Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidup Rukun di Tengah Masyarakat Majemuk

13 November 2021   20:40 Diperbarui: 13 November 2021   21:00 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan beragama di Indonesia jelas dijamin dalam UUD RI 1945, Bab XI Pasal 29: (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Bahwa setiap individu yang terkumpul dalam satu komunitas agamanya masing-masing, menuntut pengakuan yang wajar, merupakan Hak Asasi Manusia (HAM). Itulah sebabnya Pancasila menjadi 'jembatan' bagi segala perbedaan.

Indonesia akan nampak indah apabila antarsuku-antaragama-antarras dan antargolongan (SARA) dengan berbagai adat-istiadat dan budaya yang ada di bumi pertiwi ini dipelihara, dikelola, disyukuri dengan suasana hati yang tenteram dan damai (ada tertulis, 'berbahagilah orang yang membawa damai'). 

Di sinilah peran keluarga dan masyarakat sangat diperlukan dalam ikatan kerjasama yang harmonis sebagai agen transformasi bangsa Indonesia. Di lingkungan keluarga, didiklah anak/anak-anak dengan baik dan benar, karena keluarga adalah tempat menyemai moral anggota keluarga melalui pendidikan moral agama dan keteladanan budi pekerti.

Orangtua menjadi role model bagi anak sejak dini usia, sedang sekolah melanjutkan dan mendidik peserta didiknya dengan pembelajaran akhlak keagamaan, kearifan lokal dan kode etik perilaku. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sudah sering kita dengar, kinilah saatnya eksistensi kita sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat menerapkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Masing-masing individu harus mau dan mampu hidup berdampingan dengan orang lain, serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika kehidupan.

Kesadaran akan pentingnya hidup rukun diseluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote harus menjadi cita-cita luhur dan harus benar-benar menjadi kenyataan. Niscaya ekonomi tumbuh, rakyat sehat, pemerintah kuat dan pendidikan maju. 

Menurut Nelson Mandela: 'Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia'. Mari kita bersama bergotong royong untuk membawa bangsa ini ke tataran global dengan siap menjadi manusia pembelajar seumur hidup.  Mari terus kita galang persatuan dan kesatuan, karena dengan turut menciptakan kerukunan di bumi Indonesia merupakan perbuatan baik yang diperkenan oleh-NYA.

Akhirnya, hendaknya masing-masing orang yang hidup di Indonesia berpandangan bahwa mereka yang bukan saudaramu dalam iman, adalah saudaramu dalam kemanusiaan. Hidup di tengah masyarakat majemuk harus dapat berdampingan secara damai, berlandaskan semangat multikulturalisme untuk menjaga ketertiban umum, dengan tetap mengingat: 'Tidak ada stabilitas tanpa solidaritas dan tidak ada solidaritas tanpa stabilitas.

Jakarta, 13 November 2021

Salam penulis: E. Handayani Tyas; Universitas Kristen Indonesia -- tyasyes@gmail.com     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun