Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Korupsi Itu "Virus"

19 Agustus 2023   22:31 Diperbarui: 19 Agustus 2023   22:31 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua bentuk kehidupan dapat diinfeksi oleh virus, mulai dari tumbuhan, hewan hingga bakteri,  justru virus pertamakali ditemukan pada daun tembakau. Virus adalah organisme terkecil yang bersifat parasit dan bisa menimbulkan penyakit dengan cara menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, jamur, bahkan bakteri. 

Setelah tahu apa itu virus,  pertanyaan selanjutnya adalah apa itu bakteri? Bakteri adalah kelompok mikroorganisme bersel satu yang diklasifikasikan pada tingkat domain. Cara hidup virus adalah dengan menginfeksi  sel makhluk hidup lain membuat sel inang menghasilkan calon virus baru.

Kali ini penulis tak hendak menyajikan tentang hal ikhwal virus dan bakteri, karena bukan ahlinya. Akan tetapi berangkat dari pengertian bahwa virus adalah organisme terkecil yang bersifat parasit dan bisa menimbulkan penyakit dengan cara menginfeksi manusia sampai di sini titik saja ya pembaca, karena memang yang penulis maksudkan adalah virus korupsi. 

Rupanya pas banget rumusannya, korupsi itu bisa dimulai dari kecil-kecilan dan lama kelamaan karena dirasa enak atau keenakan maka meningkat terus menjadi besar. Enak kalau tidak ketahuan, menjadi besar dan biasanya 'berjamaah'.

Bagi-bagi hasil korupsi dengan harapan semua yang terlibat 'tutup mulut', benarkah demikian kenyataannya? Tentu saja tidak, manakala satu orang ketangkap tentu ia tak mau menanggung risikonya sendirian. Ini bukan prinsip 'berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing' bukan pula gotong-royong. 

Niat jahat dan setiap hasil kejahatanan itu sepandai-pandainya ia membungkus bau busuk itu akhirnya tercicum juga. Kalau korupsi itu dilakukan oleh orang terpandang misalnya menteri atau mereka yang berjabatan atau siapa saja yang berbuat korup berarti mereka itu 'lupa' bahwa Gusti mboten nate sare' artinya Tuhan itu tidak pernah tidur.

Kalaupun perbuatan jahatnya itu tidak diketahui oleh orang lain, pastinya Tuhan Maha tahu. Apalagi kalau dilakukan bersama-sama dengan rekan kerjanya, apa iya bisa dijamin kerahasiaannya, begitu ada yang kecewa pasti akan bocor ke mana-mana. 

Istilah 'korupsi berjamaah' sebenarnya untuk menggambarkan hasil korupsi yang acapkali tidak dinikmati sendiri oleh sang koruptor. Biasanya hasil korupsi tidak pernah seluruhnya dimakan sendiri oleh koruptor. Uang hasil korupsi itu sengaja dibagi-bagi kepada orang lain agar sama-sama menikmatinya.

Sebagaimana ramai diberitakan media televisi misalnya, sejumlah kasus korupsi besar di Indonesia, yaitu: Korupsi e-KTP, kasus BLBI, kasus Bank Century, korupsi Jiwasraya, korupsi Asabri, korupsi BTS. Kalau itu tergolong korupsi kelas 'kakap', lalu apa saja contoh korupsi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari? 

Berikut adalah beberpa contoh perilaku koruptif  mahasiswa, seperti: menyontek, bolos kuliah dan titip mengisi daftar hadir, selalu terlambat dengan berbagai dalih, copy paste tugas teman, manupulasi laporan pertanggungjawaban, memberi hadiah untuk dosen, memalsukan data beasiswa. Stop sekarang juga!

Salah satu teori korupsi menurut Jack Bologne Gone Theory menyebutkan bahwa faktor penyebab korupsi adalah keserakahan, kebutuhan dan kesempatan. Adapun yang paling mudah dikenali adalah keserakahan karena hal itu berpotensi dimiliki oleh setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun