Mohon tunggu...
handika putra
handika putra Mohon Tunggu... penulis -

Bekerja sebagai penulis lepas hanya di kompasiana juga menulis beberapa novel. umur 17,5 tahun Sedikit mengeluarkan artikel motivasi dan juga Artike Gaya Hidup juga Cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perjuangan Fans

4 Agustus 2015   08:26 Diperbarui: 4 Agustus 2015   08:26 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari pagi menyoroti seluruh ruangan kamarku, aku hanya termenung dan membayangkan kapan aku bisa bertemu dengan idolaku (haruka nakagawa). Lamunanku terbuyar karena mamaku memanggilku untuk sekolah, dan aku pun turun dari kamarku untuk mandi.

5 menit kemudian aku pun selesai mandi dan segera berangkat ke sekolah “ma chen berangkat ya” berteriak
“iya hati hati di jalan” jawab mama.

Saat di jalan aku bertemu dengan sekelompok orang berseragam jkt48, dan karena penasaran aku ikuti mereka, ternyata mereka menyewa sebuah mobil bus. Tanpa fikir panjang aku menduga mereka pasti akan ke theater jkt48, tapi karena aku hanya membawa uang 5.000 di kantongku aku pun nekat untuk berjalan kaki untuk pergi ke theater jkt48. Dalam hatiku “aku akan berjuang untuk bertemu dengan oshi” sedangkan theater jkt48 berada di jakarta dan keberadaanku saat ini berada di bogor, tapi tak apalah demi bertemu dengan oshi ‘dalam fikirku’.

Waktu itu jam menunjukan pukul 7.00, dan aku pun mulai melakukan perjalanan yang panjang itu berbagai rintangan hujan dan panasnya terik matahari ku lewati hingga akhirnya aku sampai di theater pukul 08.15, sialnya saat di theater aku tidak dibolehkan masuk karena aku tidak mempunyai kartu indetitas fans dan tidak membawa uang, aku pun kecewa dan duduk di luar sambil merenung.

Tak lama kemudian aku melihat seorang wanita menghampiriku dan ternyata wanita itu adalah haruka, dan haruka duduk di sampingku sambil menatapku “kau berantakan sekali” ujar haruka, “hehe, iya karena aku datang ke sini dengan berjalan kaki” jawabku, “apa? Jalan kaki!” jawab haruka kaget, “hehe, iya jalan kaki dari bogor, tapi saat datang ke sini aku tidak diperbolehkan masuk, huft tapi tak apalah yang penting aku ingin menunjukan betapa cintanya aku pada haruka” jawabku sambil menatapnya, “hmm, kasihan sekali, tapi kau itu tampan ya” jawab haruka yang menatapku juga, “hehe, haruka kau pintar” jawabku dengan tersenyum lemas.
Brakk! Tiba tiba haruka memeluk ku dan karena aku sudah tidak kuat lagi akhirnya aku pingsan di pelukan haruka…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun