Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hore Sekolah Lagi

7 September 2021   23:23 Diperbarui: 7 September 2021   23:22 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah suatu kebiasaan apabila rasa senang dan gembira meluap di hati, apalagi bagi kanak-kanak, spontan ada kata horeee…..dan  biasanya diikuti dengan gerakan loncat-loncat dan sebagainya. Itulah kondisi yang terjadi ketika sekolah dinyatakan dibuka kembali pada hari Senin tanggal 30 Agustus 2021 dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pun mulai digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Euphoria terutama di kalangan anak-anak SD kita dapati di sana-sini. Semua itu dikarenakan menurunnya kasus covid-19 di Jakarta, di wilayah DKI Jakarta kini sudah tidak ada zona merah lagi.

Bagi orang-orang dewasa mereka mulai beraktivitas lagi, yang suka ke mal, suka makan di restoran, suka ke kafe, mereka hadir di tempat-tempat tersebut. Begitu juga tempat wisata mulai ramai pengunjung namun, jangan dulu abai dengan syarat protokol kesehatan yang harus tetap dipatuhi secara ketat. Pelonggaran-pelonggaran yang diberikan oleh pemerintah mulai sedikit demi sedikit diberikan dengan memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara bertahap, tidak lain semata-mata adalah demi kesehatan rakyatnya.

Sehat rohani dan sehat jasmani serta sehat pula perekonomiannya adalah bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah demi menyongsong hari depan yang lebih baik. 

Mulai dibukanya lagi tempat-tempat rekreasi bertujuan agar suasana menjadi ‘hidup’ kembali. Sementara usaha pemberian vaksin kepada seluruh masyarakat yang ada di wilayah NKRI terus dilakukan agar segera terbentuk kekebalan komunitas (herd community). Usaha mengedukasi masyarakat jangan pernah lelah supaya Indonesia segera terbebas dari pandemi covid-19. Oleh karena itu, sanksi tegas kepada siapapun yang melanggar harus tetap ditegakkan.

Sebagai buktinya, ada sekolah yang terpaksa ditutup lagi manakala melanggar aturan, ada pula kafe yang harus ditutup dan diberi sanksi berat karena menimbulkan kerumunan dan tidak patuh protokol kesehatan. Orang yang menyelenggarakan hajatan pernikahan dan lain-lain yang mendatangkan orang berkerumun juga dilarang. 

Anak sekolah yang abai dan lalai menggunakan masker atau memakai masker dengan tidak benar karena masker bukannya dipakai untuk menutupi mulut dan hidung, tetapi diturunkan ke dagu semua akan ditindak tegas. 

Memang menegakkan  disiplin itu tidak mudah namun, tanpa kesadaran masyarakat mulai dari anak-anak sampai dewasa, mulai dari orang awam sampai mereka yang berpendidikan tinggi tanpa kecuali harus mematuhi tata tertib/aturan yang berlaku, semua itu demi kemaslahatan orang banyak.

Kata TEGAS jangan dituliskan tanpa huruf S di belakangnya., karena akan beda maknanya (menjadi TEGA). Aparat yang berwenang harus TEGA memberikan sanksi demi tegaknya disiplin atau justru kebalikannya, menjadi tidak TEGA-an dan berlaku permisif, tentu saja tidak boleh karena hal itu jelas-jelas tidak mendidik. Bagaimanapun juga semua pihak tanpa kecuali harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

Haruskah PTM ditunda?

Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghimbau bahwa daerah dengan PPKM level 3, level 2 dan level 1 boleh menyelenggarakan sekolah tatap muka terbatas dan seluruh aktivitasnya dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sekolah tatap muka hanya diijinkan untuk menyelenggarakan pembelajaran selama 2 jam dalam sehari dan 2 kali dalam seminggu, itupun dengan kapasitas siswa maksimal 50% setiap kelasnya dengan pengaturan tempat duduk masing-masing seorang setiap bangkunya.

Sekalipun PPKM diperpanjang lagi namun, kebutuhan sekolah tatap muka terbatas dirasa mendesak dengan catatan apabila terjadi pelanggaran atau jika ditemukan kasus covid-19 di sekolah itu, maka ‘terpaksa’ ditutup kembali. Sifat PTM terbatas itu betul-betul dinamis, buka-tutup sekolah sesuai dengan konteks permasalahan yang ada di tiap sekolah. 

Jika saat PTM berlangsung, kemudian ada klaster penularan covid-19 di sekolah itu, maka langkah yang harus diambil adalah menghentikannya. Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan testing, tracing dan treatment baik kepada pendidik, tenaga pendidikan dan peserta didik untuk memperoleh kepastian aman atau tidaknya PTM dilanjutkan.

Mas Menteri Nadiem A. Makarim menargetkan bahwa pelaksanaan PTM terbatas di sekolah seluruh Indonesia sebaiknya dimulai pada tahun ajaran baru 2022/2023. 

Kalau kondisi masih fluktuatif seperti sekarang ini PTM terbatas pun sulit dipaksakan. Jika diketahui terdapat kasus terpapar covid-19, maka satuan pendidikan ditutup selama 3x24 jam untuk dilakukan disinfektasi oleh pihak Dinas Kesehatan. Keselamatan dan kesehatan manusia itu penting. Pendidikan juga penting namun, hanya dengan tubuh yang sehat saja lah semua bisa dikerjakan dengan baik.

PTM terbatas itu tidak sama dengan sekolah biasa (seperti dulu sebelum terjadi covid-19), tidak pula mengajar seolah hanya memindahkan pembelajaran dalam kelas dan kemudian diadopsi sepenuhnya ke pembelajaran on line. 

Untuk menjaga terjadinya pembelajaran satu arah (one way), monoton yang berakibat menimbulkan rasa bosan selama PJJ, pendidik harus bisa membuat suasana fun learning, sehingga peserta didik tidak merasa tertekan dan kesepian. 

Oleh karena itu, sambutlah luapan ‘horeee’ anak-anak, karena itulah cerminan dari isi hati mereka. Hargai sifat polos dan spontanitas mereka setelah sekian lama tak jumpa dengan teman-teman/sahabat dan gurunya.

Anak belajar di sekolah dan di rumah diusahakan se-asyik mungkin, belajar dan bermain (play and learn) pasti disukai mereka, diselingi alunan musik lembut akan menambah gairah anak dalam belajar. 

Menurut penelitian, musik dapat membuat syaraf-syaraf di otak lebih aktif sehingga mengakibatkan semangat dan kemampuan belajar anak, walaupun hal ini tidak berlaku untuk semua anak karena ada anak yang menghendaki suasana hening ketika mereka sedang belajar. 

Pendek kata pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) setidaknya dapat mengatasi suasana kaku/tegang. Mungkin saja anak mengalami perasaan senang, gundah dan canggung bercampur aduk ketika memulai PTM di ruang kelas untuk pertama kalinya setelah sekian lama belajar dari rumah.

Suasana kaku itu tidak hanya dialami oleh peserta didik namun, juga dirasakan oleh para pendidik. Untuk mencairkan suasana, lakukan skenario terbaik misalnya dengan menimbulkan rasa antusias melalui cerita-cerita lucu yang sifatnya mendidik. 

Siap melayani dengan hati yang tulus terhadap anak yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang selama daring terpendam dalam hati karena tidak adanya interaksi seperti di kelas tatap muka. Akhir kata penulis menghimbau, mari kita mulai dengan membiasakan diri lagi dengan kebiasaan-kebiasaan baru dan horeee…….kita segera terbebas dari pandemi covid-19.

Jakarta, 7 September 2021

Salam penulis; E. Handayani Tyas; Universitas Kristen Indonesia – tyasyes@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun