Kita menyadari bahwa hijrah sering diartikan sebagai bentuk perpindahan, berubah. Hijrah dari kemalasan adalah meninggalkan setiap apa yang bisa menyebabkan kemalasan seperti tetap di zona nyaman dan aman tidak melakukan sesuatu perubahan.Â
Berbagai macam fasilitas dan investasi yang diberikan Allah Swt di dunia ini seperti kesehatan, keilmuan, dan semangat mencari keilmuan merupakan suatu nilai yang sangat luar biasa dimana kita diuji apakah mampu menggunakan fasilitas tersebut atau malah membiarkan dalam keadaan yang nyaman.
Setelah memahami hijrah dalam konteks semangat untuk meraih kemanfaatan maka setelah itu kita bisa menyadari tentang makna hijrah tersebut yaitu kita harus berubah atau tetap pada posisi yang sama tidak melakukan apa-apa.
Sebenarnya kalau kita mau menyadari segala fasilitas yang diberikan oleh orangtua seperti menyekolahkan anak-anaknya, mendidik lewat sekolah formal, bahkan sebagian rela jauh dari anak-anaknya karena demi masa depan. Selama anak-anaknya berproses di dunia keilmuan maka harus diingat sebagai seorang anak kita harus menyadari betapa pentingnya perjuangan para orangtua kita.
Hanya saja, misalnya kita sudah disediakan laptop, buku-buku, atau fasilitas lain yang mendukung keilmuan kita akan tetapi dari kita belum menyadari pentingnya fasilitas itu maka akan bisa menjadi sia-sia.Â
Hijrah dari kemalasan adalah kita menjauhi segala apapun yang membuat malas. Hijrah menuju semangat untuk meraih kemanfaatan adalah kita mengejar dan berusaha untuk melatih bagaimana tingkat kepekaan kita semakin tinggi untuk mencoba sesuatu yang baru, belajar keilmuan yang lebih menantang dan mengamalkannya untuk masa depan melalui apa yang kita bisa berikan melalui hal-hal yang kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H