Beruntung, Allegri tak sendirian. Masih ada Dybala di sisinya yang siap mengembalikan lagi Juventus, berada pada habitatnya yang tepat. Hanya saja, Juventus seolah tak henti  melukai Dybala.
Manajemen Juve dikabarkan tak serius dalam memberi penawaran perpanjangan kontrak bagi Dybala. Keduanya belum mencapai titik temu, sehingga memunculkan ketidak pastian bagi masa depan Dybala di Juventus yang hanya tersisa beberapa bulan lagi.
Manajemen Juventus semestinya sadar, begitu esensialnya peran Dybala sebagai motor serangan pada skema Allegri musim ini, telah menyelamatkan muka Juve di banyak pertandingan.
Melihat bagaimana selama ini Dybala diperlakukan, kemudian membandingkannya dengan kiprah dirinya musim ini. Jelas Dybala layak mendapat respek yang lebih dari manajemen.
Juventus tak boleh membuat dan membiarkan Dybala terpuruk sekali lagi. Sebab di saat alam semesta menangis karenanya, Juve tak akan sanggup menerima hukumannya, sebagaimana yang tengah mereka tuai hari ini.
Situasi yang terjadi hari ini, telah membolak-balikkan nama besar Juventus menjadi teramat fana. Juventus tak lagi bisa angkuh, menyombongkan kebesaran namanya di atas nama besar para pemainnya. Dan kehilangan Dybala, hanya akan membuat penyesalan mereka menjadi abadi.
Sejatinya, hari ini Dybala tak hanya berhasil membuat Juventus yang tengah pincang, bisa kembali berlari. Ia juga membantu meringankan tugas Allegri, sang pelatih, untuk menciptakan ritme keseimbangan baru.
Jika manajemen gegabah dan abai pada negosiasi kontrak Dybala, agaknya Juventus tidak hanya akan dihadapkan pada perpisahan dengan Dybala di akhir musim.
Boleh jadi di masa depan, Juventus juga akan dihadapkan pada banyak perpisahan lain. Perpisahan dengan gelar juara, perpisahan dengan posisi empat besar, bahkan mungkin, perpisahan dengan kompetisi divisi teratas sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H