Orang-orang Quraisy berkumpul dan sepakat untuk membunuh Nabi. Mereka bertanya,“Siapa yang siap untuk membunuh Muhammad ?”
Umar menjawab. “Saya siap membunuhnya.”
Mereka berkata.” Engkaulah yang bertugas membunuhnya, Wahai Umar.”
Dari awal mula ingin membunuh Nabi hingga mendapatkan hidayah dan masuk ke agama islam ini merupakan pengabulan do’a dan permintaan besar Nabi kepada Allah SWT. Sekaligus hadiah dan anugrah terbesar dari Allah SWT kepada umat islam. Karena, islam itu agama besar dan mulia butuh orang-orang berani dan bernyali yang tidak takut kepada musuh dan cercaan para pencela.
Umar Risau Memikirkan Rakyatnya, Tetapi Hari Ini Umat Risaukan Perilaku Pemimpin
Pemimpin atau pejabat hebat, segenap pikiran dan tenganya terkuras untuk kemaslahatan rakyatnya. Ia bekerja atas dasar cinta dan ketulusan bukan benci, pencitraan, atau sentimental, Itulah Umar !
Unta yang lepas dari kandang diperhatikan oleh Umar. Hewan saja dicarinya dengan penuh tanggung jawab, bagaimana dengan manusianya ? Tentu lebih di perhatikan oleh Umar. Walaupun Umar pemimpin besar, beliau tidak gengsi mencari unta milik rakyatnya, sebab pemimpin itu pelayan bagi kaumnya. Bukan ia yang harus dihormati atau dilayani oleh rakyat, justru dialah yang harus melayani rakyat dengan sebaik-baiknya. Suatu hari di musim panas, utusan dari Iraq datang menemui Khalifah Umar Bin Al-Khatab, diantara mereka adalah Ahnaf bin Qais. Khalifah Umar Bin Al-Khatab saat itu sedang mencari seekor unta hasil pungutan zakat yang lepas dari kendang.
Umar berkata,”Hai Ahnaf, lepaskanlah baju panjangmu ! ikutlah bersamaku mencari unta yang hilang, karena ia unta hasil pungutan zakat. Padanya ada hak anak yatim, janda dan orang miskin.”
Ahnaf, “Semoga Allah memberi ampunan untukmu, wahai Umar. Bukanlah sebaiknya Engkau menyuruh seorang budak untuk mencari unta itu ?”
Umar menjawab,”Saya, budak dan Ahnaf tidak ada yang lebih mulia. Siapapun yang bertugas mengurusi urusan kaum muslimin, wajib baginya bekerja untuk mereka seperti halnya budak yang bekerja untuk tuannya.”
Akhir zaman seperti ini banyak pemimpin dan pemangku jabatan keluar dari jalur kebenaran. Mereka membuat kebijakan yang menguntungkan kaum zhalim tertentu dan sangat merugikan rakyat kecil. Sehingga terkesan rakyat hari ini yang merisaukan perilaku pemimpin, bukan sebaliknya.