Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Membangun Toleransi dengan Dialog

25 November 2022   22:53 Diperbarui: 25 November 2022   23:01 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Betapa pentingnya hidup bertoleransi di bumi Indonesia ini. Namun, alangkah 'mahal'nya toleransi itu diwujudnyatakan dalam kehidupan nyata sehari-hari. 

Manusia diciptakan tidak ada yang sama persis satu sama lain, sekalipun mereka adalah anak kembar. Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil (17.500) yang satu sama lain dipisahkan oleh lautan dan dihuni bermacam-macam suku (1.340), tentu berbeda satu sama lain baik dari segi agama, budaya, adat-istiadat dan kebiasaannya.

  • Presiden pertama RI, bapak Ir. Soekarno, beliau  sosok yang visioner. Jauh-jauh hari sudah mencanangkan semboyan negara Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity), yang artinya walau berbeda-beda tapi satu juga. Semboyan inilah yang dipilih sebagai simbol pemersatu pluralitas bangsa. Bahkan dapat dikatakan bukan sekedar sebuah semboyan atau slogan melainkan falsafah yang diharapkan dapat dijiwai oleh setiap orang Indonesia dalam membangun spirit nasionalismenya.

Justru dengan adanya perbedaan membuat kita semakin 'kaya' dengan warna-warni kepelbagaian, pelangipun nampak elok karena banyak warnanya. Oleh karena itu sikap toleransi sangat diperlukan untuk tidak memperuncing perbedaan.

Kalaulah tidak dapat meniadakan konflik, setidaknya jangan sampai perbedaan dijadikan ajang perpecahan/konflik antara satu dengan yang lain. Bermacam-macam suku, agama, ras dan adat istiadat serta kebiasaan  yang berlain-lainan di Indonesia ini, mulai dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote hendaknya rukun dan bersatu.

Sebagaimana Bung Karno menyebutnya, bak 'untaian zamrut di katulistiwa' yang begitu asri, dan harus terus-menerus dirawat dalam rangka membangun nasionalisme yang kokoh di bumi Indonesia. 

Selain Bung Karno, bapak Muhammad Yamin juga mengatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika itu memberi semangat kepada seluruh bangsa Indonesia dalam mengembangkan kebudayaan, adat-istiadat, tradisi, agama, bahasa dan tata kehidupan di masyarakat yang harus dijaga atau dipelihara dalam setiap hati sanubari seluruh rakyat Indonesia.

Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Bhinneka Tunggal Ika

Merupakan nilai baik yang telah disepakati meliputi: Toleransi, Keadilan, Gotong-royong, Solidaritas, Kejujuran, Kepercayaan, Tanggung Jawab, Kepedulian, Produktivitas. 

Tentu saja tidaklah mungkin masing-masingnya dibahas semua dalam tulisan esai yang singkat ini. Namun, pada kesempatan ini penulis hendak menyajikan  dua hal penting yakni Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dengan Sikap Toleransi Beragama. Penulis mengangkatnya karena begitu rawannya bila masing-masing agama mengklaim bahwa ajaran/pahamnyalah yang paling benar sedang yang lain salah.

Kesadaran untuk hidup berdampingan dengan rukun dan damai adalah dambaan setiap orang. Oleh karena itu, masing-masing individu harus dapat mengendalikan dirinya dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika kehidupan. 

Saling terbuka untuk mendengar pandangan yang berbeda, saling mengenal dan saling menghargai perbedaan yang ada, bisa memaafkan dan bertindak sportif bila melakukan kesalahan, tenggang rasa karena sadar bahwa setiap orang berbeda. Membangun dialog antar masyarakat majemuk di Indonesia adalah cara yang terbaik dan sekaligus efektif untuk saling memahami satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun