Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Plus Minus Mengajar dari Rumah

18 November 2021   21:24 Diperbarui: 18 November 2021   21:34 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana penulis angkat pada judul tulisan di atas yaitu plus minus bekerja yang dalam hal ini mengajar dari rumah, memang ada tantangan yang sungguh mengasyikkan kalau saja WFH dan LFH diterima sebagai suatu kenyataan yang harus dijalani. Sementara orang merasakan bahwa dengan bekerja dari rumah ada waktu lebih untuk bersama keluarga, terutama bagi ibu-ibu muda yang masih mengasuh anaknya yang masih kecil (batita -- bawah tiga tahun atau balita -- bawah lima tahun). Mereka bisa bekerja sembari membereskan pekerjaan rumah tangga dan mendampingi serta mendidik putera/puterinya dengan lebih intensif.

Bekerja dari rumah, yang jelas tidak terpotong waktu perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya. Belum lagi kadang-kadang harus habis waktu gara-gara jalanan  macet atau harus berdesak-desakan di kendaraan umum yang sangat melelahkan. Bahkan bagi mereka yang bisa pulang kampung akan lebih asyik lagi, karena sangat mungkin mengajar dari rumah bisa dilakukan dari mana saja. Udara di kampung halaman relatif lebih sejuk nyaman dibanding dengan di kota besar seperti Jakarta, lagi pula tidak harus mengeluarkan biaya kost/kontrak juga ongkos transportasi.

Bagi mereka yang belum berumah tangga tentu memiliki lebih banyak waktu untuk mengasah dan meningkatkan kompetensinya ke tingkat yang lebih tinggi, sedang bagi mereka yang sudah berumah tangga mereka dapat mengelola waktunya bersama dengan keluarga sambil mengatur rumah tangganya. Sementara bagi dosen mereka lebih mempunyai cukup banyak waktu selain mengajar, ia dapat melakukan penelitian ilmiah atau banyak menulis diberbagai jurnal ilmiah nasional dan internasional. Adapun bagi mereka yang sedang menempuh studi lanjut, misalnya dari S2 ke S3, ia lebih bisa berkonsentrasi belajar supaya bisa lulus tepat waktu dengan prestasi yang bagus.

Urusan WFH dan LFH yang penting adalah pandai-pandai mengelola waktu dan setiap menangani pekerjaan hendaknya konsentrasi penuh. Dalam hal manajemen waktu, bagaimanapun juga WFH dan LFH pastinya lebih fleksibel, hemat waktu dan tenaga, juga bisa multitasking. Dari sekian banyak yang telah penulis uraikan di atas kiranya dapat kita pelajari dan renungkan bersama bahwa bekerja dari rumah harus dijalani dengan gembira, lebih banyak manfaatnya maka jalanilah, terlepas adanya beberapa tantangan yang harus diatasi seperti meningkatnya biaya listrik, biaya internet, bahkan dapat menimbulkan stres bagi mereka yang tidak mau belajar untuk berubah/maju.

Jakarta, 17 November 2021

Salam penulis: E. Handayani Tyas; Universitas Kristen Indonesia -- tyasyes@gmail.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun