Sifat keras dan arogan Banteng ini, sejujurnya tak ujug-ujug lahir begitu saja. Jika ditelisik, Banteng seolah seperti bocah remaja yang memiliki trauma psikis di masa kecil yang terbawa hingga besar.
Keluarga Banteng memang kaya raya, lumayan berpengaruh di desa. Itulah mengapa, Banteng bisa dengan mudah duduk sebagai anggota dewan perwakilan  kampung, bagian mengurusi urusan hukum desa.
Namun dari bisik-bisik tetangga di sekitar rumah Banteng, sikap keluarga Banteng sangatlah dingin dan tak bersahabat.
Tidak adanya kehangatan di keluarga Banteng, membuat dirinya juga bersikap sama terhadap orang lain. Hatinya keras, membatu, bahkan mengkristal. Siapapun yang mencoba menyentuhnya, seolah selalu memicu percikan api.
Sekali waktu pernah ada seekor kucing lewat di depan rumah Banteng. Kucing itu lapar dan mengeong berulang-ulang.
Bagi Banteng, suara eongan kucing itu amat mengganggunya. Apa tidak bisa kucing itu berbahasa universal? Jangan mengeong. Tapi cukup berkata; "Om lapar, Om...". Kan lebih enak.
Malang memang nasib Banteng. Ia sebetulnya sangat menderita oleh sebab ketiadaan kehangatan di rumahnya sendiri, namun ia tak mampu mengakuinya. Ia denial dan melampiaskan traumanya terhadap banyak orang.
Hatinya mengeras terhadap apa-apa yang hendak membuatnya menjadi lembut. Hidupnya sepi, tanpa ada satu pun orang yang mau benar-benar menjadi temannya. Kasihan.
Suatu hari di bulan Februari, Banteng ditangkap polisi karena kedapatan memakai plat kendaraan palsu. Plat-nya sih asli, dari besi. Tapi kendaraannya yang palsu. Bentuknya seperti mobil mewah, padahal mesinnya dari motor pengangkut galon.
Berkat bukti foto kendaraan palsu Banteng dari warga yang kadung tersebar itu, polisi pun bergerak cepat. Mereka menciduk Banteng saat dirinya tertidur pulas di ruang rapat.
Atas peristiwa ditangkapnya Banteng itu, warga bersepakat untuk menjadikan namanya sebagai nama jalan kampung. Supaya anak-anak kecil di sana, mengenal sosok Banteng, dan bisa mengambil pelajaran dari kisah hidupnya, serta tidak meneladani sifat-sifat buruknya.