnya.

           Ada banyak tokoh hebat yang dilahirkan dari Rahim Sejarah Islam, sebutlah Abu Bakar, Utsman, Ali, Abu Hurairah, Umar Bin Abdul Aziz, Al Bukhari, Imadudin Zanki, Shalahudin Al Ayyubi, Imam An Nawawi, Muhammad Al Fatih dan nama-nama besar lainnya. Masing-masing tokoh besar itu memiliki porsi keistimewaan serta keutamaan, baik dalam keshalehan, kepemimpinan, keilmuan, kedermawanan, keberanian dan lainnya.

         Dan Umar adalah simbol keadilan yang tak diragukan lagi. Ia jadikan kebenaran sebagai iman-nya. Tempat mengadunya orang-orang terdzhalimi, lalu menghadirkan rasa aman untuk mereka. Umar memecat dan menghukum bawahan yang menyeleweng atau mengakali aturan, lalu mengembalikan hak kepada pemiliknya, meminta dikoreksi jika keliru, menghukum pencuri uang negara. Blusukannya bukan pencitraan tapi naluri seorang pemimpin, ia mentradisikan mengontrol masyarakat sebelum istilah blusukan viral ditengah masyarakat. Umar juga memuliakan anak-anak, menghormati orang tua serta memahami istri.

           Adakah pemimpin yang adil seperti Umar, setelah Nabi Muhammad SAW ? Dan siapa pula yang bisa setingkat Umar kadar keadilannya ? Tentu, sulit dijumpai. Rahim ibu masa kini terlalu lemah untuk melahirkan sosok sebesar Umar. Umar memang tidak sempurna, layaknya seperti manusia lainnya tentu ada kekurangan. Tapi ia mendekati kesempurnaan, bahkan karakternya seperti seorang Nabi. Nabi Muhammad SAW pernah memujinya.

“Sungguh pada umat sebelum kalian ada manusia yang memiliki kemampuan seperti Nabi jika ada salah seorang diantara umatku yang memiliki kemampuan seperti Nabi. Umar-lah orangnya.” (HR Al-Bukhari).

Nabi Berdo’a Kehadiran Umar Untuk Kekuatan Islam

         Umat ini rindu sosok pemberani seperti Umar. Karena ternyata, ketiadaan pemimpin umat yang berpihak dan melindungi umat, ulama, orang shaleh, rakyat kecil dari rongrongan kaum yang sewenang-wenang adalah musibah besar. Karena itu, kehadiran sosok kuat bergabung kepada kebenaran itu menjadi kebutuhan. Kehadirannya tidak cukup diimajinasikan tapi harus diusahakan, bahkan dido’akan. Nabi pernah mendo’akan Umar agar menjadi pendukung kekuatan dan kemuliaan islam sehingga lebih bertenaga.

Nabi berdo’a :

Ya Allah, muliakanlah islam dengan orang yang paling engkau cintai dari kedua laki-laki ini : Abu Jahl atau Umar Bin Al-Khatab. (HR. At Tirmidzi dari Ibnu Umar)

Dari do’a ini, Allah SWT memilih keislaman Umar Bin Al-Khatab, dan Keputusan Allah SWT selalu yang terbaik.

Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam kitabnya, Fashlul Khithab fi Sirati Amiril Mukmin Umar Bin Al- Khathab, Syakhsiyatuhu wa Ashruhu, menceritakan bagaimana susunan kejadiaan Umar bergabung dengan Islam.

Orang-orang Quraisy berkumpul dan sepakat untuk membunuh Nabi. Mereka bertanya,“Siapa yang siap untuk membunuh Muhammad ?”

Umar menjawab. “Saya siap membunuhnya.”

Mereka berkata.” Engkaulah yang bertugas membunuhnya, Wahai Umar.”

Dari awal mula ingin membunuh Nabi hingga mendapatkan hidayah dan masuk ke agama islam ini merupakan pengabulan do’a dan permintaan besar Nabi kepada Allah SWT. Sekaligus hadiah dan anugrah terbesar dari Allah SWT kepada umat islam. Karena, islam itu agama besar dan mulia butuh orang-orang berani dan bernyali yang tidak takut kepada musuh dan cercaan para pencela.

Umar Risau Memikirkan Rakyatnya, Tetapi Hari Ini Umat Risaukan Perilaku Pemimpin

         Pemimpin atau pejabat hebat, segenap pikiran dan tenganya terkuras untuk kemaslahatan rakyatnya. Ia bekerja atas dasar cinta dan ketulusan bukan benci, pencitraan, atau sentimental, Itulah Umar !

         Unta yang lepas dari kandang diperhatikan oleh Umar. Hewan saja dicarinya dengan penuh tanggung jawab, bagaimana dengan manusianya ? Tentu lebih di perhatikan oleh Umar. Walaupun Umar pemimpin besar, beliau tidak gengsi mencari unta milik rakyatnya, sebab pemimpin itu pelayan bagi kaumnya. Bukan ia yang harus dihormati atau dilayani oleh rakyat, justru dialah yang harus melayani rakyat dengan sebaik-baiknya. Suatu hari di musim panas, utusan dari Iraq datang menemui Khalifah Umar Bin Al-Khatab, diantara mereka adalah Ahnaf bin Qais. Khalifah Umar Bin Al-Khatab saat itu sedang mencari seekor unta hasil pungutan zakat yang lepas dari kendang.

Umar berkata,”Hai Ahnaf, lepaskanlah baju panjangmu ! ikutlah bersamaku mencari unta yang hilang, karena ia unta hasil pungutan zakat. Padanya ada hak anak yatim, janda dan orang miskin.”

Ahnaf, “Semoga Allah memberi ampunan untukmu, wahai Umar. Bukanlah sebaiknya Engkau menyuruh seorang budak untuk mencari unta itu ?”

Umar menjawab,”Saya, budak dan Ahnaf tidak ada yang lebih mulia. Siapapun yang bertugas mengurusi urusan kaum muslimin, wajib baginya bekerja untuk mereka seperti halnya budak yang bekerja untuk tuannya.”

        Akhir zaman seperti ini banyak pemimpin dan pemangku jabatan keluar dari jalur kebenaran. Mereka membuat kebijakan yang menguntungkan kaum zhalim tertentu dan sangat merugikan rakyat kecil. Sehingga terkesan rakyat hari ini yang merisaukan perilaku pemimpin, bukan sebaliknya.

Pria Pemberani dan Adil Itu Telah Tiada

        Segala sesuatu punya usia atau batasan waktu. Manusia, penguasa, peradaban, orang baik dan buruk, terkenal atau hebat jika telah tiba masa ajalnya tidak bisa diundur maupun dimajukan. Demikian juga dengan Umar, Pria Pemberani dan Adil Itu Telah Tiada. Umar meninggal di Madinah dibunuh oleh orang Majusi yang Bernama Abu Lu’lu ketika beliau sedang mengimami Shalat Shubuh. Beliau dimakamkan di samping makam Nabi dan Khalifah Abu Bakar di Madinah. Memang resiko seorang pejuang adalah matinya bukan diatas tempat tidur, tidak seperti rata-rata manusia. Karena orang akan mati berdasarkan kebiasaan yang dilakukan semasa hidupnya. Tidak ada yang perlu disesalkan dengan cara mati Umar. Pada hakikatnya, semua makhluk sedang menjalani taqdirnya masing-masing. Umar memang dibunuh di dunia yang sementara untuk hidup abadi di surga sana selama-lamanya. Jasadnya telah tiada tapi jejak keadilannya selalu memenuhi ruang bumi dan akan selalu hidup dalam ingatan kaum muslim sampai kapanpun. Jasad Umar memang tidak akan kembali hidup tapi kenangan sejarah tentang keadilan dan kesederhanaan akan selalu hidup bergelora di hati para pecinta keadilan.

         Saat hari ini dunia diterpa berbagai krisis seperti : pandemic, musibah bencana alam, kemiskinan, korupsi, kolusi, nepotisme dan lain sebagainya. Dan banyak pemimpin dunia yang kesulitan mengeluarkan masyarakatnya dari himpitan masalah, maka tidak ada salahnya belajar dari perjalanan sejarah kehidupan Umar Bin Al-Khatab. Bagi manusia akhir zaman terlalu banyak pelajaran hidup serta inspirasi yang bisa dipetik dari perjalanan Sejarah hidup Beliau.

        Saya bersyukur kepada Allah SWT bisa menyelesaikan menulis artikel ini (sebagai nilai UAS matakuliah Keachmadyanian) yang dirangkum dari buku sederhana tetapi penuh makna dengan judul “Andai Aku Bertemu Umar Bin Al Khatab”. Semoga menjadi bacaan singkat yang menarik bagi para pembaca sekalian dan menjadi bagian amal jariyah Ketika kelak berpulang.

Semoga Allah SWT segera mengembalikan kejayaan Umat Islam. Aaamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Yasir Muhammad, Lc. (2021). Andai Aku Bertemu Umar Bin Al-Khatab. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Nama : Handi Mahendra

NIM    : 2250015022

Kelas  : TKI B Reguler Sore

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun