Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Emak-Emak Juga Cinta Pancasila

20 Desember 2022   18:17 Diperbarui: 20 Desember 2022   18:34 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang tanggal 22 Desember setiap tahunnya yang kita kenal dengan Hari Ibu, penulis jadi 'melo' (melankolis atau sedih). Siapa sih di antara kita yang ujug-ujug (tiba-tiba) jadi orang dewasa seperti sekarang ini? Kita tidak lahir dari batu atau pohon, pastinya ber-ayah dan ber-ibu. 

Nah ibu kita itulah yang mengandung lebih dari sembilan bulan lamanya, dengan 'berat' dibawanya  badan yang semakin besar di bagian perut itu ke mana-mana. Termasuk naik kendaraan umum ketika ibu harus pergi dan pulang kerja. Ibu kita jualah yang memberi air susu ibu (asi) dan makanan bergizi setiap kita membutuhkannya, mendekap dengan kasih sayang bila kita menangis, kedinginan, ketakutan dan masih banyak lagi.

Pendek kata peran ibu jauh lebih besar dari peran ayah, dalam hal ini penulis tak hendak meremehkan sosok ayah. Namun, ijinkan kali ini penulis lebih menyoroti sosok ibu. Akan tetapi lalu apa kaitannya dengan Pancasila, kok berani-beraninya penulis mengangkat judul: "Emak-Emak Juga Cinta Pancasila". 

Peristiwa mengharukan ini bermula dari inspirasi kisah sukses seorang yang bernama Thomas Alfa Edison. Begitu besar peran ibu, betapa hebat motivasi yang diberikan kepada anaknya itu. Sama sekali tak ada sepotong kalimat atau tindakan si-ibu yang melemahkan si-anak, yang ada seratus persen (100%) semangat dan PMA (Positive Mental Attitude).

Yaaa.......PMA, di sini bukanlah singkatan dari Penanaman Modal Asing; boleh-lah kalau dimaknai sebagai Pemicu Makin Andal (Handal) tak peduli siapapun meremehkan emak-emak, karena sesungguhnya begitu besar perannya bagi kita semua, apakah anaknya itu laki-laki atau perempuan. 

Jangan pernah kecil hati, putus asa dan mudah menyerah, terus pupuk sikap mental positif (PMA) kalau Anda mau maju dan berhasil. Perkataan-perkataan negatif hanya akan 'membunuh' karakter kita. 

Oleh karena itu, segera ubah perkataan negatif itu menjadi positif sebagai pemicu/lecutan dan cambuk untuk kita agar semakin semangat dan berusaha lebih keras lagi. Jangan sekali-kali komentar negatif itu sempat terbukti, karena itu hanya akan memadamkan semangat. Buktikan kalau Anda bisa; katakan: "Yes I can -- no I can't !".

Emak yang Pancasilais

Di suatu wawancara, seorang teman saya nampak asyik berbincang dengan seorang ibu setengah baya (emak-emak) yang mempunyai rumah besar, ada aula, ada halaman yang cukup luas dan rindang, Nampak terurus rapi dan terkesan menyejukkan. Biasa digunakan untuk berbagai kegiatan, baik itu kegiatan RT, RW dan bahkan kegiatan keagamaan (berbagai agama yang ada di Indonesia). 

Tempat itu bukan semata-mata diperuntukkan sebagai tempat ibadah melainkan boleh digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bertujuan baik. Tidak berbau politik dan terbuka bagi siapa saja yang memerlukannya tanpa dipungut biaya/bayaran alias gratis. Tidak juga sebagai tempat untuk 'ngerumpi' berbagai hasutan niat jahat yang bertujuan untuk mengobrak-abrik ketenteraman dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Wajah ibu (emak) itu nampak berbinar ketika ada yang minta/meminjam tempat itu untuk kegiatan keagamaan. Dengan tegas si-emak mengatakan 'monggo' (silahkan) tanpa dia tanya agama Islam atau Kristen. Akan tetapi calon si-peminjam lebih dulu mengatakan bagaimana kalau Islam dan bagaimana kalau Kristen? Jawabnya, silahkan saja kalau perlu dikemas secara bersama-sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun