Apabila Trump terlalu menyudutkan China, bisa saja China tidak akan tinggal diam dan akan memutuskan hubungan kerja sama dengan Apple lagi. Dalam artian China sudah tidak akan merakitkan iPhone di negaranya. Lalu apa imbasnya terhadap AS? Maka produk iPhone akan dirakit di negara yang biayanya tentu akan lebih mahal dari China dan harga penjualannya pun akan justru lebih mahal karena biaya produksi yang lebih mahal.
Perselisihan antar kedua raksasa ekonomi dunia yaitu AS-China pasti tidak akan luput dari berimbasnya terhadap seluruh negara belahan dunia. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena kabarnya, selain kebijakannya terhadap China, Trump juga dikabarkan akan mencabut GSP (Generalized System of Preference) terhadap negara-negara yang mendapatkan GSP. Apa itu GSP? GSP adalah kebijakan perdagangan suatu negara yang memberikan pemotongan tarif bea masuk impor terhadap produk ekspor negara penerima.
Ini merupakan kebijakan perdagangan sepihak (unilateral) yang umumnya dimiliki oleh negara-negara maju untuk membantu perekonomian negara berkembang, tetapi tidak bersifat mengikat bagi negara pemberi maupun penerima. Mengapa Trump melakukan hal itu? Karena Trump ingin mengurangi tingkat defisit neraca perdagangan di AS yang kian memburuk. Hal ini sangat signifikan yang akan dirasakan oleh Indonesia salah satunya apabila GSP benar-benar akan dihapuskan.
Selain dari GSP yang dikabarkan akan dicabut, apa dampak dari perang dagang AS dan China? Selain dari GSP, hal yang merugikan juga akan dirasakan oleh nagara-negara yang pengekspor komoditas-komoditas bahan mentah ataupun semi-jadi. Mengapa? Karena kebijaka-kebijakan trump yang memutus hubungan kerjasama perusahaan AS dengan perusahaan China. Dalam hal ini contohnya adalah Qualcomm. Qualcomm adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan Chipset atau Processor dari Smartphone. Apabila hubungannya dengan Huawei diputus, maka tingkat produksi akan menurun.
Oleh karena itu, karena permintaan dari Qualcomm akan menurun, maka negara-negara dengan produk ekspor komoditas mentah bahan pembuatan chipset pun akan menurun. Contoh kecilnya seperti itu. Jadi inilah sebabnya mengapa ekonomi indonesia akhir-akhir ini menurun dari pada tahun-tahun pada era Presiden SBY. Itu bukan serta merta kesalahan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Melainkan efek dari perang dagang AS dan China yang harus kita antisipasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H