Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masa Depan Itu Kini

25 Agustus 2021   07:07 Diperbarui: 25 Agustus 2021   07:15 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekolah ada batasnya, tapi belajar tiada batas.

Seiring dengan kemajuan zaman, maju pula peradaban manusia, yang tadinya orang gagap teknologi kini harus menyesuaikan diri karena hampir semua kegiatan ditunjang internet. Untuk itu barulah terasa bahwa sekolah ada batasnya namun, hal belajar sungguh-sungguh tiada batas. 

Kalau sekolah, begitu tamat SMA/SMK orang lanjut ke S1, dari S1 bisa lanjut ke S2 dan dari S2 bisa lanjut sampai S3. Akan tetapi hal belajar, tidak peduli ia sudah lulus S3 (Doktor atau Ph.D) kalau ia berhenti belajar bisa saja ia akan ketinggalan informasi.

Hal-hal baru seperti berbagai keterampilan baru akan terus bermunculan, karena  manusia memiliki kemampuan untuk berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif. Apabila kedua belahan otak manusia yaitu yang kiri dan yang kanan dipadukan, terjadilah dialog yang menjadikan manusia itu kreatif, karena manusia itu diciptakan oleh Sang Maha Kreator yaitu Tuhan Yang Maha Esa. 

Sebagaimana Howard Gardner dengan Multiple Smart nya mengatakan bahwa di dalam diri setiap manusia memiliki berbagai kecerdasan. 

Akhir-akhir ini dikenal kecerdasan buatan (Artificial Intelligence /AI), adalah salah satu bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia, bahkan bisa lebih baik dari pada yang dilakukan manusia.

Sejak kapan pendidikan itu dimulai?

Ada yang mengatakan sejak anak terlahir ke dunia, ada pula yang mengatakan sejak anak dikirim ke sekolah formal (PAUD -- SD -- SMP -- SMA/SMK dan seterusnya). Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan bahwa pendidikan itu dimulai sejak janin/bayi masih dalam kandungan ibunya dan berlangsung terus sampai ke liang lahat (from whomb to tomb). 

Mengapa demikian, mungkin ada pembaca yang terheran-heran namun, penulis siap membahasnya pada kesempatan yang akan datang. Dunia pendidikan menghadapi tantangan besar, kemajuan teknologi yang pesat, sementara situasi dan kondisi saat ini sangat tidak menentu dan penuh ketidakpastian. Salah satu pemicunya adalah pandemi covid-19, sehingga banyak orang terkaget-kaget dibuatnya.

Pendidik, peserta didik dan orangtua peserta didik harus mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan dan perubahan ini. Anak harus belajar dari rumah dan orangtua dituntut berperan jadi guru, anak-anak harus bisa mandiri dan beradaptasi dengan keadaan, pendidik (guru/dosen) harus dapat mengoptimalkan berbagai sumber pembelajaran yang kini semakin terbuka. 

Pademi covid-19 memang datang tanpa diundang dan membuat banyak orang terperangah karenanya. Dunia pendidikan mengalami revolusi, maka sistem pendidikan harus responsif melayani kebutuhan peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun