Â
 SURABAYA, KOMPASIANA.COM - Naiknya indeks literasi dan inklusi pasar modal Indonesia pada tahun 2016, tentunya merupakan kabar gembira dan menjadi indikator positif bagi masa depan pasar modal di Indonesia. Hasil survey terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016 lalu menyatakan bahwa Indeks literasi pasar modal kita naik dari 3,79 persen pada tahun 2013 menjadi 4,40 persen ditahun 2016 sedangkan indeks inklusi pasar modal kita naik secara signifikan dari 0,11 persen pada tahun 2013 menjadi 1,25 persen ditahun 2016.
   Walaupun mencatatkan peningkatan, namun indeks literasi kita jauh bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand mengingat persentase investor lokal di Indonesia yang masih sangat minim berada dikisaran 1%.Di Malaysia saja, jumlah investor lokalnya mencapai 18% dari jumlah penduduk.Â
"Kami lihat, masyarakat sekarang ini kalau punya banyak uang, paling mentok ya didepositokan. Mereka agak takut dipasar modal, yang katanya resikonya besar lah, judilah, riweh (baca:sulit), maka dari itu kita ingin sadarkan bahwa berinvestasi itu juga ada syar'inya, mudah dan murah, baik muda maupun tua semua bisa," tutur Setiawan selaku ketua koordinator Divisi pasar modal dan kesyariaan dari Galeri Investasi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya (GIS UINSA) dalam acara sosialisasi pasar modal bagi seluruh pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) Surabaya pada tanggal 31 Januari 2017. Hampir seluruh audience yang notabene sebagai pengajar di FEBI-FISIP dalam acara tersebut sangat antusias sekali dan berkomitmen untuk segera bisa berinvestasi.Â
  GIS UINSA merupakan salah satu Galeri Investasi Syariah yang teraktif dalam mengedukasi pasar modal di Surabaya. Asikin Azhar selaku pemateri dari Bursa Efek Indonesia mengapresiasi atas semangat GIS UINSA yang tiada hentinya menyosialisasikan pentingnya berinvestasi.
   Setiawan menegaskan bahwa edukasi pasar modal tidak hanya terbatas untuk mahasiswa dan pengusaha, namun juga untuk seluruh lapisan masyarakat. Ia memandang bahwa nantinya setiap ibu-ibu rumah pasti juga akan berinvestasi dimasa yang akan datang.Â
"Yang terpenting, kita sosialikan saja ramai-ramai," tutupnya.
(Handika)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H